7📍

7.2K 163 0
                                    


"𝗝𝗮𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗯𝗲𝗿𝗶𝘁𝗮𝗵𝘂 𝘀𝗲𝘀𝗲𝗼𝗿𝗮𝗻𝗴 𝘁𝗲𝗻𝘁𝗮𝗻𝗴 𝘀𝗶𝘀𝗶 𝗯𝗮𝗶𝗸𝗺𝘂 𝘂𝗻𝘁𝘂𝗸 𝗺𝗲𝗺𝗯𝘂𝗮𝘁 𝗺𝗲𝗿𝗲𝗸𝗮 𝗯𝗲𝗿𝘁𝗮𝗵𝗮𝗻, 𝗰𝗼𝗯𝗮 𝗯𝗲𝗿𝗶 𝗺𝗲𝗿𝗲𝗸𝗮 𝘀𝗶𝘀𝗶 𝗯𝘂𝗿𝘂𝗸𝗺𝘂 𝗱𝗮𝗻 𝗹𝗶𝗵𝗮𝘁 𝘀𝗶𝗮𝗽𝗮 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗯𝗲𝗿𝘁𝗮𝗵𝗮𝗻."

——𝗔𝗹𝗶 𝗯𝗶𝗻 𝗔𝗯𝗶 𝗧𝗵𝗮𝗹𝗶𝗯——

Keenan mengendarai motor nya dengan kecepatan tinggi. Membelah jalanan kota jakarta yang sepi akan pengemudi lainnya pikiran nya masih terbayang-bayang Alina yang entah kenapa langsung mencuri perhatian nya.

Gadis itu terasa sangat istimewa baginya, apalagi mendengar jika dia sedang hamil anaknya, ya walaupun cara mendapatkan Anak nya salah tapi Keenan akan berusaha menerima kan semua nya, antara iya dan tidak.

Tiba tiba, suara ponsel Keenan berdering. Karena sedang berkendara pemuda itu menepi sebentar untuk mengangkat telponnya, sekitaran pemberhentian bus.

" Halo?"

" ..."

" Yaudah Keenan lagi di jalan,tunggu beberapa menit aja."

" ..."

Keenan mematikan sebelah pihak telponnya, tak sengaja netranya melihat seorang gadis  bercadar berseragam sekolah sama seperti nya, tengah termenung dengan koper besar berwarna biru muda dan seragam yang sama dengannya.

Setahunya tak ada cewe bercadar di sekolah nya selain Alina.  Jadi bisa di pastikan jika itu adalah Alina.  Penasaran Keenan pun menghampiri gadis itu yang masih termenung sambil mendongak menatap ke atas langit.

Sayup-sayup terdengar alunan sholawat yang gadis itu baca mengalun merdu memasuki indra pendengaran Keenan.
Hatinya berdesir hangat, menikmati indahnya suara gadis di depannya.

" Keenan?" Gumam Alina saat melihat pemuda itu berada di hadapannya.

Merasa terpanggil Keenan membuka matanya, memandang Alina dengan tatapan datar nya.

" Ngapain lo di sini hah? Lo lagi hamil gak baik buat mereka. "

Alina tersenyum di balik cadarnya.

" Alin gak tau harus ke mana lagi. bunda Ama ayah alin ngusir alin dari rumah, karena Alin udah ketahuan hamil di luar nikah, haha takdir lucu ya bisa mempermainkan aku. padahal aku di sini hanya lah korban."

Hati Keenan mencelos, merasa sangat bersalah atas semua yang terjadi. Bagaimana pun ini kesalahannya bukan kesalahan Alina dan benar Alina adalah korban di sini, dan yang pantas di hukum adalah dirinya bukanlah gadis di hadapannya ini.

" Gue akan nikahin lo." Putus Keenan lalu menarik tangan Alina.

" Hah?"

" Gue akan nikahin lo dan akan menjelaskan ini pada bokap Ama nyokap gue."

.

.

.

Bugh!

Bugh!

Bugh!

" Hentikan om!" Teriak Alina pada seorang pria yang di ketahui adalah ayah dari Keenan.

Pria itu tak henti-henti nya memukuli anaknya padahal Keenan sudah menjelaskan jika itu adalah sebuah ketidaksengajaan. Namun seakan tuli, pria itu malah semakin menjadi jadi memukuli anaknya.

" Bagaimana pun, Keenan Abi dari janin Alina. Alin gak mau kalo nanti om pukulin Keenan Mulu entar Keenan mati lalu janin Alina yatim masa belum lahir harus udah gak punya ayah sih? Kasihanilah om."

Arya Hanya terdiam mendengar ucapan lembut namun sedikit membentak dari Alina.

" Ceritanya dia ngebela gue?" Keenan terkekeh kecil.

" Besok kalian berdua akan menikah."putus Arya tak bisa di ganggu gugat oleh siapapun.

" Besok? Tapi bagaimana dengan wali nikah Alina? Sementara ayah Alina benci Alina sekarang." Lirih wanita itu.

" Saya akan menjelaskan pada nya, beritahu alamat rumah mu, saya akan minta persetujuan orangtuamu untuk menikahkan kalian, karena ayahmu tak bisa menjadi wali nikahmu."

" Baiklah." Pasrah alina, keputusan itu akan dia terima, demi masa depan dan kebaikannya.

.

.

.

.

" Qabiltu nikaha ha wa tazwijaha  bil mahril madzkuur haalan "

Acara pernikahan yang di bangun sederhana. Beberapa tamu yang di undang hanyalah para kerabat dan orang orang yang sudah di tentukan kedatangan nya.

Pengantin pria dan pengantin perempuan itu tampak tak bahagia karena pernikahan mereka yang tak dilandasi oleh rasa cinta. Bayangkan saja hanya bertemu satu hari dan langsung di nikahkan tak pernah terpikirkan oleh Alina.

Dengan balutan gaun pengantin sederhana berwarna putih Alina tampak anggun. Apalagi Keenan gagah dan juga berwibawa seperti ayahnya.

Di usia nya yang masih muda dia sudah menikah dan akan menjadi ibu dari dua anak yang sedang dia kandung sekarang.

Di balik cadarnya dia tersenyum manis karena bagaimanapun Keenan mau bertanggung jawab atas semua kesalahannya. Alina juga sedikit lega karena ayahnya saka mau menghadiri pesta pernikahan dan mau menjadi wali nikah nya.

Sementara dia tak melihat kehadiran bundanya karena kata ayahnya bundanya sedang tak enak badan. Sedikit sedih sih namun apa boleh buat, Alina cukup tahu diri untuk masuk ke keluarga saka lagi.

" Selamat ya, jangan sedih sedih. " ucap kania ibu mertua nya kini.

" Iya ma, pasti." balas Alina sementara Keenan menatap datar orang orang sekitarnya.

" Ini acaranya kapan sih selesai? Kaki gue dah pegel nih!" Ucap Keenan Alina terkekeh kecil.

" Sabar bentar lagi kok." Jawab Alina.

" Selamat atas pernikahan kalian, ayah turut senang." Tak bisa berbohong jujur saka pun senang karena putri satu satunya sudah menikah. Tak sia sia dia membesarkan anak semata wayangnya itu.

Orang tua mana yang tak bahagia anaknya sudah menikah? Itupun juga di rasakan oleh saka selaku orang tuanya.

" Terimakasih ayah,maafkan Alina yang tak bisa membahagiakan kalian berdua."

" Tak apa,berbahagialah sekarang dan untukmu Keenan! Jaga putri saya Perlakukan dia bagaikan ratu di hidupmu."

Keenan mengangguk.

" Pasti,om. saya akan melakukan itu .. walaupun gak tau sih, gimana pas di buka item? Ih najis! Tapi di sisi lain gue kan udah hancurin masa depan dia."

" Ya Allah semoga dengan menikahnya hamba dengan dia, akan membuat hamba bisa masuk ke Jannah mu ya allah, Berikanlah kelancaran dalam kehidupan hamba beserta kebahagiaan,hamba akan kuat untuk anak anak hamba. walaupun hamba mendapatkan mereka dengan cara yang salah, tapi hamba mencintai dan menyayangi mereka ya allah." Batin alina tersenyum manis.

Acara pun dilanjutkan dengan makan makan bersama.












.

.

.

Makasih dah baca sebelumnya ya vote komen share this story ya! I need support you!! Thanks

My husband is ketua geng motor (End Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang