*
*
*
*
"Ada hubungan apa Delfin dengan si Liam Liam itu? Apa Delfin hanya mempermainkan ku saja?"
Yuma tengah termenung di kamar, setelah dia melihat kejadian di dapur tadi Yuma langsung saja pergi kembali ke ruang tv, tadinya dia ingin melihat Delfin karena Delfin begitu lama membuat minuman saja.
Tapi sesampainya dia di dapur dia malah melihat sesuatu yang memanaskan hatinya, ya bisa di bilang Yuma kesal dan cemburu tentu saja.
Sean dan Wiliam sudah pulang dengan di antar oleh Delfin beberapa saat yg lalu, sekarang hanya tinggal Yuma sendirian di Apartemen.
Yuma benar-benar cemas tentang apa hubungan Delfin dan Wiliam, Mereka terlihat tampak dekat sekali.
Cklek
Pintu kamar di bukan oleh Delfin yang baru saja kembali, sedangkan Yuma masih belum menyadari kehadiran Delfin
"Yuma" panggil Delfin membuat Yuma akhirnya tersadar
"Delfin? Kenapa balik lagi? Seharusnya kamu masih kerja kan" ujar Yuma
Delfin berjalan mendekati Yuma dan duduk di sampingnya
"Yuma, kamu marah sama saya?" Tanya Delfin menggenggam tangan Yuma
Sedangkan Yuma melirik Delfin sekilas "marah? Nggk kok, lagian aku punya hak apa buat marah sama kamu Fin? Aku bukan siap-siap kamu, aku di sini juga karena ada anak ka-"
"Yuma, kamu itu orang yang spesial di hidup saya, saya janji akan menikahi kamu secepatnya" potong Delfin
"Kapan Fin!! Aku juga butuh kepastian dari kamu, kamu tau nggk sih Fin, aku kadang merasa tidak pantas buat kamu, kamu pria baik-baik, sedangkan aku? Bahkan hanya pria tidak jelas yang singgah di negara ini" Yuma meluapkan segala beban pikiran nya pada Delfin
"Apa kamu tidak lihat, Wiliam dia itu menyimpan perasaan buat kamu, aku tau itu Fin!! Aku takut hiks aku takut kamu ninggalin aku dan baby" Yuma terisak pelan, dia sangat sensitif akhir-akhir ini, mungkin itu juga karena bawaan bayi nya
Delfin paham sekarang, dengan lembut Delfin membawa Yuma ke dalam pelukannya "Yuma dengarkan saya, cinta saya cuma buat kamu, saya tidak menyukai Wiliam sama sekali, dia bagi saya hanya adik tidak lebih" jelas Delfin
"Tapi aku takut" lirih Yuma
"Jangan takut sayang, saya janji tidak akan meninggalkan kamu, besok saya akan ajak kamu ke rumah orang tua saya, saya akan bilang ke ibu saya kalau saya akan menikahi kamu" ujar Delfin membuat Yuma mendongakkan kepalanya
"T-tapi ibu kamu tidak menyukai aku" cicit Yuma saat mengingat perihal ibunya Delfin yang tidak menyukai nya
"Itu tidak masalah-"
"Tidak masalah? Kamu gampang bicara seperti itu, aku yg merasakan nya fin, setiap ibu kamu berkunjung ke sini dia selalu melihat aku dengan pandangan yg menjijikkan, aku udah berusaha bersikap baik, tapi apapun yg aku lakukan selalu salah" Ucap yuma penuh emosi, bahkan urat-urat lehernya menonjol dan peluh di mana-mana
Delfin yang melihat Yuma sangat emosi tentu sangat khawatir "Yuma tenang-"
"Tenang? Aku ga bisa fin!!! Kamu-"
"YUMA SAYA BILANG TENANG, KAMU DENGAR HAH!!" Dengan emosi pula Delfin membentak Yuma, dia terlanjur kesal melihat Yuma yg sulit menurut dan juga dia khawatir dengan keadaan Yuma dan baby.
Sedangkan Yuma langsung terdiam, mata indah nya mulai berkaca-kaca dan mungkin saja krisal bening mulai keluar dari mata indah nya
Delfin membawa Yuma ke dalam pangkuan nya walaupun Yuma sempat memberontak tapi delfin tetap menahan nya agar tidak beranjak dan akhirnya Yuma hanya pasrah dan menangis di bahu delfin.
"Hiks jahat" Yuma menangis dengan sesegukan, dia sangat merasa sedih.
"Maafkan saya, saya tidak bermaksud membentak kamu" Delfin mengelus rambut Yuma
Beberapa menit menangis akhirnya Yuma mulai sedikit tenang, delfin mengangkat kepala Yuma agar menatap nya
"Yuma dengarkan saya, jangan pernah dengarkan apapun kata orang lain, itu hanya akan membuatmu setres dan berfikir yg negatif, ingat satu hal saya tidak akan pernah meninggalkan kamu apapun yang terjadi, kamu, saya dan baby kita akan terus bersama sampai kapanpun, walaupun ibu saya dan keluarga saya tidak menerima kamu, saya akan tetap memilih kamu, kerena apa? Karena saya tulus mencintai kamu, bukan karena baby tapi karena itu adalah kamu, saya menyukai semua yang ada pada diri kamu Yuma, baby hanya bonus saja, tapi saya juga ssngat menyayangi nya" Ucap delfin panjang lebar
Yuma terharu sampai dia kembali menangis, ternyata sebesar ini cinta delfin untuk nya, dia benar-benar beruntung bisa mendapatkan delfin dan memiliki nya.
Yuma juga ssngat mencintai delfin, dia benar-benar takut kehilangan delfin, yang dia anggap keluarga satu-satunya, hanya delfin yang mau bersama nya, menolongnya dan menyayangi nya dengan begitu besar.
Entah kebaikan apa yang dia lakukan sehingga dia bisa mendapatkan sebuah keberuntungan ini, dia benar-benar berterimakasih pada takdir yang telah mempertemukan nya dengan delfin.
Yuma dengan rasa haru nya memeluk delfin dengan erat "hiks makasih, aku sangat beruntung memiliki kamu" Isak Yuma
Delfin tersenyum dan membalas pelukan Yuma "saya yang seharusnya berterimakasih pada kamu, karena kamu hidup saya jauh lebih bahagia" Ujar delfin mengelus lembut punggung Yuma
*
*
*
*
*
"Daddy, daddy di mana" Sean setelah sampai di mansion langsung saja bertanya pada maid apa sang daddy sudah pulang apa blum
Dan maid mengatakan jika Kenneth sudah pulang, Seanan tidak bertanya lagi di mana sang daddy berada, anak itu segera berlari mencari daddy nya.
"Daddy!! Dad-"
"Sean!! Apa sopan berteriak seperti itu hah" Dengan tiba-tiba saja Kenneth muncul dari balik ruangan kerja nya
Sean cemberut dan memeluk Kenneth erat "daddy Sean kangen"
Kenneth mengangkat alis nya, sedikit heran dengan tingkah Sean, pasti ada sesuatu yg anak ini inginkan
Dengan gampang Kenneth menggendong Sean ala koala dan membawanya ke dalam ruangan kerjaan nya
"Ada apa? Apa ada sesuatu yang kamu inginkan? " Tanya Kenneth setelah mendudukkan dirinya di sofa dengan Sean di pangkuan nya
Sean tersenyum manis melihat Kenneth "daddy, umm Sean mau Jalan-jalan ke mall, ayok kita pergi daddy.. " Sean merengek dengan manja
Kenneth melihat jam di dinding "di jam segini? Ini sudah sore" Ujar Kenneth dingin
"Ihh daddy ini baru saja jam 4, belum soree"
"Tidak, saya sibuk hari ini" Kenneth menolak keinginan Sean
"Daddy Sean-"
"Sean! Kamu mulai membangkang" Potong Kenneth menatap tajam Sean
Mata Sean berkaca-kaca "daddy hanya kali ini saja, Sean ingin jalan-jalan berdua dengan daddy, teman Sean bilang mereka sering melakukan nya dengan teman dan umm pasangan nya dan kata mereka itu sangat menyenangkan, Sean ingin merasakannya juga" Sean tetap kekeuh pada keinginannya, dia akan melakukan segala cara untuk membujuk Kenneth
Kenneth diam untuk beberapa saat sebelum menghela nafas nya pelan "ganti pakaian mu sekarang, saya tunggu di bawah" Setelah berkata seperti itu Kenneth menurun kan Sean dari pangkuannya
Senyuman Sean mengembang sempurna tanda dia sangat senang, matanya pun menyipit membentuk bulan sabit
Cup
"Makasih daddy, Sean sayang daddy" Setelah mengecup pipi Kenneth dan berkata seperti itu Sean segara pergi ke kamar untuk berganti pakaian.
*
*
*
*
Maaf baru ul, sibuk di rl
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Love
Teen Fictionrasa sakit, tertekan dan tersiksa sudah Sean alami sejak usianya bahkan masih 8 tahun, sampai sekarang umur Sean 17 tahun pun dia masih saja sama, terkurung dalam mansion tanpa bisa melihat dunia luar. Tapi walaupun seperti itu Kenneth sangat perdul...