•
•
•
•
•
•Bel pulang sudah lima belas menit yang lalu berbunyi, semenjak dari tadi bian menunggu lysta diparkiran tapi gadis itu tak kunjung datang.
"Hai bian, aku boleh nebeng kamu nggak?." Tiba-tiba viola datang seperti tamu tak diundang. "Oh ya, kamu mau nggak temenin aku beli buku?, habis itu kita ke mall, Ok." Viola memeluk lengan bian.
"Gue pulang sama lysta." Ujar bian datar melepaskan tangan viola dari lengannya.
"Kamu kenapa sih? Dulu kamu nggak kayak gini sama aku." Viola merasa kecewa dengan sikap bian yang sekarang pada nya.
"Emangnya dulu gue gimana?." Bian tanya balik. Padahal bian selalu cuek pada viola. "Lo salah paham selama ini, gue peduli sama lo karna gue ngerasa bertanggung jawab bukan berarti gue suka sama lo, dan sekarang kaki lo nggak papa, udah bisa jalan kan, mulai sekarang jauhin gue." Lanjut bian datar.
Viola terdiam mendengar lontaran bian yang menusuk hati nya.
"Nggak ada sedikit pun perasaan kamu buat aku?." Viola menatap bian meminta pertanggung jawaban. "Apa yang harus aku lakuin untuk mendapatkan hati kamu?."
"Nggak ada yang harus dilakuin, udah ada orang lain di hati gue, berhenti suka sama gue." Kata bian pergi dari parkiran.
Viola meneteskan air mata, gimana dengan perasaannya? Apa yang harus ia buat untuk menghilangkan perasaan nya?. 'Aku akan berusaha untuk mendapatkan hati kamu bian', batin Viola.
Bian menulusuri koridor, matanya terus mencari di mana gadisnya berada. Ia menghentikan langkah kaki saat mendengar suara tawa gadisnya berasal dari kelas gadis itu. Bian menghampiri suara tersebut ia bisa melihat lysta sedang berbicara dengan salah satu sahabat nya tidak lain adalah zidan. Sejak kapan mereka dekat?.
"Ekhem!."
Dua insan itu menoleh secara persamaan.
"Di tungguin dari tadi nggak nongol-nongol ternyata asik ngobrol sama laki-laki lain." celetuknya tanpa melirik lysta bian langsung menggandeng tangan gadis itu keluar dari kelas tersebut.
Sampai di parkiran.
"Ayok pulang." Cicit lysta sudah memakai helmnya tapi bian masih tetap diam saja.
Merasa dicuekin sama laki-laki itu lysta mengambil helm lalu memakaikan nya kepada bian.
"Lo cemburu?." Gerutu lysta tersenyum miring.
"Nggak!, ngapain cemburu? kamu milik aku." Bian memajukan langkah mendekati gadis itu.
"Ayok pulang! gue laper." Lysta mundur beberapa langkah namun pinggang nya ditarik oleh bian sehingga tubuh mereka menempel.
"Jangan berani tertawa didepan orang lain." Bian berbisik tepat ditelinga kanan gadisnya. Lysta mendorong dada bidang bian sedikit menjauh dari nya.
Bian tersenyum lebar menyadari istrinya menatap sinis kepada nya.
"Lysta!." Panggil seseorang dari arah belakang.
Lysta dengan bian menoleh secara bersamaan melihat siapa yang memanggilnya.
"Aku mau ngomong sama kamu." Ucap arkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
CALLYSTA! |END| (Revisi)
Fiction généraleFollow dulu sebelum baca! Selama dua tahun tinggal di Amerika, Callysta memutuskan untuk kembali ke indonesia dan sekolah disana. Callysta kembali untuk mencari tau penyebab kepergian sang bunda. Sebenarnya apa yang terjadi delapan tahun yang lalu...