11

5.6K 156 3
                                    

Jangan lupa vote komen share ya, btw gimana kabarnya nih? Moga pada sehat ya para Readers alina, happy 500 pembaca ya 😘




" Memang ya berharap kepada manusia itu se-menyakitkan itu."

alina Humairah akila


Keenan merenungi semuanya. Kesalahan fatal yang sudah dia lakukan, dan tak pernah terpikirkan sebelumnya, dia tengah berada di sebuah tempat yang lumayan sepi.

" Aaarrrrghhh sial! Gue harus gimana sekarang? Kenapa Lo bangun di waktu yang gak tepat cla!" Teriaknya mengacak rambut frustasi.

Tak lama ponselnya berdering, Keenan mengambil benda tipis itu lalu menggeser logo telpon warna hijau ke atas.

"Assalamualaikum kak.  ini Alina, kakak di mana? Maaf kalo aku ngeganggu tapi ini udah malam,kakak kok belum pulang?"

" Waalaikumussalam! Iya entar gue pulang!"

Tut!

Pemuda itu mematikan sebelah pihak telponnya, Alina di sebrang sana mengerutkan keningnya tak seperti biasanya suaminya terdengar marah seperti itu kepada nya.

Tapi tak masalah baginya, dan tak akan  terlalu di pikirkan.

Alina berjalan ke dapur untuk menyeduh susu ibu hamil nya.Sekitaran 2 menit susu itu telah siap untuk di minum, wanita itu mengucapkan bismillah terlebih dahulu lalu meneguk susunya.

" Eum, sehat sehat ya anak anak umma. kalian selalu menjadi penguat untuk umma." ucapnya mengelus sayang perutnya.

" Tapi kok kalian gak besar besar ya, Apa kalian cacingan?" Gumam Alina panik sendiri.

Apa benar anaknya cacingan? Demi mengetahui kebenarannya Alina memutuskan untuk menanyakan hali ini kepada ibu mertua nya, dia hanya takut tumbuh kembang anaknya lambat.

Kebetulan Kania sedang ada di ruang tamu tepatnya sedang menonton pertandingan bola dengan Arya.Pertama Alina menyalimi tangan kedua mertuanya lalu duduk di sebelah Kania.

" Eumm,ma?" Ucap Alina ragu.

" Kenapa sayang, Ada yang sakit?" Tanya kania dengan khawatir, Alina menggelengkan kepalanya.

" Alina mau tanya,kenapa baby baby Alina belum besar ya,Apa mereka cacingan?" Tanyanya penasaran.

Kania dan Arya yang mendengar nya tertawa kecil. Ada ada saja pertanyaan menantunya. Polos sekali pikir Kania lalu mengelus pelipis Alina yang terbungkus cadar.

" Kandungan kamu masih belum kisaran antara 4-9 bulan sayang, itu berarti baby nya masih kecil kecil. Nanti kalo udah 3 atau 4 bulan udah mulai keliatan." Jelas Kania.

"Oooo pantesan, hehe yaudah deh. Alin ke kamar lagi."

" Iya, jangan begadang inget ya!"

" Oke." Balas alina mengacungkan kedua jempol nya.

.

.

.

Tak terasa usia kandungan Alina sudah jalan 2 bulan saja, Alina sungguh senang karena dia bisa menjaga kedua anaknya yang berada di dalam kandungan nya sehat sehat saja.

Pagi ini sekitar pukul 6 , Alina sudah bangun dan sudah siap dengan seragam sekolah nya.Wanita itu sedang menyiapkan sarapan untuk suami nya dan juga ke 2 mertuanya.

Tanpa bantuan bi Inah karena pembantu nya itu sedang pulang kampung, jadi berhubung tidak ada yang masak maka Alina lah yang mengambil alih profesi itu.

Dan Sengaja dia memasak juga karena dia memang ingin menjadi istri yang baik untuk Keenan.

" Masak apa lo?" Ucap Keenan berhasil mengagetkan Alina.

" Ish, Aku pikir siapa! " Ucap Alina cemberut mengerucutkan bibirnya.Keenan terkekeh samar, lalu duduk di meja makan.

" Nih." Ucap Alina menyodorkan sepiring nasi goreng dan juga lauknya yaitu telur ceplok mata sapi dengan timun di sampingnya.

Tampak menggugah selera, Keenan pun mencoba sesuap nasi goreng buatan istrinya itu.

" Enak juga." Batinnya.

" Enak?" Tanya alina.

" Enggak, enakan masakan bi Inah." Balas dingin Keenan, alina berdecak sebal padahal suaminya makan dengan lahap masakannya.

" Bilang aja gak mau ngaku kalo masakan aku enak, buktinya itu kamu lahap makannya." Cibir Alina duduk di sebelah samping Keenan.

" Suapin dong." Entahlah Alina tiba tiba ingin sekali Keenan menyuapi dirinya.

" Masih punya tangan kan? Gak usah manja." Balas Keenan dingin, alina mengerucutkan bibirnya.

" Ih! Tapi ini permintaan dedek bayinya!" Bentak Alina. Dia masih saja mengerucutkan bibirnya, kesal pada Keenan.

" Alesan doang,jangan fitnah si Ucill ama si ocill deh." Ucap Keenan lalu menyuapkan sesendok nasi pada mulut Alina.

" Ucill ocill?" Ulang Alina di sela sela makannya.

" Iya, itu nama dari gue buat mereka, karena belum punya nama yang pas sementara panggil mereka Ucil dan ocill."

" Aneh sih, tapi gak papa lucu juga."

" Eh, iya hampir lupa. Nanti di sekolah bersikap kek biasa aja,seolah olah kita gak saling kenal dan deket. satu lagi! Jangan pakai cincin pernikahan kita atau seenggaknya jangan di tunjukkan Ama semua orang."

"  kenapa?"

" Dahlah turutin aja apa kata suami lo ini,Yaudah. Lo mau berangkat bareng Ama gue atau sendiri?"

Alina menggelengkan kepalanya.

" Aku naik taxi aja, takut ngerepotin."

" Bagus, Sadar diri juga lo."

" Oh ya,dan lo jangan cemburu kalo gue Deket Ama satu cewe. Dan lo gak berhak ikut campur oke? Masalah lo adalah masalah lo dan masalah gue adalah masalah gue, ngerti?" Lanjut Keenan beranjak dari duduknya.

Alina mengangguk kan kepalanya.

" Mungkin ini teguran agar aku tak berharap kepada manusia,selain kepada sang pencipta." Gumamnya, dia berlari ke atas untuk memakai cadar dan mengambil tasnya. Keenan pun pergi setelah menghabiskan makanannya, alina juga segera turun untuk pergi ke sekolahnya.





































Makasih dah baca sampai bab segini bab ya 😅😅😉😉😺😺

My husband is ketua geng motor (End Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang