29 Januari
*
*
*
*
******
1 Minggu berlalu
Sean terdiam menatap Yuma yg berada di depannya, mereka saat ini tengah berada di ruangan Moli, hanya ada mereka berdua, sedangkan Delfin tengah pergi untuk mengambil camilan untuk Sean dan Yuma, tentu itu hanya akal-akalan Yuma saja, dia ingin membahas rencana mereka.
"Yuma, Sean sebenarnya agak ragu" cicit Sean menautkan kedua jarinya
"Ragu kenapa? Bukannya kamu ingin pergi dari sini?" Tanya Yuma penasaran
"S-sean tidak tau-"
"Sean, pikirkan ini baik-baik, tentukan apa yg kamu mau jangan bimbang seperti ini, kamu mau pergi atau tidak?" Potong Yuma dengan memegang bahu Sean
Sean diam sesaat sebelum menganggukkan kepalanya "baiklah Sean mau, tapi kalau saja Sean pergi Daddy bagaimana" Sean menundukkan kepalanya
"Kenneth? Dia kaya dia bisa hidup tanpa adanya kamu, jangan pikirin yang lain, dia masih bisa makan dan pergi ke manapun sesuka nya, sedangkan kamu? Hanya terkurung di sini" ujar Yuma memberikan pengertian
"Tapi Yuma-"
"Aku tidak memaksa Sean, intinya kamu mau apa tidak " Yuma lagi-lagi memotong ucapan Sean
"B-baiklah Sean mau" cicit Sean pelan
Yuma tersenyum manis, dia menggenggam tangan Sean "jangan ragu, ini keputusan kamu sendiri aku hanya memberi saran dan membantu kamu" ucap Yuma
Sean mantap mata Yuma "hum Sean percaya sama Yuma" ucap Sean tersenyum
"Baiklah, besok kita mulai rencananya kamu cukup ikuti apa yg sudah tadi aku katakan, aku yang akan mengurus Delfin, kamu cukup ikuti saja rencana nya oke" ujar Yuma
"Tapi kalau gagal bagaimana, Sean takut " cicit Sean
"Tidak akan gagal, aku sudah membeli tiketnya, pokoknya besok jam 10 pagi kita sudah akan berangkat "
"Baiklah Yuma, Sean akan ikuti"
*
*
*
*
Sean termenung di dalam kamar, setelah Yuma pulang Sean langsung saja pergi ke kamar dan memikirkan rencana yang akan dia lakukan untuk besok.
Mata Sean memandang foto yang berada di dinding kamar, itu adalah fotonya dan Kenneth.
"Maaf, Sean terpaksa melakukan ini, Sean tidak mau terus terkurung di sini" cicit nya pelan
"Mamah, ayah maafin Sean" lanjut nya dengan air mata yang perlahan turun dari kelopak matanya.
Cklek
Bertepatan dengan itu pintu kamar di bukan, Sean dengan terburu-buru menghapus air mata yg berada di pipinya dan berusaha terlihat baik-baik saja
Sean bangun dari duduknya dan menatap Kenneth dengan senyum lebarnya "Daddy sudah pulang" Sean berjalan mendekat dan memeluk Kenneth
Kenneth diam tapi tangan nya terangkat untuk mengelus Surai Sean "saya akan mandi, setelah itu kita makan malam" ujar Kenneth
Sean akhirnya melepaskan pelukannya dan menganggukkan kepalanya dengan patuh "umm Sean sudah lapar" ucap Sean
Kenneth memandangi wajah Sean, dia baru sadar wajah Sean memerah dan matanya pun tampak sayu "apa yang terjadi hm?" Tanya Kenneth mengelus pipi Sean

KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Love
Teen Fictionrasa sakit, tertekan dan tersiksa sudah Sean alami sejak usianya bahkan masih 8 tahun, sampai sekarang umur Sean 17 tahun pun dia masih saja sama, terkurung dalam mansion tanpa bisa melihat dunia luar. Tapi walaupun seperti itu Kenneth sangat perdul...