1👑

30.7K 415 4
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh semuanya. Perkenalkan aku pembuat cerita ini, semoga kalian suka ya. Sebelumnya saya minta maaf sebesar besarnya kalo kalian bingung dengan alur, ada kejadian, nama tokoh, dan tempat yang sama dengan cerita yang lainnya.

Sebelumnya saya juga minta maaf apabila banyak kekurangan dalam cerita ini. Karena saya adalah manusia yang bukan manusia dengan  kesempurnaan.

Kesempurnaan hanya milik Allah.

Jadi karena itu, semoga kalian suka dengan cerita saya, selamat membaca tinggalkan jejak dan semoga suka!!!

.


Dinda menjeda ucapannya, menangis sesenggukan dan sejadi-jadinya.

...Bunda tak pernah mengajarkan agar kamu menjadi gadis murahan seperti ini Alina!hiks... hiks... Saya kecewa pada kamu! Sadar lah kamu Alina,Malu lah pada jilbab dan cadar mu yang panjang! Kamu telah gagal menjaga sesuatu yang harusnya kamu berikan untuk suami halal mu! Mulai sekarang pergi dari rumah ini!"

" T- tapi alin nanti tinggal di mana?" Dengan air matanya yang deras , tubuh Alina bergetar syok mendengar kemarahan bundanya .

" Saya tak peduli, mau kamu jadi gelandangan pun saya tak peduli!"

💋

Alina mengerutkan keningnya, jam tangan? Bahkan dia tak ingat hal itu.
Dia melirik pada tangannya astagfirullah! Dia tak merasa bahwa jam tangannya hilang , saking pelupanya dia.

" Eh? Jam tangan aku?"

" Dan apa warna jam tangan Lo itu? Merah atau hitam?" Lanjut Keenan.

" CK!warna jam tangannya campuran dari kedua warna yang kamu sebutkan tadi!" Balas nya cepat.

" Oke,berarti itu memang lo. selamat Lo mendapatkan bibit anak berkualitas tinggi dari gue."

Di balik cadarnya Alina menganga tak percaya dengan ucapan Keenan.  Apakah cowo di hadapannya sinting? Atau sudah gila? Tidak bersalah gitu dia?

" Tapi satu solusi yang bisa kita pake."

Alis Alina berkerut.

" Apa?"

" Gugurkan."

" Gugurkan? " Alina mulai terhasut.

💋




" Alina Humairah akila! kamu tidur di jam pelajaran saya! Berdiri di tiang bendera sampai jam istirahat!" Teriak guru berkacamata itu dengan suara melengking tinggi membuat gadis bercadar itu terbangun dari tidurnya.

Menatap sekitar karena masih linglung dengan apa yang terjadi, gadis itu menunduk malu tangannya menutup sebelah wajahnya yang tertutup oleh cadar.

" Baik bu,saya permisi. Maaf saya ketiduran." Balasnya cepat lalu berjalan keluar.

Gadis dengan cadarnya itu melangkahkan kakinya dengan cepat agar segera sampai di lapangan sekolah tempat bendera merah putih berkibar indah di hadapannya.

Tangan kanannya di letakkan di sebelah alis kanannya, lalu mendongak ke atas menatap sang merah putih.

Sinar matahari tak membuat gadis itu mengeluh, hanya saja keringat dingin membasahi pelipis nya. Kepalanya mulai sedikit pusing dan berat.
Tatapannya kabur, tubuhnya terasa lemas seketika...

Bluk !

Alina pingsan, karena tak kuat dengan sinar matahari yang menyinari nya. Di tengah kesadarannya yang menipis dia melihat samar samar seorang pemuda dengan pakaian seragam dengan kopiah hitam nya mencoba membawanya ke UKS dengan tergesa-gesa.

My husband is ketua geng motor (End Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang