Setelah kejadian tadi siang aku hanya ada didalam kamar , dan morgan tetap didalam ruang kerjanya. Hingga sekarang pukul 17.00.
Masakan tadi pagi yang belum selesai, aku teruskan kembali. Setelah beres memasak.
Ku taruh di meja makan. Lalu ku kirim pesan melalui whatsaap ke nomor morgan.mas aku sudah masak kesukaan kamu, makan dulu ya. Dari tadi siang kamu belum makan, aku takut kamu sakit. Kamu sudah minum obat belum mas.
Kutunggu balasan dari morgan. Kulihat morgan membaca pesanku. Tapi 5 menit ku tunggu dia tidak membalas pesanku.
Ku siapkan makanan morgan dengan nampan, dan ku bawa ke ruang kerjanya. Ku ketuk beberapa kali tapi morgan tidak kunjung membukanya.
" Mas makanannya aku taruh depan pintu ya, jangan lupa dimakan." Ucapku aga meninggikan suaraku agar terdengar oleh morgan.
Satu jam berlalu dan aku kembali kedepan ruang kerja morgan, ku lihat masakan yang ku buat didepan pintu belum disentuhnya sama sekali.
Kuketuk pintu ruang kerja morgan berkali - kali. Perasaanku jadi tidak enak.
Ku telepon morgan melalui handphone, berharap ia mengangkatnya. Tapi percuma telepon dariku tetap tidak dia angkat.Ku hubungi supir morgan agar menelpon morgan, mungkin kalau orang lain morgan mau menjawabnya. Ku tunggu kabar dari supir morgan. Dan akhirnya setelah 10 menit berlalu, ada chat masuk dari supir morgan.
Pak morgan menjawab telepon dari saya bu, beliau tidak apa-apa. Jadi ibu tidak usah khawatir ya.
Aku lega membaca pesan dari supir morgan,
Apa perlu ku dobrak ini pintu. Kesal sekali aku dengan morgan. Ku ketuk beberapa kali. Sampai ku gedor gedor pintu ruang kerja nya.
Tapi dia tidak kunjung keluar." Mas kalau sampai hitungan 10, mas tidak keluar. Mas akan melihat mayat aku depan pintu sekarang juga." Teriakku kencang.
Baru hitungan 5, morgan sudah membuka pintu kerjanya. Wajahnya pucat dan sangat lemas. Bagaimana tidak lemas, dia tidak makan. Dan pastinya tidak minum obat dari dokter.
Ku pegang lembut lengannya.
" Mas jangan kaya gini, kamu kenapa." Ucapku pelan.
Dia masih diam tak berbicara, pandangannya kosong menatap lantai.
Kupegang wajahnya, dan ku lihat matanya.
Dia tidak menatapku." Lihat aku mas, kamu kenapa?" Tanyaku sekali lagi.
Ku peluk morgan, tak ada balasan dari pelukanku, dia masih diam terpaku tak berbicara.
Ku ajak morgan masuk keruang kerjanya lagi.
Ku bantu morgan berjalan menuju sofa dan membantunya duduk, kuambil masakan yang ku buat. Ku suapi morgan untuk makan.
Awalnya dia tidak mau, tapi karena aku ancam mau loncat dari balkon baru dia mau makan. Seperti anak kecil saja batinku gemas.Morgan tidak menghabiskan masakan yang ku buat tapi lumayan lah hampir setengahnya.
Ku suruh morgan minum obat, dan dia meminumnya." Mau kamu apa sih mas," tanyaku padanya.
Dia masih diam tak berbicara.
" Kalau mas kaya gini terus aku cape mas." Ucapku lagi.
" Kamu lelah, kenapa tidak cari saja lelaki lain dan tinggalkan aku sendiri." Ucapnya ketus tapi tidak berani menatap mataku.
" Mas yakin ingin aku pergi dengan lelaki lain?" Tanyaku marah padanya.
Dia tidak menjawab. Aku yakin ada sesuatu yang Morgan tutupi dari ku, aku yakin dia masih mencintaiku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Morgan {End}
RomansaWah benar lelaki itu tampan sekali ucapku dalam hati. Ku baca nama nya dilayar televisi Morgan prawija. "Khei.... Tidur, jangan nonton televisi nanti sekolahnya kesiangan lagi. Besok kan pertama kamu masuk sma." Teriak ibu dari ruang depan. Ku matik...