Liona menarik napas panjang saat tiba di aula pesta. Ini pertama kalinya ia datang sendirian. Ia tidak tahu siapa saja yang akan datang. Tentunya ia akan merasa sungkan karena tidak memiliki banyak kenalan. Namun, ia harus percaya diri karena ia datang ke sini sebagai istri Leon.
Liona masuk ke dalam aula yang megah. Ia menemui pengantin yang ternyata sudah hadir. Ia menyapa, memberikan selamat dan meminta maaf karena Leon tidak dapat hadir karena musibah yang tengah menimpa keluarganya. Setelah itu, Liona berbaur dengan tamu undangan yang lain. Wanita itu mengedarkan pandangan, mencari sosok yang mungkin saja ia kenal. Ia berharap Nadlyne ada di sini.
"Wah, siapa ini~"
Suara itu datang dari sebelah kanan Liona. Ternyata itu adalah Liona dan beberapa wanita lain yang tak dikenal.
"Hai, Liona~kau datang sendiri, ya? Mana suamimu?" Anne menatap Liona dengan tatapan merendahkan.
Liona melihat kelima wanita yang sedang ada di hadapannya. Mereka menghampirinya seolah-olah sengaja ingin menyudutkannya.
Liona memasang wajah tenang dan tetap tersenyum. "Suamiku sedang sibuk. Jadi, aku datang sendirian mewakilinya."
"Ah, sibuk sekali ya sampai malam hari juga masih bekerja. Kau pasti sangat mencintainya." Anne tertawa.
"Iya, kami memang sangat sibuk belakangan ini."
"Kudengar, ladang gandum kalian terbakar hampir semuanya. Lalu, ladang anggur kalìan rusak. Wah, aku turut berduka cita." Anne menunjukkan wajah sedih tapi ekspresinya seperti sedang menertawakan Liona.
"Pasti membutuhkan waktu yang lama untuk mengembalikan semuanya."
"Pastinya membutuhķan biaya yang cukup besar."
"Sepertinya kau tidak bisa membeli pakaian dan perhiasan baru dalam waktu yang lama."
Celetukan-celetukan mengasihani dengan nada mengejek terus keluar dari mulut mereka. Sepertinya mereka sangat senang karena Liona mendapat musibah.
"Terima kasih atas perhatian kalian. Kami akan segera mengatasinya,"kata Liona dengan tenang. Mereka datang hanya untuk memprovokasi, jadi, ia tidak akan terpancing. Karena itulah harapan Anne sesungguhnya.
"Jadi, suamimu membiarkanmu datang sendirian? Apa kata orang melihat situasimu ini?"
"Kedua urusan ini sangat penting. Suamiku harus mengatasi masalah karena banyak orang bergantung dengan perkebunan kami. Urusan sosial juga penting. Maka, kami membagi tugas agar kami bisa melaksanakan keduanya." Liona menjawab dengan bijak.
"Jawaban yang bagus."
Mereka melihat ke sumber suara. Anne langsung menghampiri Damian yang muncul, lalu memeluk lengan pria itu."Ah, sayang~kenapa kau muncul di antara kami. Ini adalah pembicaraan wanita."
"Tidak, aku hanya sedang mencarimu. Kita harus menemui seseorang,"kata Damian dengan senyuman lembut.
"Ah," Ànne tertawa,"sepertinya aku harus pergi. Kami harus menemui òrang penting karena sebentar lagi kami akan menikah. Sampai jumpa." Anne sengaja berjalan melewati Liona dan mengatakan sesuatu dengan pelan.
"Kau tidak akan pernah bahagia, Liona. Agar kau tahu apa yang kami rasakan ketika Ibumu datang merusak keluarga bahagia kami,"kata Anne dengan penuh penekanan.
"Ketidakbahagiaanmu itu tidak ada hubungannya denganku, Anne,"balas Liona cepat tanpa merasa gentar. Ia juga langsung pergi mencari udara segar.
Liona menyendiri sebentar. Sepertinya setelah ini ia akan pulang dan menemani Leon. Itu lebih baik daripada mendengarkan hal negatif di sini.
Setelah tenang, Liona memutuskan untuk pulang."Liona!"panggi Damian yang tergesa-gesa mengejar Liona yang hampir masuk ke mobil.
"Oh, Damian..."
Damian menatap Liona dengan penuh luka. "Apakah kau baik-baik saja?"
Liona mengangguk kuat. Ia tidak ingin menunjukkan kesedihan pada orang asing."Ya, aku baik-baik saja. Terima kasih untuk bantuanmu yang terakhir kali. Kami sangat tertolong."
"Katakan jika kau membutuhkan bantuañku. Aku akañ membantu dengan senang hati."
Liona menarik napas panjang dan menatap Damian serius."Damian, aku sangat berterima kasih atas kebaikanmu padaku. Sikapmu padaku sepertinya berlebihan. Kau harus tahu bahwa sikapmu yang seperti ìni membuat hubunganku dengan Anne semakin buruk. Bagaimana pun perhatianmu ini tidak harus kau tunjukkan. Itu akan mempersulit kehidupanku."
Damian terdiam dengan mata berkaca-kaca. Raut wajahnya yang berubah sedih membuatnya terlihat lucu. Damian memang terlihat masih sangat muda. "Maaf sudah mempersulit hidupmu. Aku tidak akan melakukannya lagi. Tapi, aku tidak mau jauh darimu."
Kepala Liona terasa berdenyut. Damian baru saja bersikap lembut pada Anne. Tapi, apa yang pria itu lakukan sekarang, sedang berusaha menarik perhatiannya. "Apa kau sadar dengan perkataanmu, Damian? Itu terdengar~tidak baik mengingat kau akan menikah. Aku juga sudah bersuami. Jadi, tolong hentikan ini."
"Baik, aku mengerti,"jawab Damian dengan nada lemah.
Liona memijit pelipisnya. Ia cukup heran melihat Damian yang berubah menjadi anak kecil saat di hadapannya. Laĺu, ia seperti orang dewasa yang berkarisma saat berhadapan dengan Leon. Bahkañ mereka bisa terlihat memiliki kekuatan yang sama.
"Kau ingin pulang?" Damian melihat mobil Liona sudah tersedia.
"Iya. Aku harus mendampingi suamiku,"kata Liona yang sangat ingin segera pergi dari sana. Bicara dengan Damian sangat melelahkan. Apa lagi, jika Anne mengetahui percakapan ini.
"Kudengar kalian mendapatkan musibah lagi karena cuaca buruk."
"Iya."
"Aku akan membantu Leon."
"Terima kasih atas kebaikanmu, Damian. Tapi, kami bisa mengatasinya dengan baik. Lalu, dibandingkan itu, lebih baik kau mengatakan pada Leon perihal perampokan itu. Kau belum memberi tahu siapa orang yang memesan perampok itu, kan? Padahal katanya kalian sudah bertemu." Liona percaya bahwa Damian adalah orang baik. Tapi, ia tak akan percaya sepenuhnya pada ucapan pria itu.
"Aku akan menemuinya nanti. Aku pasti akan mengatakannya saat waktunya sudah tepat." Damian masih punya banyak hal yang harus ia kerjakan. Ini bukan sesuatu yang ia sengaja untuk melukai Liona.
"Aku harus pulang, permisi." Liona tidak ingin membahasnya lebih dalam lagi. Anne bisa muncul dan menyudutkannya lagi.
Damian menatap Liona dengan sedih. Ia ingin mengatakan banyak hal, tapi, ia tidak bisa melakukan sekarang. Walau banyak sekali yang bergejolak di hatinya. Ia harus tetap menahan diri.
"Damian."
Damian buru-buru mengubah raut wajahnya."Ya?"
Anne menuruni anak tangga dengan hati-hati. "Kenapa kau di sini? Aku mencarimu untuk memastikan sesuatu."
"Apa itu?"
"Jumlah tamu undangan pernikahan kita."
"Aku ingin mengadakan pernikahan yang besar dan mewah. Tamu undanganku ada dua ribu undangan. Apakah itu memungkinkan?""Ayah akan mencari gedung yang sesuai. Makanan juga akan disesuaikan sesuai jumlah tamu yang hadir. Tapi, kenapa tamumu banyak sekali?"
"Aku punya banyak teman dan relasi bisnis di luar kota. Hubunganku sangat baik dan aku akan mengundang mereka semua,"jelas Damian.
"Wah, itu sangat bagus. Orang-orang akan membicarakan pernikahan kita. Termewah dan terbanyak tamu undangan sepanjang abad." Anne berbinar saat membayangkannya.
"Aku akan sibuk belakangan ini. Jadi, apakah aku bisa mempercayakan urusan persiapan peŕnikahan kita padamu dan mertua?"tanya Damian dengan nada yang lembut. Jika berkata dengan lembut, wajah Damian terlihat sangat lucu seperti anak bayi.
"Aku bisa melakukukannya. Jangan khawatir. Ayah akan mengaturnya.""Terima kasih. Ini sudah malam, sebaiknya kita pulang." Damian memegang tangan Anne dan membantunya menuruni anak tangga.

KAMU SEDANG MEMBACA
EROTIC NIGHT
RomanceLiona Cassandra dibenci Luvia karena merupakan anak simpanan suaminya. Sejak kecil, hidup Liona menderita. Kebencian luvia membuatnya menjodohkan Liona dengan pria yang menurutnya buruk. Namun, kesalah pahaman terjadi. Yang menikahi Liona bukanlah p...