❤
Liona merasakan nyeri di beberapa bagian tubuhnya saat mandi. Pangkal pahanya sedikit nyeri karena Leon terlalu bersemangat semalam. Ini akibat karena ia tidak mau mengatakan bahwania mencintai Leon.
Liona mengenakan gaun pengantin setelah riasan wajahnya selesai. Tracy dan Adeline yang membantu mengenakan gaun terkejut melihat bercak merah di dekat pundak bagian belakang.
"Nyonya, apa Anda terjatuh atau terbentur sesuatu?" Adeline memekik.
"Ke-kenapa?"
"I-ini merah dan sedikit menghitam."
Sementara itu Tracy yang mengerti pun tersenyum."Ini hal yang biasa terjadi pada wanita yang sudah menikah,Adeline. Ini bisa ditutupi dengan make up." Kita harus segera menutupnya agar tamu tidak bisa melihat."
Wajah Adeline merah karena malu. Karena ia belum menikah, maka ia tidak memahami situasi yang terjadi."Maafkan saya, Nyonya."
"Tidak apa-apa, Adeline. Aku juga tidak tahu ada sesuatu di pundakku." Liona meyakini itu adalah perbuatan Leon semalam. Lelaki itu memberikan hisapan kuat dan gigitan kecil hingga menimbulkan bekas. Ia tidak tahu bagaimana perasaan Leon pagi ini. Suaminya itu langsung pergi setelah pelepasan. Sepertinya Leon sedang kesal karena Liona tidak mau mengatakan cinta padanya.
Liona sudah selesai. Lalu, pintu terbuka. Leon juga sudah selesai dengan pakaian yang membuatnya seperti seorang raja. Liona sampai terkesima melihatnya. Yang akan menjadi perhatian dalam pernikahan ini bukanlah dirinya, melainkan suaminya.
Tracy dan Adeline segera menghilang dari sana. Tinggallah Leon dan Liona yang kini bertatapan.
"Maafkan aku,"ucap Liona.
"Tidak ada yang harus dimaafkan. Aku akan memberimu pelajaran malam nanti dan mengajarimu bagaimana cara mencintaiku,"balas Leon dengan senyumannya yang begitu meneduhkan hati.
"Baiklah." Liona menghela napas lega karena Leon tidak marah,"jangan meninggalkanku tiba-tiba seperti semalam."
"Jika aku tidak langsung pergi, maka, bekas kemerahan itu akan semakin banyak." Leon mengedipkan sebelah matanya.
"Ah, ini membekas. Untunglah Tracy bisa mengatasinya."
"Ayo, tamu undangan sudah hadir. Kita turun sekarang." Leon mengulurkan tangannya dan disambut oleh Liona. Keduanya berjalan menuju aula rumah ini.
Di aula, Anne mengedarkan pandangannya. Ia sibuk mencari sosok pria yang ia idamkan. Pria itu mengatakan kalau mereka akan bertemu di acara ini. Mungkin saja pria tersebut memang belum hadir. Pandangan Anne tertuju pada Darren. Pria itu mengenakan pakaian yang mewah. Tetapi, bukankah itu terlalu sederhana untuk pengantin pria.
Anne mendekati Ibunya."Ibu, kenapa sejak tadi Darren ada di aula ini. Bukankah~harusnya dia bersiap-siap?"tanya Anne heran.
"Dia orang yang sembrono dan tidak tahu aturan. Jadi, dia melakukannya dengan sesuka hati. Lagi pula, pemberkatannya sudah dilakukan dua hari lalu. Jadi, mereka tinggal melangsungkan pestanya saja,"jawab Luvia yang memang mempertanyakan prosesi pernikahan hari ini pada salah satu orang kepercayaan Darren.
Anne menutup mulutnya."Wah, ternyata mereka sudah resmi menjadi suami istri."
"Ayo kita mengambil tempat karena pengantin akan segera tiba." Darren bicara pada keluarga Liona.
Anne, Luvia, dan Caesar mengambil tempat yang telah disediakan. Lalu, semua orang menunggu pengantinnya muncul.
Anne melirik Darren yang berdiri di sebelah Ayahnua. "Lalu, kenapa Anda masih ada di sini? Apa Anda tidak menjemput pengantin wanitanya? Apa kau membiarkan Adikku berjalan sendirian melewati para tamu?"
Darren tersenyum penuh arti."Tentu saja tidak. Saksikanlah sebentar lagi."
Anne mengernyit tak mengerti dengan maksud Darren. Lalu musik mengalun pelan, pengantin pun muncul. Anne terbelalak karena melihat Liona keluar bersama pria yang bukan Darren.
"I-ibu itu,kan~Liona. Kenapa dia tidak bersama Darren?"
Luvia menatap Darren panik."Apa maksudmu menyerahkan anakku pada pria lain. Bukankah kau melamarnya secara langsung?"
"Yang melamar memang aku,tetapi, aku hanya mewakili adikku yang sedang berhalangan hadir. Aku juga tidak mengatakan aku yang akan menikahinya, kan?" Darren tersenyum lebar,"tenang saja, adikku tampan, gagah, dan pemberani."
"Kau sudah menipuku." Luvia mengumpat. Emosinya bergemuruh di dada.
"Kenapa kalian berdebat di acara ini? Semua orang sedang menatap kita,"kata Caesar mengingatkan.
Liona dan Leon berjalan melewati semua orang. Anne menganga saat menatap pria di sebelah Liona. Jadi, pria yang ia suka itu sekarang adalaj suami Liona. Hati Anne teriris-iris melihat pria yang ia impikan semalam bersanding dengan Liona. Kenapa ia bisa sampai melewatkan hal ini. Jika ternyata Liona akan menikahi pria itu, ia pasti akan menghalanginya. Ini seperti mimpi buruk bagi Anne. Ia langsung merasa kehilangan banyak oksigen.
"Aku harus menemui Tristan,"kata Caesar yang tidak sengaja melihat teman lamanya.
Luvia mengangguk. Lalu, ia menyadari gelagat aneh pada putrinya."Anne kau kenapa?"tanya Luvia sembari menahan tubuh Anne.
"I-Ibu, pria yang di samping Liona~" Anne meneteskan air matanya perlahan,"itu adalah pria yang aku suka. Aku sangat menginginkannya, Bu."
"Astaga, kenapa kau tidak pernah mengatakannya?" Luvia kini menatap Darren,"lihatlah, putriku jadi begini."
"Memangnya ada apa? Apa dia kaget karena ternyata Liona menikah dengan pria yang tampan? Kukira kalian akan senang,"balas Darren dengan tatapan dingin.
"Apa maksudmu, ini karena kau menipu keluarga kami,"kata Anne menggeram. Tidak ada lagi orang yang memerhatikan mereka karena semua tamu sudah saling berinteraksi dengan pengantin.
Darren tersenyum sinis."Coba ingat kembali kata-kataku saat datang ke rumah. Apakah aku mengatakan bahwa aku akan menjadikan Liona istriku? Tidak. Kalian yang menghubungiku dan meminta datang dengan cepat. Kalian harus menikahkan Liona saat itu juga. Karena senangnya, kalian lupa menanyakan hal yang penting. Di sana aku menyadari bahwa Liona tidak lah penting untuk kalian. Lalu, untuk apa kalian marah dan mengkahwatirkan mengenai penipuan ini? Sejatinya memang Leon lah yang memintaku melamar Liona untuknya. Karena Leon yang mencintai Liona."
Hati Anne semakin teriris-iris mendengarnya. Kenapa harus Liona yang disukai Leon. Sakitnya menjadi berkali-kali lipat. Ia sulit menerima kenyataan ini.
Darren menatap Luvia dan Anne bergantian."Karena prioritas kalian adalah menikahkan Liona denganku yang memiliki reputasi buruk di luar sana. Aku tahu kalian ingin membuangnya karena dia bukanlah anak kandung Anda, Ibu Luvia."
Luvia tertawa."Kau sudah tahu, kan, kalau dia anak haram. Itu akan merusak reputasi keluarga Jayantaka yang besar ini."
Darren sangat benci jika ada yang menyebut seseorang sebagai anak haram."Tidak ada anak haram hanya karena ia lahir dari hubungan yang tidak sah. Yang haram adalah hubungan suamimu dan Ibu Liona. Liona tetaplah anak yang suci dan lembut. Lalu, daripada Anda terus menyalahkan Liona, bukankah lebih baik Anda menyalahkan suami Anda? Lalu, perhatikan apakah ada anak lain selain Liona."
"Ternyata Anda ini kurang ajar!"Luvia mulai marah karena harga dirinya terinjak-injak.
"Anda yang memulai semuanya. Liona adalah milik keluarga Jayantaka sekarang. Apa pun yang berhubungan dengannya adalah urusan kami. Jangan pernah membuat keributan di pesta ini!"kata Darren yang kemudian pergi meninggalkan keduanya.
Luvia memegang dadanya karena syok. Baru kali ini ada yang bicara tidak sopan padanya. Lalu, orang itu ternyata membela anak yang ia benci selama ini.
"Ibu dan Anne kenapa? Sepertinya mereka sedang tidak baik-baik saja,"bisik Liona pada Leon.
Leon melihat ke arah Luvia dan Anne lalu tersenyum."Kita akan menemui mereka sebentar lagi."
"Baik,"jawab Liona, ia menangkap sosok Ayahnya sedang bicara dengan tamu yang hadir. Wanita itu hanya bisa tersenyum lirih.
❤❤❤

KAMU SEDANG MEMBACA
EROTIC NIGHT
RomanceLiona Cassandra dibenci Luvia karena merupakan anak simpanan suaminya. Sejak kecil, hidup Liona menderita. Kebencian luvia membuatnya menjodohkan Liona dengan pria yang menurutnya buruk. Namun, kesalah pahaman terjadi. Yang menikahi Liona bukanlah p...