06. Salah-kah?

1K 91 10
                                    

Enjoy Your Reading Guys!
🖤🤍🖤🤍🖤

Net duduk di single sofa yang ada didalam ruang ganti berukuran cukup luas, lalu ada ruangan lagi didalamnya untuk berganti pakaian.

Saat ini sudah pukul setengah sebelas siang, dan pemotretannya hari ini berjalan dengan lancar, dan baru saja selesai.

Jemari tangannya bergerak lincah meng-scroll layar ponselnya, membuka akun media sosialnya, yang biasanya diurus oleh manager-nya itu.. Tapi kali ini ia membukanya sendiri.

Teramat jarang ia mainkan, namun sekalinya ia mainkan, akan mampu membuat penggemarnya gempar.

Membuka fitur kamera, tanpa memilih filter dan sebagainya, ia langsung saja mengangkat ponsel-nya didepan wajah, tersenyum tipis andalannya, sebab, tipis saja sudah mampu membuat semua terpesona padanya, apa lagi kalau dirinya menebar senyuman lebarnya.

Dijamin, semuanya akan pingsan.

Berlebihan? Tidak masalah, sebab Net suka yang berlebih-lebih.

Mempostingnya distory-nya.

Tepat setelah fotonya terposting, jemarinya langsung ia gerakkan untuk menekan ikon log out.

Sebab ia tahu, pasti akun media sosial-nya itu akan banjir balasan dari penggemarnya.

Net terkekeh pelan, lalu meletakkan ponsel-nya keatas meja kaca yang berada dihadapannya.

"Net, ini minum-lah dulu, setelah itu berganti pakaian, dan kita pulang,"seru manager-nya, dia adalah seorang perempuan yang usianya tiga tahun diatasnya, sudah menikah, dan memiliki satu orang anak.

Sudah lama menjadi manager-nya, mungkin pada saat pertama kali namanya menaungi dunia permodelan, ia yang kala itu belum memiliki seorang manager, dibantu untuk mencarikannya.

Jadilah hingga detik ini sang manager masih berada disisinya.

Namanya Clara Vlorenza.

Net menoleh, ia tersenyum manis pada Clara, yang baru saja meletakkan sebotol air mineral dingin diatas meja.

"Terimakasih Phi, baiklah, aku mengerti,"balas Net, sebelum untuk kemudian meraih sebotol air mineral itu, lalu membuka dengan mudahnya penutupnya yang masih tersegel itu.

Meneguknya beberapa kali, lalu ia letakkan kembali diatas meja.

"Sama-sama,"balas Clara singkat, ia juga baru selesai meminum airnya.

Net menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa, yang ia dudukki, matanya menatap langit-langit ruangan ganti dalam diam.

"Phi Vlo, aku mau tanya sesuatu,"aju Net, tanpa menolehkan kepalanya sedikit-pun kearah Clara, yang kini malah menolehkan pandangannya pada Net, dengan tatapan yang sulit diartikan.

Melihat Net yang nampak termenung menatapi langit-langit ruangan, entah ada apa diatas sana, mungkinkah ada cicak yang sedang berkelahi?

Sampai tidak mau menolehkan pandangannya?

"Tanya apa?"balas Clara, mengenyampingkan segala yang ia terka-terka mengenai Net.

Bahasa mereka yang santai ini memang sudah lama mereka terapkan, agar tidak terasa kaku, dan lebih nyaman saja.

Seperti seorang teman, bukan seperti atasan dan bawahan.

Terlebih lagi hanya Net-lah yang memanggil Clara dengan panggilan Vlo.

𝐒𝐡𝐞'𝐬 𝐌𝐲 𝐅𝐮𝐭𝐮𝐫𝐞 𝐖𝐢𝐟𝐞 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang