01. Dunia Itu Kejam

3.3K 133 36
                                    

Enjoy Your Reading Guys!
🖤🤍🖤🤍🖤


mulmed-nya baru ditambahin.


Sebuah ruang keluarga kini menjadi latarnya, raut wajah beberapa orang yang ada disana nampak begitu tegang, seakan tengah menghadapi sebuah ujian, yang menjadi penentu lulus atau tidaknya orang tersebut.

"Kapan kamu mau membawakan calon menantu untuk Mommy dan Daddy?"seru wanita paruh baya, tatapan matanya menatap lurus kearah lelaki bertubuh tegap, yang duduk bersebrangan dengannya dan sang suami.

Lelaki itu terlihat menghela nafasnya kasar, ia benci setiap kali mendapatkan pertanyaan yang sama, dan merasa menyesal karena telah datang kemari, lebih baik ia pulang ke apartement saja, sudah dapat dipastikan suasana tenang menyelimutinya.

"Tidak ada,"balasnya singkat, terlampau cuek, bahkan raut wajah tampannya terlihat begitu datar, tanpa ekspresi saat ia mengucapkan dua kata itu.

"Kamu ingat tidak sih? Umur-mu sekarang sudah berapa? Mau sampai kapan kamu seperti ini? Apa mau menunggu sampai kami tidak ada lagi didunia, iya?!"seru wanita paruh bayah itu lagi, dia adalah ibu dari lelaki tersebut, yang meninggikan nada suaranya.

"Aku ingat Mom, dua delapan, sampai jodohnya ada, tidak sampai seperti itu juga Mom! Semuanya butuh proses, aku yakin, kalau sudah saatnya, aku pasti akan segera menikah, tidak usah buru-buru, dan Mommy tidak perlu khawatir,"balasnya, memberikan pengertian pada sang ibu, jika dirinya pasti akan menikah, tapi tidak sekarang.

"Diumur-mu saat ini, seharusnya sudah mempunyai seorang anak, tapi kamu malah betah menyendiri! Kapan? Dari dulu sampai saat ini hanya ucapan saja yang terdengar, tapi pembuktian sama sekali tidak ada, dekat dengan seseorang saja tidak pernah lagi itu karena kamu selalu sibuk kerja terus-menerus!"

"Mom! Berhenti mengatakannya! Karema kalian juga tahu sendiri bukan bagaimana masalalu-ku? Aku pernah terluka karena seseorang, sampai kapan-pun aku nggak akan pernah dekat sama siapa-pun itu!"serunya lagi, raut wajah tampannya yang tegas terlihat mengeras, pertanda jika rasa amarah tengah menyelimuti dirinya saat ini, tiba-tiba saja kini ia beranjak dari duduknya, merapihkan pakaian yang ia kenakan, dan hendak berlalu dari sana, namun suara sang ibu menghentikannya.

"Mau kemana kamu? Mommy belum selesai bicara!"

Menoleh kilas, kemudian meneruskan langkahnya, menuju kearah pintu utama rumah.

"Pulang!" setelahnya tubuhnya tak terlihat lagi dari sudut pandangan kedua orang tuanya yang masih berada diposisi, melihat kepergiannya yang selalu seperti ini, jika telah membahas mengenai pernikahan.

Pembatas antara ruang tamu dan ruang keluarga itu hanya terdapat dinding kaca, jadi mereka dapat melihat kepergian sang anak, yang bernama lengkap Net Arthana yang kerap dipanggil dengan nama Nethana, gabungan dari namanya, atau hanya Net saja.

Bahkan karena terlalu sering membahas persoalan pernikahan, Net dan sang ayah sempat terlibat perkelahian, awalnya itu dikarenakan sang ibu yang hendak menjodohkan Net dengan anak teman arisan sang ibu, bahkan mereka diminta untuk bertunangan, namun dengan tegas Net menolaknya, bahkan sampai tidak menyadari jika ia telah membentak sang ibu, membuat sang ayah murka melihatnya, dan memukul telak wajah tampannya, Net yang awalnya hendak membalas jadi tidak kuasa, kala mengingat jika itu adalah ayahnya sendiri.

Ia tidak ingin menjadi anak yang durhaka.

Dan mengenai masalalu, ah, sulit sekali jika harus mengingatnya, intinya.. Ia pernah dikhianati oleh perempuan yang dicintainya, kala itu mereka akan segera menikah, namun ia malah mendapati kekasihnya tengah bercumbu mesra bersama lelaki lain, tepat didepan matanya, tentu siapa-pun akan merasa sakit hati, terlebih hubungan mereka bukanlah sebentar, hampir memasukki tahun keempat, lama sekali bukan?

𝐒𝐡𝐞'𝐬 𝐌𝐲 𝐅𝐮𝐭𝐮𝐫𝐞 𝐖𝐢𝐟𝐞 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang