🫶12🫶

3.5K 200 24
                                    

Mobil Reygan berhenti tepat di garasi kediaman keluarga Adendra, dengan wajah datar tanpa artian, Reygan melepas sabuk pengaman yang melingkar di tubuhnya, begitu pun dengan Alana.

"Gue rasa ucapan lo tadi cuman bercanda ya Al, bercanda yang cukup bikin gue kaget dan membahayakan orang lain karena buat gue ngerem mendadak, tapi It's oke gue maafin itu, sekarang kita masuk, dan gue minta lo bersikap seolah begitu mencintai gue dan mendukung apapun yang jadi keputusan gue, paham kan?" Tutur Reygan.

Mendengar penuturan Reygan membuat Alana hanya mengangguk sebagai pertanda ia memahaminya, sejujurnya perasaan tak karuan sedang bertarung dalam benak seorang Alana, sebab belajar mencintai Reygan bukanlah hal mudah karena cinta Reygan telah di miliki kekasihnya, namun jika ia setuju dengan rencana Reygan untuk bercerai itu sama saja membuatnya menjadi janda di usia muda dan itu bukanlah hal yang mudah juga.

"Ya Allah bantu aku." Batin Alana sembari turun dari dalam mobil saat melihat Reygan telah turun dari dalam mobil

"Sini tangan lo." Ujar Reygan sembari mengulurkan tangannya di hadapan Alana.

"Buat apa." Tanya Alana.

"Kan gue udah bilang, kita harus terlihat saling mencintai supaya bisa keluar dari rumah ini, jadi sini tangan lo, kita masuk dengan genggaman penuh cinta." Ujar Reygan.

"Okelah." Ujar Alana sembari memberikan tangannya untuk masuk dalam genggaman Reygan.

"Oh iya satu lagi, tadi waktu di Mall pas gue sama Vio jalan, gue enggak sengaja ketemu Papa, jadi sebisa mungkin lo cari alasan gimana caranya Papa enggak nyurigain Vio sebagai perusak rumah tangga kita." Ujar Reygan.

"Lo yang berbuat kenapa gue yang harus bertanggung jawab." Omel Alana.

"Karena pernikahan ini terjadi juga karena lo penyebabnya, udah ayo masuk." Ajak Reygan.

Dengan langkah pasrah Alana berjalan memasuki kediaman Adendra dengan tangan yang bergandengan dengan Reygan.

Setibanya di dalam kediaman Adendra, Reygan langsung mengajak Alana untuk ke ruang keluarga dimana disana sedang terlihat Pak Irfan dan Bu Vera sedang menonton televisi sembari menikmati beberapa kue yang ada.

"Enak banget nih, sore-sore ngopi sambil nyemil." Goda Reygan pada kedua orang tuanya.

"Hei, kalian udah pulang? Sini ikut gabung." Ajak Bu Vera

"Iya Ma." Ujar Reygan.

"Haduhh pengantin baru jalan aja harus gandengan, jadi ingat masa muda deh Mama." Goda Bu Vera.

"Mama bisa aja." Ujar Alana dengan berusaha tersenyum di hadapan sang Mama mertua.

"Kebetulan banget ada Mama sama Papa lagi santai disini, Reygan dan Alana mau ngomong sesuatu sama Mama dan Papa." Ujar Reygan.

"Soal apa? Soal kamu yang berusaha menutupi kelakuan kamu yang jalan sama perempuan selain istri kamu." Tegas Pak Irfan.

Reygan seketika menelan salivanya, ketakutannya kini terjadi namun ia harus tetap terlihat tenang agar sang Papa tidak makin curiga terhadapnya.

"Reygan jalan sama cewek lain Pa?" Tanya Bu Vera.

"Iya Ma, tadi Papa ketemu di Mall, dia lagi jalan sama perempuan seksi yang pakaiannya kayak kurang bahan anak ini emang enggak tau diri, bisanya bikin malu doang." Omel Pak Irfan.

"Papa, maaf sebelumnya kalau Alana memotong pembicaraan Papa, tapi tadi yang bersama Reygan di Mall, itu teman Alana, Pa, dia bukan anak asli sini kebetulan lagi liburan disini, terus tadi Alana tinggal ke toilet bentar, enggak taunya dia hilang, dan Reygan bantuin Alana untuk cari dia, iya kan sayang." Bohong Alana untuk menutupi kelakuan Reygan dengan kekasihnya Violetha.

ACCIDENTALLY (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang