🫶30🫶

3.5K 200 56
                                    

Menuruti permintaan Reygan, membuat Rafka dan Dirga kini telah berada di sky lounge, wajah lelah letih dan lesu tampak begitu nyata pada keduanya.

"Sebenarnya kita mau ngapain disini Raf." Tanya Dirga sembari menghisap rokoknya berharap rokok bisa sedikit menangkan pikirannya.

"Reygan cuman minta kita tunggu dia disini." Ujar Rafka.

"Masalah ini harus terselesaikan sekarang juga." Ucap Reygan yang baru saja datang di sky lounge.

Ucapan Reygan tentu saja mengundang pertanyaan bagi Dirga dan Rafka, menyelesaikan masalah? Masalah apa yang harus diselesaikan, bukannya semua sudah jelas, bahwa Alana adalah istri Reygan dan kini tengah mengandung anak dari Reygan.

"Emang kita punya masalah?" Tanya Dirga sembari berdiri dan mematikan rokoknya.

"Jangan kira gue bakal diam aja, setelah apa yang lo perbuat sama gue." Tegas Reygan.

"Soal pernikahan lo yang gue bongkar? Itu udah seharusnya terjadi Rey." Jawab Dirga dengan santainya.

"Lo itu sahabat gue Dir, kenapa lo begitu tega sama gue." Tegas Reygan.

"Tega mana sama lo? Lo orang pertama yang meluk gue saat nyokap gue pergi, sejak saat itu gue udah menganggap lo lebih dari seorang sahabat Rey, kita ini udah kayak saudara, tapi kenapa lo tega sembunyiin hal besar kayak gini dari gue, dimana hal itu menyangkut perempuan yang gue cinta Rey, bahkan lo dengan tega seolah mendukung gue sama Alana, padahal jelas-jelas dia istri lo! Andai aja gue tau itu semua dari lo langsung, sakit yang gue rasain enggak akan sesakit ini!" Tegas Dirga

"Enggak cuman yang lo yang terluka, enggak cuman hidup lo yang hancur, hidup gue juga hancur saat Alana hadir dalam hidup gue, semua tatanan masa depan yang gue impikan harus berantakan karena dia." Tegas Reygan.

"Itu udah takdir Tuhan Rey, kehadiran Alana dihidup lo udah jalan yang Tuhan tentukan untuk hidup lo, jadi berhenti untuk menyalahkan Alana, sebenci apapun lo sama Alana, sekarang dia calon Ibu dari anak lo." Tutur Rafka pada sahabatnya itu.

"Gue enggak pernah cinta sama Alana, sedikitpun gue enggak pernah mau di ada di hidup gue!" Ucap Reygan penuh penekanan.

Bugh.... Tanpa basa basi Dirga menghantam keras wajah Reygan hingga membuat Reygan tersungkur ke lantai.

"Menurut lo, lo pantas ngomong kayak gitu disaat Alana lagi ngandung anak lo! Kalau lo enggak cinta kenapa lo hamilin dia anjing!" Marah Dirga yang kesabarannya seolah habis jika telah berhadapan dengan Reygan.

"Dirga... bisa enggak sih lo enggak usah pakai kekerasan." Ujar Rafka yange mencoba menjauhkan Dirga dari Rafka

"Kelewatan dia Raf!" Tegas Dirga

"Udah berapa kali lo hajar gue?" Ucap Reygan sembari berdiri dan langsung menghantam keras wajah Dirga

Bugh...Dirga tersungkur akibat pukulan keras yang Reygan berikan.

"Kalau aja gue enggak ingat akan Tuhan, gue akan jadi orang pertama yo bunuh lo pakai tangan gue sendiri Rey!" Tegas Dirga.

"Gue enggak ada niat untuk sentuh Alana sedikitpun, tapi gue juga enggak munafik, kalau gue cowok normal yang terkadang enggak bisa mengendalikan nafsu." Ujar Reygan

"Anjing lo! Bajingan lo! Lo cuman jadiin Alana pelampiasan nafsu lo doang!" Ucap Dirga sembari mendorong tubuh Reygan.

"Dia yang mancing nafsu gue." Ujar Reygan dan membalas mendorong tubuh Dirga.

"Kalian kenapa main kekerasan sih." Marah Rafka yang berusaha melerai kedua sahabatnya yang selalu saja main baku hantam begitu saja.

"Dia yang mulai Raf." Ujar Dirga.

ACCIDENTALLY (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang