•
•
•
•
•
•DOR!!
Suara tembakan itu menggema, seketika langkah Lysta terhenti tanpa ababa air mata nya mengalir. Detak jantung nya tidak berhenti berdetak kencang.
"Kalian duluan." Katanya langsung balik badan pergi.
"Carllys!!." Teriak Carlinta ingin mengejar Lysta namun di tahan oleh Mariana.
"Lysta pasti baik baik saja, lu nggak percaya sama anak sendiri?, jangan lupa anak lo siapa, ayok!." Titah Mariana menarik tangan Carlinta.
Disisi lain para laki-laki sibuk berantam, menahan lawan untuk tidak memukulinya.
Lysta datang dengan senapan ayah nya, ia menarik salah satu kursi kemudian menopang senapan. Satu persatu peluru keluar dari tempat menusuk manusia. Perkelahian itu berlangsung satu jam lebih, Bian berhasil menjatuhkan sepuluh orang, seseorang hendak menusuk Bian dari belakang namun sudah lebih dulu ditembak oleh Lysta. Bian menatap Lysta sekilas lalu melanjutkan aksinya.
Mereka sibuk berkelahi dengan lawan masing-masing, Prata dengan Marfion berusaha mengalahkan Leyman.
"Berani sekali kamu mengusik keluarga saya!." Kata prata.
"Kau yang mulai duluan tuan pratista!."
Lysta kehabisan peluru, cewek itu berlari seseorang mengejar nya ia melompat dari atas kebawah. Laki-laki tersebut juga melakukan hal yang sama Lysta langsung berdiri mengambil vas bunga kaca lalu melempar ke arah orang tersebut seketika pingsan.
Villa sudah sangat berantakan dan kacau, berawal sebuah pesta kala berubah menjadi peperangan. Menarik bukan?!, Bian menyengir saat berhasil menjatuhkan lawan. Laki-laki itu menarik pisau dari balik punggungnya menatap sinis musuh.
"Lo mau mati sekarang? Okay! Gue bukain pintu." Senyum Bian berkelahi mencari celah kesempatan menusuk.
Lysta mengambil kapak tergeletak di lantai, tatapan matanya berubah ingin memakan mangsa.
"AAGGHH!!"
Kapak tersebut menacab di kepala seseorang darah mengalir deras, orang tersebut langsung tewas ditempat. Lysta mengambil kembali kapak menatap musuh didepan nya.
"Lo mau juga?." Tanyanya polos sedikit memiringkan kepala. Laki-laki itu berlari keluar terbirit-birit.
"Keren bu bos!." Celetuk Vano.
Plak!!
"KOK LO NAMPAR GUE SIH ANJING!!,"
"Lo mau mati?!." Seseorang menghajar Vano.
"Lo duluan yang mati!." Vano menekan kalimat tersebut.
Bian dan Lysta berjalan ke arah Leyman dari sudut berbeda, cewek itu menyeret kapak mendekat. Bian mengubah posisi dan gaya pegang pisau, ia perlari mengerang Leyman begitu juga dengan Lysta.
DOR!
"LYSTA! "
Peluru keluar dari pistol Leyman melayang hendak mendarat pada Lysta namun tiba-tiba Bian berdiri menghalangi nya, peluru tersebut masuk ke tubuh Bian dari belakang. Itu terjadi sangat cepat Lysta tidak bisa menghindari. Beberapa detik hening, kala tubuh nya tidak bisa bergerak sekian detik. Lysta sadar saat Bian tergeletak di lantai. Air mata keluar tanpa perintah, detak jantung nya dua kali lebih cepat dari bisanya.
"BIAN!" Pekik para sahabat Bian.
"Love you!." Ucap Bian mengusap pipi istri nya. Lysta memindahkan kepala Bian ke pangkuannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CALLYSTA! |END| (Revisi)
Ficción GeneralFollow dulu sebelum baca! Selama dua tahun tinggal di Amerika, Callysta memutuskan untuk kembali ke indonesia dan sekolah disana. Callysta kembali untuk mencari tau penyebab kepergian sang bunda. Sebenarnya apa yang terjadi delapan tahun yang lalu...