🫶46🫶

3.1K 208 43
                                    

Mentari pagi tampak bersinar terang, pertanda pagi telah datang, terlihat seorang Reygan Alviano Adendra tengah tertidur pulas di kursi disamping ranjang Alana dengan kepala yang ia tidurkan disamping bahu Alana.

Tampaknya semalam waktu Alana tertidur pulas menjadi kesempatan emas bagi Reygan untuk bisa masuk dan berada di dekat Alana, bahkan kini bisa membuatnya tidur di samping Alana.

Sebenarnya Alana sudah bangun sebelum matahari terbit, namun ia memilih diam saat melihat Reygan tengah tertidur pulas dengan wajah yang begitu lelah di samping ranjangnya.

Alana hanya terdiam sembari terus menatap Reygan, banyak pertanyaan terngiang dalam benak seorang Alana. Salah satunya adalah keyakinannya terhadap keputusannya untuk bercerai dengan Reygan. Apakah dirinya ini sungguh ingin bercerai dengan Reygan? Atau keinginan bercerainya ini hanya karena emosi belaka saja, apalagi jika mengingat perjuangannya yang ingin sekali memenangkan hati seorang Reygan seolah sia-sia jika akhrinya harus bercerai juga.

Namun jika mengingat sikap Reygan kepadanya, apalagi mengingat soal Reygan yang meminta izin padanya untuk menikahi Violetha begitu terasa menyesakkan dalam dada , tapi semuanya itu seketika sirna saat dirinya mengingat dimana Reygan berlutut dihadapannya sembari menangis dan memohon maaf padanya, disitu Reygan terlihat begitu tulus tak seperti biasanya, apa Reygan benar-benar telah berubah? Atau semua ini hanya karena Reygan tak ingin kehilangan anaknya bukan karena telah mencintainya?

Di tengah pikirannya yang penuh dengan pertanyaan dan mencoba menerka-nerka, entah mengapa tiba-tiba ada rasa gejolak yang berlebih dari perutnya yang membuat seorang Alana bangun dari posisi tidurnya.

Rupanya pergerakan Alana membuat tidur lelap seorang Reygan terganggu yang membuat seorang Reygan membuka mata perlahan.

"Alana, kamu udah bangun sayang." Ujar Reygan dengan suara khas bangun tidurnya serta mengerjapkan mata menyesuaikan dengan cahaya yang masuk ke dalam matanya.

"Ada yang sakit sayang?" Tanya Reygan saat melihat Alana berusaha untuk duduk, Reygan pun mencoba membantunya namun ditepis oleh Alana.

"Enggak usah sok peduli sama aku." Ujar Alana sembari memegang perutnya mencoba menahan gejolak di perutnya.

"Are you okay sayang?" Tanya Reygan dengan sedikit khawatir saat melihat Alana hendak turun dari ranjang membuat Reygan dengan sigap mencegahnya sebab sesuai dengan pesan dokter bahwa Alana harus bedrest.

"Ada yang sakit? Bilang sayang? Kenapa perutnya?" Tanya Reygan yang hanya mendapat gelengan kepala dari Alana.

Hingga Alana tak mampu lagi menahan gejolak yang ada di perutnya yang membuatnya tak sempat untuk pergi ke kamar mandi hingga memuntahkan isi perutnya begitu saja sampai  mengenai pakaian Reygan.

"Rey..maa.." belum juga selesai mengucapkan kata maaf Alana kembali merasa mual yang membuatnya muntah kembali.

"Tenang sayang, keluarin lagi kalau masih mual ya." Ucap Reygan menenangkan Alana sembari memijat tengkuk kepala Alana agar lebih mudah mengeluarkan rasa mualnya.

Setelah rasa mual Alana dirasa sudah cukup mereda membuat Reygan membantu Alana untuk kembali berbaring diranjangnya.

"Aku ganti baju dulu ya, kamu istirahat aja, kata dokter kamu harus bedrest." Ujar Reygan yang tak dihiraukan oleh Alana sediktipun.

Untung saja semalam ia sudah meminta Clarissa untuk mengantarkan pakaian gantinya, sehingga kini Reygan tak perlu pusing saya pakaiannya kotor karena muntah Alana.

Tak membutuhkan waktu lama bagi seorang Reygan untuk berganti pakaian, kini Reygan telah keluar dari kamar mandi sembari membawa sebuah pel yang membuat Alana mengernyitkan dahinya.

ACCIDENTALLY (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang