Aku masih ditempat mengajar, jadwalku hari ini sudah selesai. Pak rey mendekatiku dan mengajakku mengobrol tentang salah satu murid yang kami ajarkan berdua. Kami tertawa membahas sesuatu.
Tanpa ku sadari ada sepasang mata yang sedari tadi memperhatikanku dengan geram. Dikejauhan morgan berdiri dekat pintu masuk tempat les.
Wajahnya memancarkan kemarahan, dia berjalan cepat menghampiriku dan dengan kasar menarikku keluar. Pak rey kaget ingin membantuku, namun morgan memberikan intruksi untuk tidak ikut campur, aku kaget dengan tindakannya seperti itu.
Morgan menarikku keluar dan menyuruhku masuk kedalam mobil. Tanpa pikir panjang aku menurutinya.
Selama dimobil aku terdiam karena takut.
Morgan mengendarai mobil dengan emosi, dia menginjak pedal gas dengan kecepatan diatas rata2. Tidak ada lagi kesopanan keluar dari mulutku." Morgan hentikan mobilnya, aku mau turun. " Teriak ku. Dia tidak memperdulikanku. Tetap mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi, dan kecepatannya tidak dia kurangi sama sekali.
" Kalau kamu masih tetap seperti ini, aku lompat dari mobil" ancamku marah.
Dengan cepat morgan mengunci mobil sehingga aku tidak bisa membuka pintu mobil. Dia sudah hilang akal.
" Morgan please jangan seperti ini, kamu kenapa?" Ucapku sudah berkaca kaca suaraku semakin bergetar menahan tangis.
sungguh aku takut dibuatnya.
" Morgan... " Lirihku menyentuh tangannya.
" Maafkan aku".. tangisku pecah.Dia menatapku. Membanting setir.dan memberhentikan mobil dengan mendadak kepinggir. Dia memukul setir mobil.
Dia terdiam dengan raut muka lesu, kecewa dan marah. Aku menantikan ia berbicara.
Dan akhirnya dia bersuara." Aku tidak suka khei, " lirihnya menarik nafas dalam -dalam.
" Tidak suka apa mas, " kataku bingung.
" Aku tidak suka kamu dengan lelaki lain," ucapnya sambil menatapku tajam.
" Aku kan hanya ngobrol, aku engga selingkuh mas, dia teman ngajar. Sesama guru di tempat bimbel. Masa kamu cemburu." Kataku bingung.
" Ia aku cemburu, sangat cemburu, aku tidak suka kamu dekat dengan lelaki manapun, apalagi bercanda seperti tadi, tertawa dan seakan asyik berdua tidak memperdulikan sekitar.aku tidak suka." Ucap morgan semakin marah.
Matanya memancarkan kemarahan. Sepertinya aku harus memikirkan ulang untuk berpacaran dengannya. Bagaimana kalau sudah menikah bisa bisa aku mati konyol.
Kami terdiam beberapa saat, aku berusaha melunakkan hatinya.
" Aku minta maaf mas," ucapku meminta maaf lagi. Morgan hanya terdiam dan membisu, tak keluar sepatah katapun lagi dari mulutnya.
Morgan menjalankan mobilnya lagi,melaju cepat.
Dia tidak membawaku ke kontrakkan tapi ke arah menuju rumahnya sepertinya. Pikiranku kacau. Kenapa dia membawaku kerumahnya.ini sudah malam pikirku. " Mas aku mau pulang saja boleh kan?" Ucapku pelan. Dia tidak menjawab hanya menoleh padaku sekilas.dan tetap focus mengemudi.Dia mau ngapain ya, membawa aku kerumahnya. Jantungku semakin berpacu cepat, aku mencoba berfikir positif. Walau susah karena sepertinya morgan masih marah.aku takut dia melakukan sesuatu yang buruk padaku.
Sesampainya di depan rumahnya. Dia membuka pintu mobil dan membantingnya. Seraya aku langsung kaget dibuatnya. Dia membuka pintu mobilku dan menyuruhku turun.
" turun... " suruhnya tegas. Lalu menyuruhku masuk kedalam rumahnya. Tidak ada pembantu, tidak ada supir tidak ada siapa siapa. Hanya kami berdua. Aku berjalan masuk kedalam rumahnya.
Morgan meninggalkanku di ruang tamu. Aku duduk disofa, aku terdiam menunggu kedatangan morgan yang meninggalkanku untuk mandi.
Selang beberapa menit, morgan keluar dari kamarnya.. dengan menggunakan kaos putih lengan pendek polos dan celana panjang abu2.
Dia tetap tampan walau memakai kaos seadanya. Dia duduk menghampiriku. " Kamu mau mandi? " Tawarnya padaku. Sepertinya kemarahannya sedikit melunak.syukurlah.
" Aku mau pulang," ucapku pelan.
" Tinggalah disini untuk seminggu," ujarnya padaku.
" Maksudmu aku pindah kesini?" Aku heran dengan perkataannya." Ia kamu tinggal disini seminggu, aku ada kerjaan keluar kota. Selama seminggu aku harus diluaran sana. Dan aku ingin kamu dirumahku. Kamu aman disini, nanti aku suruh art menemanimu." Perintahnya seraya membuatku tak percaya.
Maksudnya apasih, tadi cemburu marah - marah, sekarang seenaknya suruh tinggal disini. biasanya juga aku tinggal dikontrakan dengan teman-temanku. Disini aku bakal kesepian,batinku sebal.
Belum apa-apa aja dia sudah memerintah seenaknya. Tapi bagaimana menolaknya. Sepertinya aku tidak bisa. Bisa mengamuk ini laki-laki didepanku. Ganteng - ganteng emosinya ya allah, mengerikan.
Besok supir akan membawa pakaianmu kesini. Teman temanmu akan membantumu mengepak, aku sudah minta bantuan temanmu.
" What.. " ucapku kaget. " Memang kamu tau nomor teman temanku".
" Ya.. " ucapnya singkat.
" Oh ya..apasih yang kamu ga bisa lakuin" kataku meledek.
Ia melirikku tajam. Dan berdiri mendekatiku, duduk disebelahku. Morgan manarikku agar mendekat padanya. Aku menolak akan berdiri tapi morgan menarikku kembali kedekatnya.
Sekarang kami saling berhadapan, hanya ada jarak 10cm antara wajahku dan wajahnya.
Aku memalingkan wajah..dia menarik daguku untuk tetap menatapnya.Dia mendekatkan bibirnya pada bibirku.
Jantungku berdegup dengan kencang, ya allah aku ga mau, bagaimana aku menolaknya." Aku gak mau mas," aku mendorong tubuhnya menjauh dariku. Morgan terhuyung kebelakang.
Semoga dia tidak tersinggung.batinku dalam hati." Kenapa?" Tanya nya bingung.
" Tidak ada ciuman mas, aku bukan istrimu." Kataku tegas.
" Kalau gitu, menikahlah denganku khei," paksanya.
" Tidak segampang itu tuan besar" ucapku kesal.
" Oke,." Katanya santai.
Morgan menyuruhku tidur diruang tamu, aku segera masuk kesana dan sial pintunya tidak bisa dikunci.
Ku rebahkan tubuhku dikasur empuk milik morgan, ku tatap langit langit dikamar ini, sangat indah lampu yang menggantung diatas itu.
Lama - lama mataku mengantuk.dan akhirnya aku tertidur.Bintang nya jangan lupa ⭐

KAMU SEDANG MEMBACA
Morgan {End}
RomanceWah benar lelaki itu tampan sekali ucapku dalam hati. Ku baca nama nya dilayar televisi Morgan prawija. "Khei.... Tidur, jangan nonton televisi nanti sekolahnya kesiangan lagi. Besok kan pertama kamu masuk sma." Teriak ibu dari ruang depan. Ku matik...