akhir?

4.4K 101 7
                                    

" percaya kan semua akan indah pada waktunya?"

Keenan Keanu Winata—

" Aku percaya hanya saja belum bisa menerimakan semuanya."

Alina Humairah akila

" Abi?" Ucap vandra menatap pada keenan yang tengah membacakan dongeng sebelum tidur untuk mereka.

" Ada apa sayang?" Jawab keenan mengecup pipi chubby vandra. Anaknya itu hanya menggelengkan kepalanya, sejujurnya dia tak pernah merasakan kehangatan dari seorang ayah.

Hanya kehangatan dari seorang ibu yang dia rasakan, dari alina yang di curah limpahkan pada mereka berdua.

" Abi." panggil cyla menatap wajah tampan ayahnya.

" Ada apa? Bosen?" Cyla menggelengkan kepalanya, keenan hanya tersenyum anaknya ada di sebelah samping sisi kiri dan kanannya dan tangan keenan sebagai penyangga untuk mereka.

" Kenapa umma gak di sini? Tinggal sama kica? Kacian umma pasti nangis." cyla sedih karena ummanya tak ada di sampingnya, padahal setiap tidur dia selalu ingin di peluk oleh alina.

" enggak sayang, nanti umma kalian akan ke sini kok." Balas keenan.

" Kapan?" Kini vandra bertanya.

" Besok, tidur lah nanti besok umma kalian akan datang membawa banyak coklat hmm?" Kedua bocah itu tampak senang lalu mengangguk, mata mereka pun dari tadi sudah merasa sangat berat dan mengantuk.

Tak lama nafas mereka sudah teratur, dengkuran halus terdengar oleh keenan. Dia mencium kening anaknya secara bergantian. Turun dari ranjang secara perlahan, takut membangunkan tidur anaknya.

" Mimpi yang indah para kesayangannya abi."

🐈

" Assalamualaikum." ucap Alina mengetuk pintu itu, namun tak ada jawaban dari dalam, sepertinya rumah besar mewah itu tak sedang berpenghuni.

Dengan sabar dia kembali mengetuk pintu, tapi hasilnya nihil tak ada jawaban padahal dia sangat ingin menemui anak anak nya. Dia sudah kangen, rasanya seperti sudah lama dia tak bertemu dengan anak kembarnya.

" Eh, siapa ya?" Kata bi tia dia adalah pembantu di rumah ini.

" Eh, bi keenan nya ada? Saya alina." Balas alina tersenyum hangat di balik cadarnya. Tujuannya ke sini adalah ingin bertemu dengan kedua anaknya yang sangat dia rindukan.

Saat mendengar nama yang tak asing itu, bi tia menunjuk pada taman belakang. Alina mendengus, pantas saja tak ada yang menyahut ternyata semuanya berada di belakang tepatnya di halam rumah yang luas.

Dia berjalan ke halaman, di sana terlihat keenan kedua orangtuanya dan kedua mantan mertuanya sedang bersenda gurau dengan si kembar. Mereka tampak bahagia.

Air mata kembali membasahi pipinya, alina merasakan kerinduan pada kedua orangtuanya, dia sudah sangat lama tak melihat mereka ternyata dinda dan saka masih tetap cantik dan tampan.

" Bun?" Lirih alina, dinda menoleh jantungnya tiba tiba berhenti sejenak, dia menatap wanita bercadar di hadapannya yang tampak tak banyak berubah.

" Alina?" Ucap dinda lantas langsung memeluk putrinya, serta saka yang langsung juga memeluk tubuh mungil putrinya kerinduannya sudah terbayarkan sudah.

" Ya allah nak,Hiks...hiks... Kenapa baru datang huh? Kemana kamu selama enam tahun ini? Bunda rindu." Dia makin mengeratkan pelukannya pada dinda, Jujur dia juga sangat rindu dengan bundanya juga ayahnya.

My husband is ketua geng motor (End Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang