19. Lagi - lagi cemburu

133 6 0
                                    

Sudah beberapa minggu ini aku selalu mengantar morgan ke hotelnya. Selain aku mencemaskan kesehatan morgan, aku juga cemas dengan sekretarisnya morgan yang cantik itu.

Seperti nya morgan tahu aku selalu ikut ke hotel atau ke kantornya dipusat untuk memata matai morgan. Aku ingin tahu seberapa banyak morgan berinteraksi dengan lawan jenis.

Suami ku memang sudah tidak muda lagi. Tapi dia sangat berkharisma sehingga aku yakin wanita muda pun masih menyukainya. Mungkin aku sedikit berfikir terlalu jauh, entahlah semakin kesini aku agak sedikit berlebihan. Aku pun menyadarinya.

Aku memasuki kantor morgan, duduk di sofa sambil melihat lihat majalah. Ku lirik morgan masih fokus dengan laptopnya. Morgan sedari tadi sadar aku memperhatikannya.

" Sini sayang, jangan jauh - jauh." Panggilnya.

Aku seperti anak kucing yang mengekori induknya segera menghampirinya.  Aku duduk di pangkuannya. Melingkarkan tanganku dilehernya.

" Mas kalau ada kamu mana bisa konsen sayang kerjanya." Ucapnya sambil mencium pipiku berkali kali karena gemas.

" Tapi aku ingin di dekatmu mas,"

" Boleh sayang." Morgan Mencubit hidungku lalu menggesekkan hidungku dengan hidungnya yang mancung.

Tok tok tok..

Suara pintu diketuk. Aku segera melompat dari pangkuan morgan dan berdiri disampingnya.

" Masuk," ucap morgan

Lalu sekretaris morgan masuk, membawakan berkas-berkas yang harus ditanda tangani morgan.

" Ini berkas kerja sama dengan pak ramadhan yang harus diperiksa dan ditanda tangani oleh bapak," ucap sekretaris itu memberikan berkasnya lalu kembali keluar ke ruangannya didepan.

Selepas sekretarisnya keluar aku berkomentar pada morgan.

" Mas kayanya sekretaris kamu rok nya kependekan deh, gimana kalau setiap wanita yang kerja disini dilarang pake rok." ucapku sebal.

Morgan seketika tertawa dan menarik aku ke dekatnya.

" Kamu takut tangan mas kaya gini ya," dimasukkannya tangannya kedalam rok ku membelai lembut pahaku. Aku terkejut dengan perbutan morgan dan menepis tangannya agar keluar dari rok ku.

" Mas ih, nakal." Kataku sebal.

Morgan terkekeh dan melanjutkan ke laptopnya. Dan memeriksa berkas - berkas yang harus dia tanda tangani.

" Aku keluar dulu ya mas beli makan siang kita," ucapku lalu keluar ruangan morgan.

Morgan sangat serius membaca sebuah berkas yang dibawa sekretarisnya dan hanya membalas dengan anggukkan kepala.

🌹🌹🌹

Tidak jauh dari hotel morgan ada restauran yang menu masakannya disukai Morgan dan aku. Ku bungkus 2 menu untuk ku bawa kepada morgan.

Sebelum beranjak dari restauran ada yang memanggilku dari arah jauh. Aku menyipitkan penglihatan ku dan ternyata teman sewaktu aku kuliah. Namanya firman, dia menyapaku dan aku membalas menyapanya.

" Khei kerja dimana sekarang?" Tanya firman padaku.

" Aku sekarang sudah tidak mengajar. Karena suamiku melarang aku bekerja." Ucapku menunjukkan jari manisku terdapat cincin melingkar disitu.

" Oh gitu," ucap firman sedikit kecewa melihat aku sudah menikah.

" Sudah punya anak berapa khei?" Tanya firman lagi.

" Belum punya, aku baru menikah, kalau kamu?." Jawabku kikuk.

" Aku belum menikah dan tentunya belum punya ank.hehehe" ucap fiman tertawa dan aku pun ikut tertawa.

Firman itu lelaki yang pernah sempat dekat denganku, tapi dulu kami hanya sebatas teman, karena kesibukan kami yang sulit membagi waktu dengan hal yang namanya pacaran.  Walau kami sama - sama tau saling menyukai pada saat itu.

Tiba - tiba suara handphoneku berbunyi.
Kulihat morgan menelpon, lalu ku angkat.

" Ia mas"

" Kamu lama banget sayang"

" Ini udh selesai, aku kesana ya"

Ku matikan telepon dari morgan, dan segera pamit pada firman.

" Maaf firman aku duluan ya, suamiku menunggu makan siangnya." Ucapku seraya meninggalkan firman yang masih menatapku seperti masih ingin mengobrol.

🌸🌸🌸

Aku masuk keruang morgan, kulihat dia sedang berdiri di dekat jendela.  Ketika aku masuk morgan melihat kearahku dan berkata.

" Lelaki tadi siapa?" Tanya morgan membuat aku kaget. Kok morgan bisa tahu aku berbicara dengan temanku di restauran.

" Makan dulu yuk," ajak aku menarik lengannya untuk duduk disofa dan membuka makanan morgan dan menyuapinya.

" A ... " Ucapku seperti ke anak kecil.

" Jawab dulu pertanyaanku." Tanya morgan lagi.

" Firman itu temen kuliah mas sewaktu dulu," ucapku berlagak santai walau sebenernya aku takut morgan marah.

" Oh.." hanya itu yang keluar dari mulutnya.

" Aku makan sendiri saja," menarik makanannya dari tanganku.

Sepertinya morgan marah, aduh baru juga baikan beberapa minggu, harus dicuekin lagi sama morgan. Males deh kaya gitu. Morgan kalau sudah marah bikin pusing. Cemburu nya lebih - lebih dari aku. Batin ku kesal.

" Mas tahu dari mana aku ketemu firman?" tanyaku penasaran.

" Aku tadi turun kebawah mau mengajakmu makan ditempat, karena sepertinya lama ya ngantrinya. Tahunya lagi asik ngobrol sama teman lama, jadi aku naik keatas lagi." Ucap morgan sambil meledek.

" Ihss apaan sih mas, orang ngobrolnya juga bentar kali " kataku protes.

" Bentar tapi ketawa ketawa.." ucapnya tambah meledek.

" Cemburu mas," ucapku langsung to the point.

" Ia.." tatap morgan.

Aku hanya diam dan membuang muka. Karena bingung harus gimana kalau morgan cemburu.

" Kalau suaminya cemburu tuh dirayu dong, ini malah balik ngambeuk." Ujar morgan menghampiriku dan memeluk ku dari belakang.

" Mas kalau cemburu galak, aku takut."

Morgan membalikkan tubuhku agar berhadapan dengannya. Di tatapnya aku lalu mencium ku dengan penuh nafsu.
Aku hampir kehabisan nafas kalau saja aku tidak mendorong morgan.

" Maaf sayang," ucap morgan mengusap bibirnya penuh dengan lipstik ku.

" Ga pa pa mas," kataku.

Morgan menggenggam tanganku dan mengecupnya.

" Aku takut kehilangan kamu khei," ucapnya padaku.

" Aku untukmu mas, akan selamanya seperti itu." Tegas ku.

Morgan tersenyum mendengar aku berkata seperti itu. 

" Iya sayang," ucapnya lalu kembali menghabiskan makanannya.

💋💋💋

Bintangnya ⭐🙏

Morgan {End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang