5🙃

7K 161 0
                                    

Vote komen ya share juga Makasih

Alina menatap benda putih panjang dengan 2 garis merah itu.

Bingung dia harus melakukan apa menggugurkan atau tidak? Dia hanya takut jika bunda nya mengetahui apalagi ayahnya. Untuk sementara waktu Alina akan menyembunyikan kehamilannya karena kandungannya baru saja kurang dari satu bulan.

Tapi untuk kedepannya Alina tak tahu, pasti kan jika hamil perut akan membesar? Itu lah yang Alina pikirkan. Dia tak bisa terus berbohong kepada orang tuanya, karena lambat laun semuanya akan terbongkar.

" Aku harus menyembunyikan taspack ini, aku takut jika bunda akan melihatnya, dia akan membenciku." monolog alina mengangguk kan kepalanya.

Dengan cekatan Alina mengambil sebuah kotak kecil berbentuk persegi panjang, niatnya dia akan menyembunyikan taspack nya di sana.

" Aman lah ya,bunda ga bakalan tau."

.

.

.

" Alina! Kamu terlambat lagi 5 menit, sekarang kamu berdiri di tiang bendera! "

Alina menghela nafasnya berat, dia terlambat lagi ke sekolah nya karena jalanan tadi macet.Dengan perasaan dongkolnya dia melangkahkan kakinya keluar dari kelasnya.

Padahal dia sedang hamil, takut nya entar tiba tiba saja dia pingsan karena kepanasan.

" Anak umma kuat kan? " Ucapnya mengelus sayang perutnya yang rata.

Alina mulai mengangkat tangan kanannya, meletakkan di sebelah alis kanannya. Sedikit mendongak menatap ke arah Sang merah putih.

Tak lama di samping nya, ada seorang pemuda dengan pakaian urakan yang sepertinya telat mendongak ke arah Merah putih.

Gadis bercadar putih itu menoleh ke arah pemuda di sampingnya, membelalakkan matanya Alina sampai serasa waktu berputar lambat. Jantung nya berdetak lebih kencang,Bukan karena jatuh cinta melainkan dia hafal betul jika pemuda itu adalah orang yang menghamilinya.

Dari postur tubuhnya bentuk wajah,Alina yakin jika itu adalah pemuda itu.

Merasa di perhatikan, Keenan melirik seorang gadis bercadar yang sedang memperhatikan nya. Alina yang ketahuan langsung menunduk kan kepalanya karena ketahuan.

" Ngapain liatin gue?" Tanya Keenan dingin saat dirinya menyadari jika gadis di sampingnya menatap pada dirinya.

Alina menggelengkan kepalanya.

" Setelah istirahat bisa bicara sebentar di rooftop sekolah?"

" Ada apa? lo mau nyatain cinta lo ke gue?" keenan dengan kepercayaan dirinya yang terlalu tinggi.

"Ck! Jangan kegeeran dulu." Ucap Alina malas, seraya berdecak keras.

Alis Keenan berkerut, tanpa pikir panjang dia langsung  mengangguk.

" Yaudah." Balasnya cuek.

.

.

.

" Aku hamil dan ini  anak kamu." Ucap Alina dengan suara yang bergetar karena menahan tangisnya. Keenan tertegun sesaat namun dengan cepet Keenan merubah mimik wajahnya kembali.

" Oh, jadi lo cewe bercadar yang gue sentuh waktu itu? Ternyata kita satu sekolah."

" Cepat!  apa yang akan kamu lakukan? Apa kamu mau bertanggung jawab?" Alina sedikit dongkol dengan Keenan yang terlihat tak merasa bersalah.

My husband is ketua geng motor (End Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang