4

6.5K 170 2
                                    

Ikutin terus kelanjutannya ya guys!! Ingat jangan lupa vote komen share juga cerita ini! Tambahkan ke perpustakaan!!! Makasih.. kurang lebihnya saya mohon maaf...

Dan selamat membaca.. saya terima gajihh!!

.

.




2 bulan telah berlalu...

Mungkin Alina akan mulai melupakan semua kejadian itu secara perlahan lahan, dan mulai menerimakan apa yang akan terjadi selanjutnya.

Dia akan mulai terbiasa seperti dulu lagi, menjadi gadis biasa saja . Walaupun agak susah menerima itu semua, tapi Alina yakin dia bisa melalui semuanya.

Tring!

Tring!

Bel masuk berbunyi, alina mengeluarkan bukunya sesuai dengan jadwal pelajaran.
Akan tetapi entah kenapa tubuhnya dari pagi terasa sangat lemas, dan gampang kecapean. Apalagi akhir akhir ini dia sering pusing dan mual.

Dia pun meminta izin untuk ke toilet kepada guru nya . Sesampainya di toilet, Alina hanya muntah muntah tapi tak ada yang keluar. Hanya cairan bening yang keluar.

" Hueek...huekk ..." Alina mengeluarkan apa yang ada di perutnya. Namun tetap saja tak ada hanya cairan bening lah yang keluar dari mulutnya.

Gadis itu merasa sangat lemas, energi nya terasa terkuras habis, mual, dan pusin Alina tak tahu harus bagaimana sekarang. Bel pelajaran lain sudah berbunyi tapi rasanya kakinya tak sanggup melangkah ke kelasnya karena lumayan jauh dengan toilet ini.

" Gimana dong? Masa alin harus diam di sini? Gak Aku harus keluar tapi lemes banget,Apa telpon aja aura ya? Tapi dia pasti lagi belajar. Terus aku harus gimana?"

Alina bingung dengan keputusan apa yang harus dia lakukan.

" Yaudah deh, aku diem aja dulu di sini kalo udah enakkan baru ke kelas." finalnya lalu duduk di lantai toilet karena sudah tak sanggup berdiri.

.

.

.

Deg!

Alina menatap tak percaya benda putih panjang di tangan nya yang menunjukkan garis dua, dengan garis samar samar.
Tubuh tangan dan bibir nya bergetar hebat melihat benda putih itu. Pikiran nya mulai di hantui dengan ketakutan dan kekhawatiran.

Dia tak mau berpikiran negatif,Alina mencoba merek lain dari taspack nya. Dengan menarik nafas dalam-dalam, Alina memberanikan diri untuk mencoba kembali.

" Semoga Aja yang tadi salah."

Dia mencelupkan benda itu kepada urin nya , lalu menunggu beberapa saat untuk melihat hasilnya. Alhamdulilah! Alina tersenyum saat tanda satu yang ada di taspack itu. Tapi tak lama, garis satunya muncul walaupun samar samar.

Keringat dingin membasahi pelipis Alina, senyum nya memudar menjadi sebuah isakan kecil yang menyayat hati. Tubuhnya melorot ke bawah, air matanya turun dengan deras, Alina menutup mulutnya sendiri tak percaya pada hasilnya.

" Astagfirullah...bagaimana ini? Saya hamil,dan saya melakukan zina ya Allah, ampuni saya!"

Sungguh Alina tak membayangkan hal ini. Hal terburuk yang ia dapatkan sekarang, hamil tapi dia tak kenal dengan siapa dirinya hamil. Karena mereka hanya satu kali bertemu.

Dia harus menemui dan menemukan pemuda itu . Pokoknya harus! Ini demi masa depan nya, dia tak ingin masa depannya hancur gara gara janin yang sedang ia kandung ini.

" Sialan! Kenapa janin ini tumbuh sih?! Saya gak pernah minta kamu hadir ya! " Bisik kan syetan mampu membuat Alina kehilangan akal sadar nya. Gadis bercadar itu memukul mukul perutnya, bertujuan agar janinnya tiada.

" Astagfirullah! Jika aku melakukan itu sama halnya aku seperti membunuh orang, Maafkan saya ya Allah,maafin umma nak,maaf." Ucapnya lalu mengelus perut rata nya.

'Tapi... Masa depan ku hancur gara gara janin ini. Apa yang harus aku lakukan? Bagaimana dengan bunda dan ayah? Aku gak bisa membayangkan bagaimana kecewanya mereka.' batinnya menghela nafasnya lelah.

Tak bisa terbayangkan akan sehancur apa orang tuanya nanti mengetahui jika dirinya hamil di luar ikatan suci.
Dengan keadaan yang sudah berantakan Alina keluar dari kamar mandi.

Membaringkan tubuhnya di kasur busa size itu. Di tangannya ada beberapa taspack yang dia pakai tadi.

" Gugurkan atau pertahankan?" Gumamnya menutup kedua matanya dengan satu lengannya.

.

.

Di sinilah pemuda dengan inisial nama Keenan berada, di sebuah rumah tua yang sudah hampir roboh dengan banyak benda peninggalan peninggalan di dalamnya. Walaupun begitu, rumah itu masih terlihat bagus dan juga lumayan kuat.

Ya, rumah sepuluh tahun yang di terlantar kan begitu saja, tanpa berniat di isi atau di kontrakan.

" Bro, lo kok diem mulu? Ngopi kali ngopi." ucap libra membuat lamunan Keenan Buyar.

" Berisik." ketus pemuda itu.

Libra refleks menggeplak kepala Keenan hingga pemuda itu menatap nya dengan tatapan tajamnya.

" Hahaha,Santai aja kali bos,oh ya nanti malam kita balapan Lo mau ikut?"

" Yoi lah, gue ketua ya gue juga harus ikut lah." Balas Keenan.

" Oke deh,kalo gitu mah."

Beberapa menit keheningan, akhirnya Keenan berdehem untuk mencairkan suasana.

" Gue mau tanya." Ucap Keenan.

" Apa tuh?" Sahut Angga.

" Kalo cewe habis di itu bakal langsung hamil? "

Semua yang ada di sana terkejut dengan pertanyaan ketuan nya itu. Apa sih yang sedang di pikirkan oleh Keenan? Yang jelas pasti akan hamil, jika tidak ya berarti belum saja.

" Ya iyalah nan,lo kek orang polos aja sih? Gitu aja gak tau."

" Eh,btw lo udah ngehamilin anak orang ya?" Tuduh curiga Angga.

" Jangan asal bersuara, atau Gue bongol lu, mau?" Kesal Keenan lalu pergi dari tempat itu, yang menurutnya sedikit menjengkelkan, bukannya dapat solusi malah jadi bahan curigaan anggota nya.

" Why? Si Keenan sensitif banget sih, kek orang hamil aja." Mereka yang ada di sana menggelengkan kepalanya, menatap kepergian pemuda itu. Sedikit curiga karena keenan selama ini tak pernah dekat dengan perempuan manapun atau pemuda itu sudah buka hati nya untuk seseorang? Bisa saja.

Karena yang mereka tahu keenan hanya mencintai satu perempuan di dunia ini, dan dia sedang koma sekarang.



























Sengaja'sedikit kehabisan idee

Makasih dah baca sampai sejauh ini ya see you

My husband is ketua geng motor (End Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang