alin cape habibie🦋 (1)

4.1K 105 3
                                    




" Semakin kamu berharap pada manusia, maka kamu akan semakin kecewa. Tapi jika kamu selalu dan semakin berharap pada allah, maka kamu akan tahu siapa yang tak akan pernah mengecewakan mu "

Tuk!

Tuk!

Alina membuka matanya saat mendengar suara ketukan pintu. Dia melirik pada jam di dinding yang menunjukkan pukul satu dini hari.

Dia ingat jika suaminya belum pulang, dan dia juga terlelap tidur di sofa karena menunggu suaminya. Segera alina berjalan ke pintu depan, untuk membukanya. Dan saat pintu terbuka...

Ternyata itu suaminya dengan pakaian acak acakan jangan lupa rambutnya juga terlihat sangat berantakan, mirip seperti gembel hanya saja ini gembel ganteng ><

" Astagfirullah habibie! Kamu kenapa?" Sedetik kemudian alina menyadari jika suaminya sedang mabuk berat. Bau alkohol dari bajunya sangat menyengat membuat alina menutup mulut dan hidungnya.

Kenapa suaminya kembali ke sikap buruk dulunya? Apakah sehancur itu dia sampai melakukan maksiat kembali? Alina tahu ini salahnya, ah matanya jadi berkaca kaca.

" Kak, ayo masuk kamu lapar kan?" Ujar alina menarik lembut tangan keenan serta dengan senyuman manis yang menenangkan. Wanita itu pikir keenan akan menolaknya, namun sebaliknya lelaki itu mengangguk dan menuruti perintah dari istrinya.

Setelah masuk, alina langsung menutup pintunya dia menuntun suaminya hingga dapur dan keenan duduk di meja makan , alina hanya akan memanaskan kembali masakan nya.

Berbeda dengan keenan yang sedari tadi tak henti hentinya menatap wajah cantik istri nya yang menenangkan. Dia kesadarannya yang tipis tipis, keenan menyesal telah mendiamkan istrinya, dia juga mabuk karena bingung harus bagaimana lagi.

Beberapa menit kemudian, alina selesai memanaskan lauknya. Dia mengambil secolek nasi lalu menaruhnya pada piring, mengambilkan lauk lauknya pada piring yang berisi nasi itu lalu memberikannya pada Keenan.

" Ini bibie,Makan yang banyak aku tahu kamu belum makan kan? Entar udah ini kamu mandi"

Keenan hanya mengangguk sebagai jawaban, memakan lahap masakan alina. Wanita itu senang, tapi sampai tiba tiba...

" Jalang!" Desis keenan, tak tahu dia berkata itu pada siapa.

" Dasar wanita murahan! Gue harus kek gimana lagi hah?! Gue cape! Kenapa ini semua harus terjadi ama gue?! Kenapa harus gue yang merasakan ini? Kenapa takdir harus mempermainkan gue hah?!"

Alina terdiam.

Prang!

Prang!

Piring berisi lauk pauk itu di lemparkan oleh keenan ke lantai sampai menjadi kepingan kepingan kecil. Alina ketakutan sekali sekarang, dia hanya diam di tempatnya yaitu dekat kulkasnya.

Dia menutup telinganya dengan kedua tangannya, dia takut . Bahkan keenan benar benar mengamuk kesetanan . Alina tak tahu cara menenangkannya.

Tiba tiba, tangannya di tarik paksa oleh keenan ke kamar tak ada lembut lembut nya. Kasar! Alina berusaha melepaskan tangannya dari genggaman keenan yang membuat tangannya memerah.

" Lepas!" Ujar nya dengan merintih kesakitan. Keenan menulikan pendengarannya, dia tetap menarik alina membiarkan wanita itu memberontak.

Saat sampai di kamarnya, keenan mengunci kamar itu lalu menjatuhkan alina tepat di ranjangnya.

Bluk!

" Aws.. " ringis alina kala keenan menjatuhkannya dengan kasar. Dia memikirkan bayi kembar nya sekarang, takut nya bayinya terbentur.

" Kenapa harus lo alin?! Kenapa hah?!" Teriak keenan, sepertinya dia masih terpengaruh oleh alkohol.

Wanita itu hanya terdiam sambil menangis menyaksikan amukan dari suaminya.

" Kenapa harus lo hah? Lo gak salah gue tau... Tapi hati gue gak mau nerima itu semua! Dari sekian banyaknya manusia, kenapa harus gue lin?! Kenapa?!! Arrrghhhh!"

" Aaaa! Istighfar kak! Istighfar... Alin gak tau, alin takut... Bunda ayah, tolong alin" alina menggelengkan kepalanya kuat dia ketakutan .

Keenan mengacak-acak kamar itu , keadaannya tak terarah sama sekali. Kamar itu bak kapal pecah, semuanya telah rusak dan pecah akibat ulah keenan. Bahkan poto pernikahan mereka pun keenan rusak.

Tak ada pilihan lain selain diam, jujur alina merasa perutnya sangat sakit. Apakah tak akan ada yang menolongnya? Hentikan semuanya.

Dia takut.

" Kak, istighfar sebanyak banyaknya... Ingat allah gak akan kasih ujian kepada hambanya diluar batas kemampuannya..." Walaupun takut Alina tetap mengingat kan.

" Bacot lo! Jangan sok suci sok alim! Teroris! "

" Hiks... Hiks... Kok jadi gini sih? Kenapa kamu gini sama aku kak? Kamu kasar! Bahkan ayah aku gak pernah kasar Sama aku, kamu nyakitin aku sedalam dalamnya seperti ini, yang cape bukan fisikku saja. Tapi mental ku juga..."

Pukul 6 pagi alina bangun dari tidurnya. Rencananya dia akan pergi ke apartemen aliya, Sudah lama tak berkunjung ke Kakak nya itu.

Sekarang semuanya sudah kembali normal, keenan sudah berhenti mengamuk dan entah pergi kemana. Alina tak mau berpikir karena dia sangat ketakutan karena perihal semalam tadi.

Dia terlalu takut untuk melihat suaminya itu. Bukan hanya capek fisik dia juga cape mental, bahkan malam tadi seperti bukan keenan yang alina lihat melainkan orang lain.

" Alin hanya minta sama allah, tolong akhiri semuanya ya allah, alin gak kuat maafin alin selalu mengeluh..." dia kemudian beranjak dari tidurnya, mengambil handuk untuk mandi.

Bluk!

Alina menutup kencang pintu kamar mandi tersebut. Dia berjalan ke cermin lalu menatap dirinya lekat lekat. Matanya sangat bengkak di sertai tangannya yang terlihat sangat lecet, bahkan darah segar keluar dari pergelangan tangannya.

Hati alina bagaikan di tusuk belati tajam yang banyak. Kapan ini akan berakhir? Secepat itukah kebahagiaan nya pergi? Dia merindukan keenan yang selalu lemah lembut padanya bukan yang sekarang. Dia kembali pada sikapnya yang dulu, dingin tapi tidak kasar.

Tapi yang sekarang keenan dingin datar kasar dan juga tempramental terhadap dirinya.

Setelah beberapa menit , alina sudah selesai mandi. Dia melilitkan handuk nya pada tubuhnya yang berisi itu.

Ceklek!

Alina keluar dari kamar mandi nya. Mengambil jilbab berwarna hitam, gamis berwarna merah bata, dan juga henscok dan kaos kaki yang senada dengan warna baju dan jilbabnya.

.

Keenan masuk ke dalam kamarnya. Dia melihat alina sambil memakai handuk yang tengah membelakanginya, paha mulus dan putihnya terlihat sangat jelas dan menggoda di mata keenan.

Pria itu meneguk Saliva nya susah payah, pria itu hanya diam menatap alina dari kejauhan yang sedang menyiapkan baju entah akan kemana wanita itu.

" Shit! " Gerutunya dalam hati.

Saat dia akan mendekat kepada istrinya, alina berbalik. Wanita itu tampak terkejut dengan kehadiran suaminya yang tak dia ketahui bahkan suara pintu terbuka tak terdengar.

" Habibie?" Ujar alina , keenan hanya menatap istrinya itu dengan tatapan dinginnya.

Alina yang ditatap seperti itu jadi salah tingkah, dia memilih menutup wajahnya dengan baju yang tadi dia bawa.

" Gue mau makan" tiga kata dari keenan berhasil membuat alina cengo, tapi tak ayal dia mengangguk.

Pria itu masuk ke dalam mandi, dia juga gerah.






























Makasih! Udah baca sejauh ini! Congrats buat kita 🎉👏

My husband is ketua geng motor (End Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang