•
•
•
•
•
•Suasana malam ini begitu indah, alunan lagu dengan gitar menyatu sempurna api unggun juga ikut hadir menghangatkan katika udara dingin. Momen ini akan menjadi sejarah dalam hidup Lysta, karna malam ini ia sangat bahagia.
Vano memainkan gitar dan Raifan memainkan gelas dengan sendok, sedangkan yang lain ikut nyanyi. Mereka duduk mengelilingi api unggun, acara nya sederhana namun yang berkesan adalah orang orangnya. Yang Nge-bucin dunia terasa milik berdua, seolah-olah yang lain ngontrak tidak berhak komentar. Siapa lagi kalau bukan kapal haram dan kapal halal.
"Kita masih ada satu semester lagi sebelum tamat, kita bikin Parry nya gimana?," Tanya Alisya.
"Iya ya, kita gak lama lagi udah selesai." Ujar Raifan, seketika suasana berubah menjadi hening.
"Ahh jangan bahas itu dong, kan gue jadi sedih." Kata Abel memeluk Fazen posesif.
"Ya kan dia cuma nanya doang, emang mau bahas apa? Masa depan lo berdua?." Celetuk Vano kejauhan, membuat Fazen menatap nya tajam.
"Berisik lo pada!! Mending kita nyanyi bareng bareng!."
"Musik!!."
Bian menatap Lysta tersenyum, ia bahagia Lysta jadi istri nya meskipun awalnya Bian sempat menolak perjodohan tersebut. Namun laki-laki itu tidak menyesal menerima Lysta jadi pasangan hidup nya, Bian berharap ia bisa hidup lebih lama dengan Lysta. Bian menarik pinggang Lysta agar lebih dekat dengan nya, lalu ia memajukan wajahnya depan telinga kiri Lysta.
" I love you baby," Bisik Bian.
" I love you too," Balas Lysta tersenyum menangkup wajah Bian dengan kedua tangan nya kemudian mengucup bibir Bian sekilas. Lysta mengalihkan pandangannya lalu bersikap seolah tidak terjadi apa apa dan kembali ikut nyanyi. Bian yang belum merubah posisinya ia masih menatap Lysta, Bian masih tidak percaya Lysta mencium nya. Ia tidak bisa menyembunyikan kesenangannya.
"Sayang peluk." Titah Bian langsung dituruti oleh Lysta. Bian menyembunyikan wajahnya dileher istri nya, ia sangat suka wangi tubuh Lysta itu membuatnya betah dipelukan Lysta.
"Gayss! Satu kata buat momen ini!." Ucap Denil.
"Indah!." Lalu Denil mengerahkan botol kosong ke orang sebelah nya.
"Ingin!." Kata Alsam.
"Malam!."
"Seru!."
"Tawa!."
"Candaan!."
"Senang!," Kata Runa.
"Juga!," Sambung Rayyan.
"Bahagia!," Kata Lysta.
"Juga!," Lanjut Bian.
"Bintang!." Kata Fazen.
"Bulan!," Abel menatap Fazen yang tersenyum padanya.
"Gitar!," Sahut Vano.
"Nyanyi!." Kata Alisya.
"Hangat!." Sambung Chelsea.
"Cantik!." Sahut Raifan menatap Chelsea disamping nya.
"Sahabat!," Kata Zidan terakhir.
"Udah jam sebelas, istirahat yuk gays!." Ujar Abel melihat jam sudah hampir tengah malam.
"Selamat tidur bebeb!." Ucap Fazen pada Abel.
"Iya, kamu jangan bergadang ya, nanti demam lagi!." Peringat Abel.
"Iyah, bentar lagi aku tidur."
Abel satu tenda dengan Chelsea dan Runa dengan Alisya, Abel sama Chelsea mereka tidur duluan karena sudah sangat mengantuk. Biasanya jam tidur mereka di bawah jam sebelas. Sedangkan Alisya gadis itu sibuk ngebacot dengan Vano, Danil dan Alsam jadi penonton di acara lawakan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
CALLYSTA! |END| (Revisi)
General FictionFollow dulu sebelum baca! Selama dua tahun tinggal di Amerika, Callysta memutuskan untuk kembali ke indonesia dan sekolah disana. Callysta kembali untuk mencari tau penyebab kepergian sang bunda. Sebenarnya apa yang terjadi delapan tahun yang lalu...