08. Bertemu Lagi

934 88 5
                                    

Enjoy Your Reading Guys!
🖤🤍🖤🤍🖤

"James, kau dimana sekarang?"tanya Net pada James diseberang sana, melalui sambungan telepon.

"Aku sedang dikoridor menuju kelas-ku berikutnya, ada apa Phi Net?"

Net melirik pergelangan tangannya, dimana jam tangan mahalnya melingkar indah.

Waktu baru menunjukkan pukul setengah lima sore.

"Kau pulang pukul berapa?"ia bertanya lagi.

Dibalas cepat oleh James, yang baru saja tiba didepan sebuah ruangan.
"Pukul lima aku selesai,"

Net mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti, posisinya yang sedang berbaring diatas tempat tidurnya, seketika berubah menjadi terduduk tegap.

"Nanti kau jangan pulang lebih dulu James,"katanya, sarat akan perintah.

James heran mendengarnya.
"Kenapa memangnya?"

Dan terdiam membisu saat Net berkata;
"Karena saya akan menjemput-mu,"

Mengerjapkan kedua matanya beberapa kali, James ingin menggelengkan kepalanya, sebagai pertanda akan penolakannya, namun entah mengapa ia merasa seolah-olah tak mampu menolaknya.

"Tapi aku kekampus membawa sepeda motor-ku Phi,"hanya itu yang bisa James katakan.

Net beranjak turun dari tempat tidurnya, membawa kakinya melangkah menuju balkon kamarnya.

"Itu mudah, saya akan meminta seseorang untuk membawanya pulang,"

Terdengar helaan nafas kasar dari James.

Entah mengapa itu membuat Net merasa puas.

"Belajar-lah dengan benar, saya tutup teleponnya, sampai nanti,"

Tanpa menunggu balasan apa-pun dari James, Net lebih dahulu memutuskan sambungan teleponnya.

"Anggap saja ini awalan dalam mendekatkan diri satu sama lain James, kau sudah menerima penawaran-ku, itu artinya aku ber-hak atas diri-mu,"gumamnya pelan, namun penuh penekanan.

Beranjak berdiri dari posisi duduk bersandar diatas tempat tidur, Net membawa kakinya melangkah menuju kamar mandinya, ia akan membersihkan dirinya terlebih dahulu, sebelum pergi menjemput James.

•••

"Padahal aku bisa pulang sendiri,"ucap James dengan suara pelannya.

"James!"sebuah suara memanggil namanya, yang ternyata berasal dari belakang punggungnya.

James berbalik, seketika merekahkan senyuman diwajahnya.

"Yim!"balas James, menyebutkan nama sipemanggil.

Yim Ardelon.

Satu-satunya teman yang ia milikki.

"Iya, kenapa kau hanya berdiri disana?"tanya Yim, lalu berdiri disamping sang teman.

𝐒𝐡𝐞'𝐬 𝐌𝐲 𝐅𝐮𝐭𝐮𝐫𝐞 𝐖𝐢𝐟𝐞 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang