Bab 5

5.3K 348 34
                                    

Liona bangun dengan tubuh yang segar dan merasa sangat sehat. Ini pertama kalinya ia terbangun dalam keadaan bahagia. Ia melihat sekeliling kamarnya yang sangat besar.

"Selamat pagi, Nona," Tracy menyambut Liona.

"Selamat pagi, maaf aku terlambat bangun." Liona merasa malu.

"Ini belum terlambat bangun. Nona mau mandi sekarang?"

Liona mengangguk."Iya."

"Adeline sedang menyiapkannya. Mohon tunggu sebentar. Setelah itu, Nona bisa sarapan."

"Apa~Darren sudah menunggu?"

Tracy menggeleng sembari tersenyum."Tuan Darren sedang banyak urusan. Biasanya akan pulang dalam tiga atau empat hari. Beliau sangat keras dalam bekerja. Selain itu, persiapan pernikahan sudah harus dimulai. Tuan Darren sedang memersiapkan semuanya."

Liona mengangguk mengerti."Oh, jadi aku hanya akan bersama kalian selama beberapa hari?"

"Benar. Tetapi, kita tidak selalu harus di rumah. Tuan Darren meminta agar Nona juga ikut menggeluti bisnis keluarga ini,"jelas Tracy,"setelah sarapan, kita akan berkeliling."

"Lalu, dimana calon mertuaku?"tanya Liona ragu-ragu. Setidaknya Liona harus tahu karena ia tak melihat orang tua Darren saat datang melamar.

"Mereka sudah meninggal karena kecelakaan,"jawab Tracy sebelum ia pergi untuk memeriksa Adeline.

Liona tertegun mendengar jawaban Tracy. Jadi, baik ia mau pun Darren tak memiliki orang tua. Maksudnya, Liona masih punya Ayah, tapi, ia tak dianggap sama sekali. Jadi, Liona tak perlu menganggapnya sebagai orang tua. Liona menarik napas panjang. Ia mengikat rambutnya dan tersenyum,"mari kita mulai hari yang menyenangkan ini."

Setelah mandi dan sarapan, ditemani Lucas, Tracy, dan Adeline, Liona mengelilingi kebun anggur. Ia melihat bagaimana orang bekerja di sana. Setelah itu ia pergi ke butik yang ada di kota untuk membeli beberapa gaun bagus serta perhiasan sesuai dengan permintaan Darren.

"Apakah aku berhak menerima hadiah semahal ini?"tanya Liona pada Tracy.

"Ini adalah permintaan Tuan Darren. Tuan berterima kasih karena Nona sudah menerima lamarannya."

"Oh begitu~" Liona tersenyum kikuk. Ia cukup senang mendengarnya,"aku akan berterima kasih saat dia kembali. Terima kasih karena kalian sudah menemaniku. Ini sudah sore, kita harus pulang."

"Baik, Nona."

Hari pertamanya berjalan dengan baik. Liona merasa aman dan nyaman. Mungkin karena Darren tidak ada di tempat. Namun, bagaimana cara ia mendekatkan diri pada lelaki itu? Darren selalu saja sibuk. Jika sudah menikah nanti, mungkin saja ia hanya akan di rumah bersama para pelayan. Namun, Liona sadar bahwa inilah hidup yang ia inginkan. Ia bisa menyibukkan diri dengan bekerja.

Mereka tiba di rumah yang tampak sunyi itu. Ya, itu karena rumah besar itu hanya dihuni oleh para pelayan. Pemiliknya jarang menempati karena terlalu sibuk bekerja.

"Tracy, dimana aku bisa mendapatkan informasi mengenai sejarah tentang kebun anggur ini?"tanya Liona saat mereka sudah tiba di kamar.

"Nona bisa mendapatkannya di perpustakaan."

"Di mana letak perpustakaan itu? Aku ingin ke sana sebelum tidur,"kata Liona. Ternyata rumah besar ini memiliki perpustakaan.

"Saya akan mengantar Nona,"kata Adeline.

Liona bangkit dengan semangat. "Baiklah, setelah itu kalian langsung istirahat saja, ya. Terima kasih untuk hari ini."

"Baik, Nona, saya pergi. Adeline yang akan menemani,"kata Tracy.

"Ayo, Adeline."

Adeline menuntun Liona ke perpustakaan. Ruangan itu sangat besar. Jika dilihat dadi ukurannya, orang di rumah ini adalah pecinta buku."Siapa yang suka membaca di sini?"

"Tuan suka menghabiskan waktu di sini jika kebetulan sedang di rumah. Nona juga bisa memakai perpustakaan ini selama yang Nona mau. Karena mulai sekarang apa pun yang Tuan miliki adalah milik Nona,"jelas Adeline.

"Terima kasih. Kau bisa istirahat, Adeline. Aku akan di sini dan akan kembali ke kamarku sendiri."

"Baik, Nona." Adeline pun pergi untuk istirahat.

Liona melangkah mengelilingi lemari yang penuh buku. Lalu, ia melihat satu meja kerja dengan satu foto keluarga.  "Wah, ini Darren sewaktu masih muda dan kurus. Ternyata dia tampan, ya." Liona terkekeh, kemudian meletakkan foto itu kembali.

Perpustakaan itu terurus dengan baik. Selain meja belajar, di sana juga ada sofa yang empuk. Lalu ada satu set kursi di tepi jendela. Ia bisa menghabiskan waktu di sini untuk membaca.

Liona pergi memeriksa koleksi buku. Di sana ada beberapa novel cinta juga. Jadi, ia tak hanya membaca kisah sejarah saja.

Gadis itu menarik napas panjang. Ia menemukan satu buku perihal sejarah tentang Kebun Anggur ini."Kita mulai dengan ini,"katanya sembari duduk di sofa. Liona menghabiskan malamnya di perpustakaan itu.

❤❤❤

EROTIC NIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang