"Berputar dan tekan pedal gas dalam-dalam!" perintah Gama tegas.
"Siap, Kapten!" teriak penuh semangat sang tentara.
Suara decit ban terdengar panjang diikuti gerak memutar 180 derajat yang mengempaskan seluruh penumpang ke sisi yang sama. Dalam satu putaran cepat, mobil berbalik arah dan melaju dengan kecepatan di atas seratus kilometer per jam.
Ban mobil berjungkat-jungkit dengan kasar saat melindas tubuh-tubuh yang setengah merangkak di jalan. Walau begitu, tidak ada yang protes. Semua mengunci mulut dengan doa-doa yang tak terucap.
Dari arah berlawanan dua buah truk tangki memelesat berdampingan, menutup jalan, dengan kecepatan tinggi. Terlepas banyaknya zombi yang mengekor, mereka yang berada di belakang kemudi truk seharusnya menyadari kehadiran jeep hitam itu dan menurunkan kecepatan. Namun, kenyataannya ban tetap berputar konstan.
Melihat itu, mereka semua yang berada di kabin mobil menegang kaku, tidak terkecuali Elard yang merasakan ketakutan sang adik melalui genggaman tangan yang mulai menyakitinya. Minsana bahkan tidak lagi ingat caranya bernapas. Dia hanya bisa mencengkeram kuat pinggiran jok, seakan benda empuk itu bisa menyelamatkannya.
"Kapten." Sang tentara mulai melirik resah ke arah atasan yang belum juga memberi perintah.
"Jalan terus. Jangan kurangi kecepatan." Gama melirik ke belakang melalui spion luar. Menyaksikan dengan dada berdebar-debar, puluhan zombi kelaparan bergerak menjauhi tempat penyulingan untuk mengejar mereka.
Semua sesuai dengan rencana awal.
Jarak antara kedua kendaraan yang berbeda ukuran itu terus memendek, tanpa ada salah satu yang mengalah. Sebagai bentuk kepanikannya, diam-diam sang tentara menyalakan lampu dim. Memohon dalam diam kepada kedua truk untuk berhenti.
"Gama!" seru Troy terdengar tegang.
Tidak membalas, tangan Gama meraih walkie-talkie. Dia diam sejenak sambil mengamati truk tangki putih yang tidak sampai lima menit lagi akan menyeruduk mereka.
"Gama!" pekik Fiona panik yang akhirnya menggerakkan si pemilik nama saat jarak yang tersisa tidak sampai seratus meter.
"Truk satu, dua ... berpisah," perintah Gama.
Truk tangki yang semula jalan seakan bergandeng, kini berpisah jalan ke kanan kiri jalan dan melindas apa pun yang ada di trotoar. Memberi jalan kepada mobil jeep untuk melintas di antaranya, sebelum kedua truk itu kembali ke lajur semula.
Fiona dan yang lainnya mengembus napas panjang. Merasakan sedikit ketenangan saat suara desing seperti peluit yang keluar dari mesin truk terdengar menjauh. Namun, sayang Gama tidak memberi mereka waktu lama untuk bernapas lega.
"Putar balik dan posisikan mobil ini sedekat mungkin ke bagian belakang truk. Sekarang!" perintahnya yang membuat sang tentara kembali menghela napas dan menahannya.
"Siap, Komandan!"
Kendaraan kembali berbalik arah. Bunyi raungan panjang menandakan protes mesin yang dipaksa bekerja dengan kecepatan tinggi terus-menerus. Uap panas mendesis terlihat samar dari bagian atas kap mobil. Gama melihat itu, tetapi instruksi menaikkan kecepatan terus dilontarkan.
Truk tangki dengan tinggi nyaris tujuh meter dan berat dua kali bus pada umumnya berlari lurus ke arah tempat penyulingan. Menabrak zombi yang berkumpul di sepanjang jalan. Meremukkan tulang-tulang, membubur otak, dan melumatkan badan hingga tidak berbentuk.
Di belakang kedua truk, jeep mengekor dekat tanpa peduli geliat sisa tubuh para zombi yang berusaha menerkam ban hingga badan kendaraan.
"Kapten, satu kilometer lagi kita sampai," lapor tentara dari salah satu truk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keep Running!
AdventureBUKU KEDUA R-18 : Blood, Gore. Genre : adventure, thriller, action, (minor) romance Note : sequel dari Run! (Disarankan baca cerita pertama sebelum membaca cerita ini, karena berisi spoiler bab terakhir Run!) Fiona, alias Natasha, kembali dihadapka...