Bab 9

4.2K 288 29
                                    

Uap air panas membumbung tinggi di atas kolam berbentuk lingkaran dengan diameter lima meter. Di sekelilingnya terdapat bebatuan alam dan pohon bambu kecil. Di beberapa titik terdapat lilin dengan aroma yang menenangkan. Suara gemercik air di kesunyian malam membuat suasana malam begitu indah dan syahdu.

"Ayo, buka pakaianmu dan kita akan berendam,"kata Leon.

Liona mematung. Ia masih malu melepaskan pakaiannya di hadapan Leon secara sadar. Kejadian tadi adalah kejadian yang di luar kendalinya.

Leon berdiri di hadapan Liona dan melepaskan gaun tidur istrinya tersebut. Liona menutupi bagian intimnya dengan tangan. Leon masuk ke kolam terlebih dahulu, lalu membantu Liona turun ke dalam kolam.

"Hangat~,"kata Liona .

Leon duduk lalu menarik Liona agar duduk di pangkuannya. Leon memeluk Liona dari belakang dan menenggelamkan wajahnya di leher.

"Ka-kamu sering berendam?"

"Belakangan jadi lebih sering karena aku terus memikirkanmu. Aku selalu membayangkan bisa ada di sini sembari memeluk dan mencumbu. Sekarang~sudah terwujud. Kamu sudah menjadi milikku selamanya." Leon berucap dengan suara yang serak.

"Aku~tidak bisa mengatakan apa pun. Semua masih terasa seperti mimpi." Liona menatap lurus ke depan dan sedikit salah tingkah karena Leon terus mencumbunya.

"Kamu sering ke perpustakaanku, ya? Apa saja yang sudah kamu baca di sana?"tanya Leon tanpa berhenti mencumbu. Tangannya memeluk pinggang Liona dengan erat.

"Semua buku. Mulai dari sejarah kebun anggur, sejarah tentang wilayah ini, novel dewasa, sampai buku tentang kamasutra." Liona menyebutkan semua buku yang ia baca. Dua minggu waktu yang cukup untuk mengarungi perpustakaan itu.

Leon terkekeh."Kamu membaca semua bukuku. Lalu, apa yang kamu pelajari dari buku yang terakhir kamu sebut?"

"Itu~aku tak bisa menyebutkannya. Mungkin hanya bisa dipraktekkan. Nanti, kalau aku sudah terbiasa."

"Kenapa kamu membaca itu?"tanya Leon lagi.

"Karena bukunya ada di sana. Berhenti menanyakannya, aku malu,"balas Liona.

Leon mencium pipi Liona dari belakang."Bagaimana kalau kita mencobanya lagi nanti. Tentu tidak sekarang, kamu pasti kesakitan lagi."

Liona mengangguk. Lalu, ia merasakan sesuatu yang bergerak di bawah bokongnya."Ada sesuatu yang bergerak. Apa ada hewan di dalam air ini?"

"Itu milikku, sayang. Abaikan saja." Leon menahan tawanya.

"Oh, maafkan aku."

"Oh, ya, orang tuamu akan tiba besok. Kakak sudah mengirimkan undangannya,"kata Leon mengalihkan pembicaraan agar Liona tidak merasa malu.

"Apa mereka sudah pasti akan datang? Aku tidak yakin." Liona menggeleng sembari tersenyum lirih. Di saat menikah, orang yang paling sedih adalah Ayah. Mereka akan menangis melihat anaknya harus pergi bersama pria lain. Namun, pernikahannya tidak disaksikan oleh Ayahnya.

"Mereka pasti akan datang. Mereka ingin melihatmu menikah dengan pria pilihan mereka. Kamu jangan sedih, ya. Karena kamu adalah milikku sekarang. Tak perlu memikirkan mereka yang menyakitimu." Leon mendengar kisah tentang Liona dan keluarganya dari Darren saat ia datang. Kisahnya hampir sama dengannya  hanya saja nasib mereka berbeda. Leon cukup geram dengan sikap orang tua dan Kakak Liona. Rasa cinta Leon semakin besar dan ia akan terus melindungi wanita itu.

"Berbaliklah." Leon meminta Liona memutar arah hingga mereka berhadapan.

Liona melihat wajah dan rambut Leon yang sedikit basah oleh cipratan air."Bagaimana bisa~orang sepertimu bisa mencintai orang biasa sepertiku?"

"Kamu cantik, hanya saja kamu tidak menyadarinya. Kamu hanya terpaku pada kesedihan dan sikap buruk mereka. Kamu tidak pernah memandang betapa istimewanya kamu." Leon meraih tangan Liona dan mengecupnya,"jika kamu dirawat dengan baik, sudah pasti aku juga kesulitan mendapatkanmu."

Liona tertegun, kini ia baru menyadari apa yang dikatakan Leon. Itu benar, ia hanya terfokus pada kesedihan dan masalah hidupnya. Kini ia menatap suaminya,"terima kasih." Liona memberanikan diri mengecup bibir Leon.

Wajah Leon merah, ia menarik tubuh Liona agar lebih rapat, kemudian melumat bibir wanita itu.
Leon menenggelamkan wajahnya di antara kedua gundukan kenyal Liona. Lalu, melahapnya satu persatu. Milik keduanya bergesekan seiring dengan cumbuan demi cumbuan yang mereka lakukan.

Leon menggendong Liona keluar dari kolam. Kemudian meletakkannya pada dipan terbuat dari bambu dengan busa di atasnya. Leon membuka kedua paha Liona, mencium kaki serta pahanya dengan lembut. Liona menggelinjang sembari menutupi miliknya.

Leon menyingkirkan tangan Liona dan menindih tubuh wanita itu. Kemudian keduanya berciuman dengan ciuman yang saling menuntut. Leon kembali mengarahkan miliknya dalam daging lembut milik Liona. Ia berhasil memasukinya dengan begitu dalam lalu menghunjamnya.

Liona melenguh menyebut nama Leon, kini ia bisa merasakan setiap gesekan milik Leon pada miliknya. Keduanya bertatapan dengan begitu dalam.

"Apa kamu mulai mencintaiku?"tanya Leon.

"Sepertinya begitu. Apa bisa mencintai di pertemuan pertama?"

"Ya, bisa. Itu terjadi padaku, bukan?" Leon tersenyum,"apa masih sakit?"

"Tidak."

"Mari kita coba salah satu hal yang baca di buku itu." Leon berlutut, menaikkan satu kaki Liona di pundak dan membuka satu kaki yang tersisa. Kemudian menghunjamkan miliknya.

Kedua tangan Liona memegang kedua sisi dipan tersebut. Tubuhnya terguncang karena hunjaman Leon. Ia seperti menerima rasa cinta di setiap gerakan pinggul suaminya.

Leon menghunjam dengan perasaan yang menggila. Ia mengingat setiap penantiannya yang menyebalkan. Rasa ingin memiliki yang setiap detik datang. Keresahannya yang membuatnya tak bisa tidur. Hingga akhirnya kini ia bisa menyentuh setiap inchi tubuhnya. Ia bisa mencium dan mencumbunya setiap saat. Liona sudah resmi menjadi miliknya.  Leon mengakhiri segala perasaannya yang terpendam dengan menyemburkan cairan miliknya. Tubuhnya ambruk di atas Liona. Napasnya tersengal dan ia memberikan kecupan singkat di bibir Liona.

"Terima kasih sudah memberikan segalanya untukku."

Liona menatap Leon dengan mesra. Wajahnya terlihat berkali lipat lebih cantik dari sebelumnya.

"Kita akhiri malam ini. Ayo kita mandi lagi dan istirahat,"kata Leon.

Liona bangkit dibantu oleh Leon. Keduanya membasuh badan masing-masing dan kembali ke kamar. Leon memeluk Liona sepanjang mereka tidur malam ini.

❤❤❤

EROTIC NIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang