16. Mimpi Apa?

835 86 24
                                    

Enjoy Your Reading Guys!
🖤🤍🖤🤍🖤

"Terimakasih Phi, maaf, kalau aku merepotkan-mu,"seru James, saat ia baru saja beranjak keluar dari dalam mobil Net, yang berhenti tepat didepan pelantaran apartement-nya.

Tubuhnya membungkuk, agar ia bisa menatap lebih jelas raut wajah Net saat ini.

Dimana kaca jendela samping kemudi diturunkan oleh lelaki berkulit tan itu.

Net mengulas senyumannya, kepalanya mengangguk, dan membalas sebaliknya ucapan James.

"Sama-sama James, hum? Kau tahu? Mulai hari ini, saya rela direpot-kan oleh-mu James,"

Yang berhasil membuat rona dikedua wajah James seketika terlihat akan ulah-nya.

James menahan dirinya agar tidak membalas senyuman Net saat ini.

Matanya mengerjap beberapa kali, deru nafasnya ia tahan, guna menenangkan degup jantungnya didalam sana.

Net terkekeh pelan, melihat James yang terdiam membisu setelah mendengar apa yang ia ucapkan.

Keterdiamannya membuat Net merasa gemas.

Dengan sengaja, Net menekan satu kali klakson mobilnya, untuk menyadarkan James dari keterdiamannya.

Tinnnn!

Dan berhasil! James tersentak diposisinya, menggelengkan kepalanya pelan, menariknya kembali pada kesadarannya.

"Sana masuk, saya akan segera pergi kalau kau sudah masuk kedalam sana,"ujar Net, dengan segala perintah-nya, yang herannya selalu mampu tidak bisa James tolak.

Merengut tipis, James mengangguk patuh.
"Iya! Aku akan masuk, kalau begitu Phi hati-hati dijalan ya!"

Percayalah, mengatakan kalimat 'hati-hati dijalan' untuk Net, James mengucapkannya pelan sekali, karena merasa malu sendiri.

Net mengigit bagian dalam pipinya.

James selalu berhasil membuatnya merasa gemas.

"Kemari-lah,"Net mengerakkan tangannya agar James mendekati sisi mobilnya.

James menurut, raut wajahnya terlihat bingung.

"Ada apa Phi?"tanyanya heran.

Net tidak langsung membalasnya, ia justru merongoh sesuatu dari dalam saku celana yang ia kenakan, sebuah dompet kulit berwarna hitam ia keluarkan dari dalam sana.

James diam memperhatikan, namun sedikitnya ia mulai mengerti akan apa yang Net lakukan saat ini.

Membuka dompetnya, Net mengeluarkan satu buah kartu kredit dari dalam dompetnya, lalu mengulurkannya kearah James, yang menggernyitkan kedua alisnya.

Menatap kartu kredit itu dalam diam.

"Phi?"cicit James, suaranya terdengar sedikit bergetar.

"Ayo ambil James, ini untuk-mu, jadi kalau kau butuh uang untuk keperluan-mu, kau bisa langsung memakainya untuk pembayaran,"

Net melebarkan senyumannya, raut wajahnya menampakkan keseriusannya.

𝐒𝐡𝐞'𝐬 𝐌𝐲 𝐅𝐮𝐭𝐮𝐫𝐞 𝐖𝐢𝐟𝐞 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang