Bab 39

354 60 1
                                    

"Aku ikut, tapi beri aku antivirusnya," pinta Minsana.

"Tidak," tolak Elard cepat dan tegas. "Aku ke sini bukan untuk memintamu ikut, tapi membawamu. Paksa atau dengan kemauan sendiri."

"Elard, kumohon berikan antivirusnya," pinta Fiona memelas.

Angin kencang berembus ke arah mereka berlima. Grey memincingkan mata dan melihat helikopter sudah terbang rendah. Tak lama sebuah tangga tali diturunkan.

"Elard, mereka menunggu," teriak Grey di antara suara ribut helikopter.

Meski begitu, baik Minsana dan Elard bergeming. Sementara itu, Fiona terus memeluk tubuh Gama yang semakin panas. Tubuh besarnya menggigil di pelukannya.

"Baik, silakan bawa antivirus itu. Semoga antivirus itu tidak mengubah salah satu dari kalian ke bentuk makhluk seperti itu." Minsana menunjuk menggunakan dagu ke arah zombi mutan itu.

"Apa maksudmu, Dok?" Grey memincingkan mata.

"Hanya aku yang tahu antivirus mana yang benar-benar berhasil. Kalaupun kalian mencari tahu dengan mencobanya kepada seseorang, tapi ... selamat mencari tahu mana formula yang benar di buku catatanku," ucap Minsana arogan.

Kepalan Elard menguat. Ingatannya kembali ke waktu di mana Minsana menyerahkan buku catatan yang tebalnya hampir menyamai kamus bahasa.

"Bagaimana ini Elard?" tanya Grey.

Elard menarik napas panjang dan menghelanya perlahan. "Ambil satu dan setelah itu kamu harus menuruti semua apa yang diperintahkan!" Dia beralih ke Grey. "Beri antivirus yang diinginkan dan seret dia!"

Elard berputar dan berjalan menjauh.

"Oke!" Grey mengeluarkan kotak kecil dan membukanya. Di dalam, ada belasan tabung kecil berisi cairan berbeda warna, dari jernih hingga hijau kebiruan.

Sementara Minsana memilah deretan tabung berisi cairan antivirus, seluruh otot Gama mulai kaku kelojotan.

"Minsana! Cepat, tolong dia!" pekik panik Fiona. Tangannya mengusap mata Gama yang terbuka lebar tanpa kontak. "Gama, bertahanlah!"

"Dapat!" Minsana buru-buru menyedot cairan dalam tabung suntik ke dalam jarum suntik. "Fiona, letakkan Kapten di lantai."

Perlahan Fiona meletakkan tubuh Gama. Dia memperhatikan dengan cemas Minsana menyuntikan antivirus ke pembuluh darah tangan Gama yang membonjol.

"Selesai. Kita tinggal menunggu antivirusnya—"

"Jangan banyak bicara, kita pergi dari sini sekarang!" Grey menarik bahu Misana. Memaksanya berdiri dan menyeret tangannya untuk berjalan ke arah helikopter yang sudah mendarat.

"Tunggu! Minsana, apa yang harus aku lakukan sekarang?" Fiona menahan tangan Minsana.

"Jaga saja dia. Seharusnya dalam setengah jam antivirusnya bekerja maksimal. Aku harus pergi." Minsana melepas tangan Fiona dengan berat hati. "Maafkan aku! Aku berdoa semoga kalian baik-baik saja." Suaranya tak lama tertelan suara ribut angin dan deru mesin helikopter.

Pandangan Fiona kembali kepada Gama. Tubuhnya sudah berhenti mengejang. Namun, matanya kembali tertutup rapat. "Gama. Sadarlah. Jangan pergi, aku masih membutuhkanmu."

Keep Running!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang