Bab 2

6K 363 40
                                    

Liona menyisir rambut panjangnya. Lalu, ia menatanya dengan rapi. Sepagi ini ia sudah rapi dan bersiap untuk turun. Ia harus melakukan beberapa pekerjaan rumah agar Luvia tak memarahinya. Langkah Liona melambat saat melihat keramaian di segala penjuru rumah. Semua asisten rumah tangga sangat sibuk. Mereka sampai harus membersihkan tangga dan jendela kaca yang tinggi.

Liona menghampiri Amy, salah satu asisten rumah tangga yang sering ia ajak bicara.

"Amy, kenapa semua membersihkan bagian dalam rumah?"

"Ada tamu penting yang datang. Jadi  kami harus membersihkan rumah ini dengan baik." Amy berkata tanpa melihat ke arah Liona. Wanita itu sangat sibuk dengan pekerjaannya. Lalu, ia melupakan sesuatu. Ia pun berdiri tegak menatap Liona,"Oh, ya, tadi Tuan berpesan agar Nona tidak ikut bersih-bersih. Temui Tuan yang sedang sarapan."

Liona melirik ke ruang makan yang kosong."Tapi, tidak ada siapa pun di meja makan."

"Oh, mereka sarapan di halaman belakang karena ruangan ini sedang dibersihkan."

Liona mengangguk mengerti."Baiklah. Terima Kasih." Liona melangkah ke halaman belakang yang luas. Mungkin saja Ayahnya ingin menyampaikan sesuatu.

Liona tiba pada tempat di mana keluarga kecil dan bahagia itu menikmati makan pagi mereka. Aromanya sangat sedap menusuk hidung Liona. Perutnya mendadak ingin makan sesuatu. Namun, ia harus menahan keinginannya tersebut.

"Selamat pagi, Ayah."

Caesar menatap Liona dan mengangguk sebagai bentu balasan sapaan anaknya itu.

"Apa Ayah memanggilku?"

Caesar mengangguk."Iya. Hari ini kita kedatangan tamu. Sebagai anggota keluarga ini kamu harus ikut serta menyambut kedatangan mereka."

"Iya, Ayah."

"Kenakan pakaian yang bagus dan rapi. Jangan sampai citra keluarga ini buruk karena ulahmu,"sambung Luvia.

"Sa-saya mengerti."

"Tamu yang datang memungkinkan akan menjadi calon mertua Anne. Jadi, bersikaplah yang baik, Liona."

Liona menelan ludahnya. Selama ini ia bersikap baik dan tak pernah mengacaukan apa pun dengan sengaja. Kenapa semua berkata seolah-olah ia sudah mengacaukan banyak hal."Saya mengerti, Ayah. Pukul berapa tamu itu akan datang? Supaya saya bersiap dengan baik."

"Pukul sebelas."

"Baik."

Suasana hening kembali. Setelah itu semua melanjutkan sarapannya masing-masing. Liona menjadi tak nyaman dalam situasi ini. "Jika tidak ada lagi, saya pamit."

Tidak ada yang menjawab ucapan Liona. Gadis itu segera pergi untuk menyiapkan diri. Sebelum itu, ia pergi ke dapur untuk meminta makanan yang bisa ia makan. Asisten rumah tangga selalu menyisakan makanan sebelum untuk Liona sebelum disajikan kepada Tuan rumah. Liona bersyukur akan hal tersebut.

Sesuai dengan janji, Liona muncul pukul sebelas ke ruang tamu. Ia mengenakan gaun yang sederhana pemberian Anne. Itu sudah bekas, tapi, masih sangat layak.

"Kau tidak perlu banyak bicara nanti. Berdiri di paling belakang karena Anne lah yang harus menjadi pusat perhatian. Anne harus segera mendapatkan pasangan,"kata Luvia dengan dingin.

"Apa kau dengar, Liona?"tanya Anne memastikan. Ia cukup sebal dengan keberadaan wanita itu. Entah kenapa ia tetap terlihat cantik padahal mengenakan gaun bekas dan tak menggunakan riasan wajah.

"Saya akan melaksanakannya." Liona melempar senyum manisnya.

Anne menarik napas panjang,ia cukup gugup menghadapi hari ini. Pria yang datang hari ini tampan dan kaya raya. Keluarganya merupakan keturunan bangsawan yang disegani banyak orang.

EROTIC NIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang