•
•
•
•
•
•"Donat buah nya mana?." Lysta mengobrak-abrik isi plastik yang dibawa bian.
Lysta menatap bian penuh tanda tanya. Bian menjelaskan bahwa donat buah yang ia ingin tidak ada. Seketika ekpresi gadis itu berubah datar dan melangkah menuju tangga ke lantai atas dengan menghentakkan kakinya. Mode ngambek kumat.
Bian menghela nafas berat. Ia menyusul lysta ke lantai atas. Bian membuka pintu kamar menepati lysta sudah tertidur, bian menatap mata bulat lysta yang sudah tertutup. Mengusapnya lembut.
"Sorry baby." Gumamnya.
Pagi, seperti biasa lysta berangkat ke sekolah dengan bian. Tapi hal itu masih aneh bagi anak-anak SMA Melorine. Gimana tidak aneh? seorang Arabian dikenal sangat cuek dan kejam anti cewek. Tiba-tiba punya pacar, sulit untuk di percaya.
Viola melihat mereka dari kejauhan, hatinya merasa kebencian amat dalam pada lysta.
"siapa dia sampai kamu nggak mau ngelirik aku sedikit pun? Apa kelebihan dia di mata kamu?, sampai kamu segitunya suka sama dia." Gumamnya.
Lysta turun dari motor, melepas helmnya.
"Nanti pulang sekolah aku cari lagi donat buahnya ya." Bian berdiri sangat dekat dengan lysta hingga gadis itu harus mendongak menatap bian.
"Nggak jadi mau lagi! Telat!." Lysta melewati bian gitu saja.
Bian menghela nafas pelan.
"Sabar aja, namanya juga cewek!."
Tiba-tiba zidan datang bak tamu tak diundang, ternyata ia tidak sendiri ada juga anak anak black janson yang lain. Tapi tumben zidan bersuara tentang hal ini. Dah lah bian tidak ingin memperpanjang masalah sepele.
"Bos! Ayok ke kantin laper nih." Vano mengusap perutnya.
Plak!
Fazen memukul kepala vano, "Alah.. Bilang aja lo pengen di traktir. Nggak usah pakek drama ngajak, kayak cewek aja lo!!.
"Kenapa sih aku selalu salah dimata kamu?." Vano meniru waria tadi di warkop mang irul sebelum mereka sekolah mereka sempat mampir untuk ngopi.
"Mas jijik sama aku?! Jawab mas!!." Vano menarik narik lengan fazen.
"ANJIRR!! JAUH JAUH DARI GUE BABI!!!" Fazen melarikan diri dari sana. "AYANG ABEL TOLONGIN AKU!!!."
"MAS!! TUNGGU AKU!!." Vano mengejar fazen. Siswa-siswi yang menyaksikan mereka ketawa terbahak bahak.
"Itu bukan temen gua, mereka bukan temen gue!." Raifan menutup muka dengan tasnya.
Bian hanya terkekeh dengan kelakuan temen temennya.
"Kalian duluan, gue ke kantin bentar." Kata Rayyan.
"Yan nitip!." Teriak raifan.
"Hay Grils!." Sapa lysta masuk ke dalam kelas.
"Hay, oh ya ta nanti malam kita makan bareng yuk di restoran yang baru buka depan apartemen gue." Ajak alisya yang sedang piket.
"Tumben lo ngajak duluan, ada apaan nih?." Runa menatap alisya curiga.
"Nanti kalian juga tau." Ujar alisya santai.
"Oke." Lysta mendarat bokongnya disebelah Abel.
"Bel lo ikut kan?." Tanya runa.
"Hah!."
"Hah hoh! Ikut nggak lo biar gue pesan tempat untuk kita berlima." Kata lisya.
"Ikut lah! Masa gue ditinggal."
KAMU SEDANG MEMBACA
CALLYSTA! |END| (Revisi)
Ficção GeralFollow dulu sebelum baca! Selama dua tahun tinggal di Amerika, Callysta memutuskan untuk kembali ke indonesia dan sekolah disana. Callysta kembali untuk mencari tau penyebab kepergian sang bunda. Sebenarnya apa yang terjadi delapan tahun yang lalu...