25. Berduka

112 5 1
                                    

Minggu, Pukul 23.00.

Aku tidur disamping morgan di sofa ruang depan, aku memeluknya dengan erat agar tidak terjatuh dari sofa. Suara dering handphoneku membuat aku terpaksa bangun dari tidurku.

" Halo," ucapku mengangkat tanpa melihat siapa yang menelpon.

" halo Nak,.. " suara dari seberang telepon tampak bergetar.

" Ibu..ada apa?" Tanyaku penasaran mendengar suara ibu selemah itu.

" Khei.. bapak," ibu menangis sebelum melanjutkan ceritanya.

" Ada apa bu sama bapak?" Tanyaku penasaran.

" Bapak udah ga da khei," ibu melanjutkan cerita nya dah menangis histeris.

" Ga da gimana bu," ucapku menahan tangis.

" Bapak sudah meninggal khei," ibu tidak sanggup berkata - kata lagi.

Morgan terbangun mendengar aku menangis, mendengarkan aku dan ibu berbicara.

" Aku segera pulang bu," ucapku menutup telepon.

Morgan memelukku. Mencoba menenangkan ku.

" Kita ke surabaya sekarang ya, mas pesen tiket pesawat vip dulu" Ucap morgan menenangkanku.

Aku hanya mengangguk tanpa bisa berfikir panjang, morgan yang menyiapkan semua yang harus dibawa.

❤️❤️❤️

Sesampainya di surabaya ku lihat ada bendera kuning di depan rumah. Aku dan morgan segera masuk melewati kerumunan orang - orang yang datang melayat.

Ku temukan ibu dipojokan kamar sedang menangisi kepergian bapak. Aku berlari menghampiri memeluk ibu dengan erat. Ku lihat ke sekitar bapak sudah tidak ada.

" almarhum bapakmu sudah dikuburkan nak, karena tidak mungkin menunggu kalian datang." Ucap ibu merasa bersalah karena aku tidak sempat bertemu bapak terkahir kali.

" Apa yang terjadi sama bapak bu, kenapa bapak bisa pergi secepat ini." Tanyaku penasaran karena setahu aku bapak tidak punya riwayat penyakit berbahaya.

" Bapak mu tertabrak bis ketika sedang mengendarai motor menuju rumah. Bis itu melaju sangat kencang, bis tidak melihat ada motor bapak mu melaju kearah berlawanan, bapakmu tertabrak dan meninggal ditempat nak." Papar ibu menjelaskan kronologinya.

Aku menangis di pelukan morgan, aku masih belum percaya tidak akan pernah bertemu lagi dengan bapak. Aku sangat terkejut dengan kejadian ini.

🤧🤧🤧

Aku dan morgan menginap di surabaya, kami berencana di Surabaya selama 3 hari. Sampai tahlilan yang ke 3. Aku juga belum tega meninggalkan ibu di Surabaya sendirian.

Aku dan morgan tidur di kamarku yang dulu sudah lama tidak aku tempati.

Malam hari setelah tahlilan pertama sudah selesai berlangsung, aku dan ibu duduk di teras depan rumah.

" Bu, bagaimana kalau ibu tinggal dengan aku sama mas morgan di bogor?" Ajak aku kepada ibu, yang tidak mungkin tinggal sendiri di surabaya.

Ibu tampak berfikir dengan ide yang aku sampaikan.

" Ibu tidak mungkin meninggalkan surabaya nak, ibu akan tinggal bersama bude mu di sini.
Tenang saja ibu tidak akan kesepian jika ada bude mu tinggal disini."

" Ibu yakin tidak mau ikut dengan aku dan morgan ke bogor?" Tanyaku sekali lagi.

" Ia nak, banyak kenangan indah dirumah ini bersama bapakmu ibu tidak ingin meninggalkan rumah ini." Ucap ibu menangis lagi.

Kupeluk ibu dengan sangat erat. Mencoba menenangkan ibu yang terbilang sangat kuat ditinggal bapak sekarang seorang diri.

Pukul 22.00

Aku masuk kedalam kamar ku, kulihat morgan duduk dimeja belajarku waktu dulu. Dilihatnya foto-foto sewaktu aku kecil terpangpang di meja belajar.

" Lihat apa mas?" Tanyaku pada morgan.

" Foto kamu, lucu waktu kecil. Oh ya gimana ibu mau ikut kita ke bogor." Tanya morgan padaku.

" Tidak mas, ibu mau tinggal disini saja sama bude. Nanti katanya bude akan menemani ibu disini."

" Yasudah, kalau memang itu sudah keputusan ibu."

" Tidur yuk mas, aku lelah." Ucapku lalu merebahkan diri ditempat tidur.

Morgan mengikutiku ke tempat tidur dan ikut merebahkan diri.

" Maaf ya mas, kasurku tidak sebesar di rumahmu. Maaf kalau membuatmu tidak nyaman tidur disini."

Morgan tidak menjawab hanya memelukku dari samping. Aku berbalik dan menatap morgan. Kami saling bertatapan.

" Kenapa?" Tanya morgan.

" Aku takut kehilanganmu mas," jawabku berkaca - kaca menahan tangis.

" Aku kan disini tidak kemana mana."

" Kematian bisa datang kapan saja, aku belum siap kehilangan lagi."

" Jangan bicara begitu sayang,"

" Mas tidak akan pernah selingkuh kan?" Tiba - tiba saja aku teringan bu rena yang cantik.

" Selingkuh sama siapa khei," morgan menahan tawa.

" Yah bisa sama siapa aja, kan lelaki godaannya banyak." Ucapku cemberut.

" Sama perempuan juga bisa selingkuh, tidak harus selalu laki - laki."

" Tapi kebanyakan kan laki - laki." Ucapku lagi.

" Kebanyakan nonton drama korea kamu mah sayang," ucap morgan gemas sambil mencubit hidungku.

" Bu rena cantik loh mas," kataku tiba - tiba.

" Cantik kan istri mas lah," ucap morgan membuatku malu.

" Masa?" Tanyaku sambil memegang wajahnya.

" Ia," ucap morgan mencium keningku.

Aku hanya tersenyum mendengar jawabannya.
Tidak lama kami pun terlelap.

💐💐💐

Vote ⭐ kalau suka

Thank you

Morgan {End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang