8

10.8K 597 21
                                    


2 Minggu berlalu

Sean sungguh merasa bosan, bahkan selama di Jepang dia hanya 4 kali aja keluar apartemen selama 2 Minggu itu, Kenneth selalu menyuruh nya di dalam apartemen dengan di temani Devan dan Delfin.

Tapi walaupun cuma 4 hari Sean cukup senang, dia bisa keluar dari mansion Kenneth.

Sekarang mereka sudah ada di mansion, Sean dari tadi hanya diam murung, tadi saat di perjalanan pulang ke mansion Sean melihat penjual harum manis, Sean ingin itu tapi Kenneth melarangnya, jadilah Sean tengah ngambek dengan Kenneth.

Sedangkan Kenneth hanya diam saja, Sean terlalu banyak makan yg manis-manis saat di pesawat tadi, bahkan Sean sudah menghabiskan 1 bungkus Yupi dan 4 cake.

Kenneth berjalan menuju kamarnya dan mendapatkan Sean yg tengah tengkurap di atas kasur

"Sean" panggil Kenneth tapi Sean hanya diam saja

"Sean, Daddy memanggil kamu" peringat Kenneth

Sean akhirnya duduk lalu menghadap Kenneth dengan mata yg sudah berkaca-kaca.

Kenneth duduk di samping Sean lalu mengelus rambut Sean lembut "Sean dengar, kamu sudah banyak memakan makanan manis di pesawat tadi, saya tidak mau kamu sakit perut nantinya" jelas Kenneth

"Hiks tapi Sean ingin itu Daddy, hiks Sean ingin" Sean menangis sambil menatap Kenneth

"Huff lain kali saya belikan" ucap Kenneth memeluk Sean

"Bohong, waktu itu daddy bilang mau belikan Sean handphone tapi sampai sekarang tidak di belikan," cicit Sean

"Tidak sempat, nanti saya belikan" ucap Kenneth

Sean tidak menjawab, dia memejamkan matanya di pelukan Kenneth.

Beberapa menit kemudian Sean sudah tertidur di pelukan Kenneth, Kenneth dengan perlahan merebahkan diri Sean dan tidak lupa untuk menyelimuti nya.

"sweet dreams"

******

Jam 3 sore Sean tengah menangis lagi karena tidak mendapatkan Kenneth di mansion.

Sean sudah mencari-cari di penjuru Mension tapi Kenneth tidak ada.

"Hiks mau Daddy!!! Mau daddy" tangis Sean menggema

Delfin yang berada tidak jauh dari Sean pun segera menghampirinya

"Tuan muda, tuan muda kenapa menangis?" Tanya Delfin

"Hiks Om Fin, Sean mau daddy" tangis Sean langsung saja memeluk Delfin

Delfin tentu saja terkejut dengan kelakukan Sean yg tiba-tiba saja memeluk nya.

"T-tuan muda, tuan besar sedang d kantor" gugup Delfin

Masalahnya jika Kenneth tau habis nanti Delfin

"Hiks mau Daddy" Sean tetap saja menangis

"T-tuan muda b-bisa lepaskan dulu pelukannya" ucap Delfin terbata

"Nggk mau, mau Daddy hwaaaa"

huh dasar bocil' batin Delfin

"Tungg-"

"Apa yang kalian lakukan" Delfin mematung di tempat saat mendengar suara seseorang

Delfin meneguk ludahnya kasar, habislah dia

"DADDY" terisak Sean melepaskan pelukannya lalu berlari ke arah Kenneth dan memeluknya

Kenneth menatap tajam Delfin "tunggu hukuman mu, Delfin" desis Kenneth tajam

Delfin lagi-lagi hanya pasrah saja

Kenneth menggendong Sean ala koala lalu membawanya ke kamar

Saat sudah sampai di kamar Kenneth mendudukkan Sean di kasur lalu menatap tajam Sean

"Siapa yg memperbolehkan kamu memeluk Delfin hah!!" Sentak Kenneth

"S-sean hanya ingin memeluk Om Fin, Sean cari-cari Daddy tadi tapi tidak ada" cicitnya

"Saya kerja Sean!! Kenapa harus selalu menangis dan menangis hah!!" Kesalnya

"Maaf" cicitnya lagi

"Kamu harus saya hukum" desis Kenneth

Sean panik mendengar nya "No!! Sean tidak mau" bantah Sean menggelengkan kepalanya berutal

Kenneth tidak menjawab, Kenneth berjalan ke arah 1 lemari kecil lalu mengambil sebuah barang

Sean menatap Kenneth takut lalu matanya beralih pada barang yg di bawa Kenneth

"D-daddy itu apa?" Takut Sean

Kenneth diam lalu memandang Sean penuh seringkaian jahatnya

"Buka celanamu" titah Kenneth

"Tidak mau!! Sean tidak mau" tolak Sean menjauh dari Kenneth

Kenneth dengan paksa menarik tangan Sean mendekat lalu melepaskan celana serta dalaman yg Sean pakai.

"D-daddy mau apa!!" Sean menatap takut Kenneth

"Tidak apa-apa, kamu pasti suka sayang" bisik Kenneth

Kenneth membalikan tubuh Sean menjadi menunggui lalu tanpa pelumas memasukan Vibrator itu ke anal Sean

"Arghh sakit hiks sakit Daddy" Sean menangis sambil mencengkram seprai

Kenneth acuh lalu mendorong Vibrator yg berukuran kecil itu lebih dalam lagi

"Hiks lepas Daddy, lepas!! Sean tidak suka hiks tidak suka" Isak Sean

Kenneth membalikan badan Sean dan bisa dia lihat wajah Sean yg penuh dengan air mata

"Daddy lepas hiks" Sean bergerak dengan tidak nyaman akibat benda yg ada di anal nya

Kenneth acuh lalu memakaikan kembali celana milik Sean.

Kenneth mengambil remote Vibrator nya lalu menekan salah atau tombol di sana.

"Ugh apa itu? Ah Daddy hentikan hiks Sean tidak suka hiks" Isak Sean saat merasa benda yg di dalam anal nya bergerak.

"Itu hukuman untuk kamu" ujar Kenneth duduk di samping Sean.

"Ah Daddy umm tidak mau, hiks lepas" Sean memeluk Kenneth dan mencengkram jas yg di pakai Kenneth

Kenneth menyeringkai, padahal itu hanya getaran kecil tapi Sean sudah menangis seperti ini.

Kenneth membawa tubuh Sean untuk berbaring di atas kasur dan memeluk tubuh kecil itu.

"Tidurlah" titah Kenneth

"Hiks lepas dulu Daddy, S-sean tidak suka" Isak Sean menenggelamkan wajahnya di dada bidang Kenneth

"Ini hukuman untuk kamu" ujar Kenneth menepuk pantat Sean

"Tidak suka hiks, Sean tidak suka" Sean tambah menangis tangannya dengan gemetar mencengkram baju yg di kenakan Kenneth

Kenneth hanya diam, dan Beberapa jam kemudian Kenneth tidak mendengar lagi Isak tangis dari bibir Sean.

Kenneth sedikit menjauhkan wajah Sean dari dadanya dan bener saja Sean tertidur.

Kenneth akhirnya mematikan vibrator yg ada di anal Sean, Kenneth akan mengeluarkannya jika Sean sudah bangun nanti.

*****

Voment

Crazy LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang