•
•
•
•
•
•Semua persiapan udah selesai, tinggal menunggu prata pulang. Mengingat ultah sang ayah. Satu kenangan terlintas di penak lysta, dimana momen tersebut ada sang ibunda. Mereka bertiga dengan abang nya nachar menyiapkan kejutan untuk prata. Adain saja waktu itu prata pulang ini semua tidak akan pernah terjadi.
Ya, Carlinta pergi satu hari setelah acara tersebut. Hal itu membuat lysta bertanya tanya, apa yang terjadi?. Setelah hari itu ia tidak pernah lagi bertemu dengan sang bunda. 8 tahun udah berlalu, ia masih belum bisa melupakan hari itu.
Saat ia di Amerika, seseorang mengirimkan foto sang ibunda dengan surat. Isi surat tersebut lysta masih ingat jelas. Acara ulang tahun prata sedikit membuat lysta takut, ia terus terbayang kejadian hari itu.
"Balqis!." Panggil bian.
"Hah!."
"Kamu kenapa? Bengong aja dari tadi, aku panggil kamu beberapa kali kamu gak jawab, kamu kayak lagi nggak ada disini." Mimik wajah bian jadi cemberut.
"Gak, aku disini sayang!." Jawab lysta lembut.
Bian langsung tersenyum mendengar lysta menyebutnya sayang, kayak mimpi. Satu kecupan mendarat sempurna dipipi kanan lysta.
"Ekhem! Mesraan aja terus!!." Celetuk Vano.
"Iri lo? Kasian jomblo!." Ledek fazen gak tau diri.
"Kok aku di zolimi sih mas!." Mode gila Vano kumat.
"Callysta! Bokap lo pulang tu!." Chelsea berteriak dari ruang tengah.
"Semua siap ya!."
"Sip!!."
Prata turun dari mobil dengan gagah bak seorang pemuda, kemeja putih melekat pada tubuh nya. Meski usia tidak muda lagi, dari belakang terlihat seperti anak muda. Seorang wanita turun dari mobil, berdiri disamping prata.
Senyum keduanya terlihat sangat bahagia, tangan saling bersahutan. Mereka berjalan memasuki rumah.
Cekle!
"HAPPY BIRTHDAY!!!."
Teriak mereka semua, dengan senyuman khas masing-masing.
"Happy birthday ayah!." Ucap lysta.
Prata terlihat terkejut dengan kejutan tersebut. Senyuman lysta seketika pudar melihat seorang wanita masuk, berdiri tepat dibelakang sang ayah. Lysta menjatuhkan Cake yang ada di tangannya saking terkejutnya apa yang ia lihat. Semua mata tertuju pada lysta.
"Bunda!."
Satu kata keluar dari mulut lysta, membuat temen temennya ikut terkejut.
Bian yang tadi terdiam, ia menggenggam tangan lysta.
"A-ayah? Ap-apa nih?." Lysta sangat bingung sekarang harus bersikap bagaimana, sedih, senang, bingung, shok. Campur aduk, tanda tanya paling besar.
Lysta berbalik badan, baru beberapa langkah. Suara yang ia rindukan terdengar. Membawa lysta ketarik jauh kemasa lalu.
"Callys!."
KAMU SEDANG MEMBACA
CALLYSTA! |END| (Revisi)
General FictionFollow dulu sebelum baca! Selama dua tahun tinggal di Amerika, Callysta memutuskan untuk kembali ke indonesia dan sekolah disana. Callysta kembali untuk mencari tau penyebab kepergian sang bunda. Sebenarnya apa yang terjadi delapan tahun yang lalu...