Enjoy Your Reading Guys!
🖤🤍🖤🤍🖤Disini-lah James dan Yim berada, usai kelas mereka selesai, keduanya langsung saja pergi kecafe terdekat, yang biasanya sering kali mereka kunjungi bersama.
Seperti saat ini.
James duduk dikursi dekat dinding kaca, menunggu pesanan mereka datang.
Untuk Yim sendiri tengah berada ditoilet, katanya ingin buang air kecil.
Sempat menawarkan diri untuk menemani, tapi Yim menolak, jadi kini ia menunggu sendiri disini.
"Phi Net saat ini sedang apa ya? Apa dia sudah makan siang? Ah, dia memiliki seorang manager disisinya, aku yakin managernya tahu betul apa yang harus dilakukan padanya bukan? Jadi untuk apa aku sibuk-sibuk memikirkannya apakah dia sudah makan atau belum,"James berseru tanya sekaligus menjawabnya sendiri.
Berada disini membuatnya seketika mengingat Net.
"Tapi aku ingin menanyakannya,"ujarnya dengan nada mengeluh.
Mungkin merasa kesal sendiri pada dirinya.
"Tidak-tidak, jangan lakukan itu James, orang sibuk sepertinya tidak akan mungkin bisa membalas pesan dari orang seperti-mu!"spekulasinya.
Menganggap jika seseorang sepertinya mungkin tidak akan pernah menjadi deretan seseorang yang terdekat Net.
Hingga membuatnya ingin ditanggapi dengan cepat, tanpa adanya jeda.
James menghela nafasnya kasar, tatapan matanya tertuju kearah dimana letak toilet berada.
Intensitas Yim sang teman yang kunjung terlihat.
"Kenapa Yim lama sekali? Apa toiletnya ramai? Harus-kah aku menyusulnya kesana?"James resah, ini hampir memasukki menit kesepuluh, dan Yim tak kunjung kembali.
Yang ada seorang pelayan yang mendatanginya, dengan membawa pesanannya dan Yim.
"Terimakasih,"seru James dengan seulas senyuman ramah terbit diwajahnya.
"Sama-sama Tuan, selamat menikmati,"
Bahkan setelah pelayan itu berlalu dari hadapannya-pun Yim juga tak kunjung tiba.
Baru saja ingin beranjak berdiri dari duduknya, James kembali dibuat terduduk, saat mendengar suara seseorang memanggil namanya, suara seseorang yang tadi sempat ia pikirkan.
"James, kau disini juga?"
Lelaki berkulit tan itu melangkah menghampirinya, dari arah dimana pintu masuk cafe berada.
Bersama seorang perempuan yang berjalan dibelakangnya.
"Phi Net?"seru James menyebutkan nama seseorang yang memanggil namanya.
Iya, Net Arthana ada disini, wajah tampannya tertutupi sebuah masker hitam, dengan sepasang mata tajamnya menatap lurus kearah James.
Net tersenyum dibalik maskernya.
"Ya, ini saya James, oh apa kau seorang diri disini? Boleh-kah saya bergabung?"Mata James melirik kearah perempuan yang berada dibelakang Net, wajahnya juga cukup cantik.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐡𝐞'𝐬 𝐌𝐲 𝐅𝐮𝐭𝐮𝐫𝐞 𝐖𝐢𝐟𝐞 [END]
Fiksi PenggemarNet Arthana (28tahun), seorang model sekaligus pemimpin disebuah perusahaan miliknya sendiri. Yang selalu dituntut oleh sang ibu untuk segera menikah, dikala dirinya yang masih belum bisa berdamai dengan masalalu. Masalalu yang membuat Net menjadi s...