24🐇

5K 128 1
                                    

Alunan merdu suara seorang gadis yang sedang membaca Alquran itu membuat yang mendengarnya terlarut karena suara lembut dan merdunya dengan sopan masuk kedalam indra pendengaran Keenan.

Matanya terpejam menikmati indahnya suara Alina yang menyejukkan hati nya dan menenangkan pikirannya. Siapa sangka ternyata suara istrinya ini sangat merdu dan juga lembut.

Allahuakbar Allahuakbar

Suara adzan isya berkumandang, Alina menyudahi membaca Alquran nya, lalu menutup mushaf itu, mencium nya lalu meletakkan di tempat semestinya.

Tatapannya jatuh pada Keenan yang masih setia memejamkan matanya sejak tadi, Alina pikir Keenan sudah bangun tapi ternyata suaminya masih tidur dengan posisi terlentang. Alina berjalan ke arah Keenan, lalu menepuk pelan pipi suaminya.

" Kak? Bangun, sholat dulu yuk. Entar lanjut lagi tidur nya."

" Kak?" Ucapnya sekali lagi namun suaminya masih saja belum bangun

" Kak?"

Keenan membuka matanya, menatap wajah Alina yang tampak sangat cantik dengan balutan mukena berwarna hitam itu, serta perutnya yang sedikit terlihat menonjol membuat Keenan terdorong ingin memeluk tubuh mungil istrinya.

" Apa, Kok Lo bisa sih secantik ini Lin?" Tanya Keenan tanpa keinginannya, mulutnya memang suka ceplas ceplos!

Pipi gembul Alina memerah padam, bibir nya menahan senyuman yang ingin dia keluarkan, Keenan berdecak merutuki kebodohannya, kenapa bisa keceplosan sih?

Sementara Alina langsung bergegas pergi dari hadapan suaminya, berniat mengambil hudu kembali  takut batal karena sudah menyentuh kulit suaminya.

" Malu." Monolog nya lalu langsung masuk ke kamar mandi.

.

semerbak wangi rempah rempah yang berasal dari dapur itu membuat Keenan melangkahkan kakinya menuju dapur. Alina pasti sedang memasak, istrinya tampak menggoda di matanya memakai daster tapi masih bisa dipadukan dengan kerudung instan.

Tangannya gesit mengambil ini dan itu serta mencampurkan bahan-bahannya membuat perut Keenan semakin merasakan keroncongan.

Tiba tiba Alina merasakan sebuah tangan kekar melingkar di pinggangnya. Tangan Keenan mengelus perut buncitnya lalu menghirup rakus aroma tubuhnya.

Alina jadi geli sendiri, tapi tak apalah toh keenan suaminya dia berhak atas dirinya tak ada yang bisa menganggu atau memperingati nya.

" Lagi masak apa zaujati?" Tanya Keenan Alina menahan nafasnya sesaat, wangi mint segar menyeruak masuk kedalam hidung nya. Semakin kesini keenan juga semakin ke sana ya bun!

" Eum...anu kak,lagi masak tumis kangkung." Jawab Alina seadanya kikuk, agak merasa aneh dengan panggilan Keenan kepadanya yang akhir akhir ini sering menyebutnya dengan bahasa arab.

Setelah selesai Alina menuangkan sayurnya ke mangkuk berukuran sedang. Tangannya cekatan mengambil dan memasukkan ini dan itu walaupun sedikit terganggu dengan Keenan yang masih setia memeluknya dari belakang.

Keenan melepaskan pelukan nya, lalu membantu Alina membawa makanannya ke meja makan, Alina menarik kursi lalu duduk di sana.

Tangannya menuangkan lauk dan nasi  untuk Keenan, setelah selesai baru dia mengambil bagiannya.

Hanya hening. Dentingan sendok dan garpu membuat suasana terasa canggung, Alina tak pernah merasa Se-canggung ini .

" Kak,Alina besok mau check up kandungan lagi.  kamu ada waktu gak? " Kata Alina keenan berhenti mengunyah sejenak makanannya, lalu mengangguk karena dia juga ingin melihat secara langsung bayi kembarnya.

My husband is ketua geng motor (End Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang