Part 32

2.4K 180 29
                                    

Pernikahan dibatalkan. Semua tamu undangan dikembalikan. Sesuai dengam ucapan Caesar, namanya menggaung di mana-mana karena kegagalan pernikahan Anne dan Damian. Dalam sekejap, berita masa lalu mereka terkuak dan menjadi pembicaraan di mana-mana.

Damian kini tinggal bersama Leon, Liona, dan Damian karena ia merasa kesepian di rumah besarnya. Pria itu menjadi sangat manja pada Liona.

Hari ini, mereka mengunjungi makam Ibu mereka. Liona membawakan bunga yang paling indah dan meletakkan di atas pusara Ibunya. Kini, ia tak lagi membenci atau menyalahan Ibunya. Ia justru merasa bersalah karena terus menyalahkan Ibunya atas hidupnya yang menyedihkan ini. Orang orang jahat telah merekayasa dengan jahatnya.

Liona menatap tempat peristirahatan Ibunya yang terakhir dengan begitu lama. Andai saja ia tidak diculik oleh Caesar. Ia pasti bisa melihat dan merasakan kasih sayangnya dengan waktu yang lama.

"Kakak~Ibu pasti bahagia melihat Kakak sekarang."

Liona mengangguk dengan ikhlas."Aku sudah sangat lega sekarang. Aku bahagia karena akhirnya aku memiliki saudara yang menyayangiku."

"Aku akan terus menjaga dan melindungimu, Kak."

"Kamu punya tiga pria yang melindungimu, sayang,"sambung Leon.

"Tiga? Siapa satu lagi?"

"Kak Darren. Iya kan, Kak?" Leon menoleh pada Darren yang banyak diam belakangan ini,"mana Kakak?"

"Itu, sedang bicara dengan Adeline!"tunjuk Damian di kejauhan. Darren dan Adeline terlihat sedang bicara dengan serius.

Ketiganya menghampiri Adeline dan Darren. Mata Adeline tampak sembab. Wanita itu cepat-cepat menyembunyikan wajahnya saat Leon, Liona, dan Damian datang.

"Kenapa kalian bicara di sini? Seperti terjadi sesuatu?" Leon menatap Darren curiga.

"Apa Kakak yang membuat Adeline menangis?" Damian menutup mulutnya,"Kakak menyakitinya?"

"Mana mungkin!"bantah Darren cepat."Aku hanya~" Darren terlihat ragu."Aku~"

"Sepertinya terjadi sesuatu? Ada apa, Kak?"tanya Leon cemas.

"Hmmm." Darren mengusap tengkuknya,"sepertinya kalian akan menjadi paman tahun depan."

Ketiganya bertukar pandang."Maksud Kakak?"

"Adeline hamil~anakku,"aku Darren. Ya, Darren dan Adeline memiliki hubungan yang begitu dalam tetapi sama sekali tidak terendus oleh Leon dan Liona. Hubungan mereka semakin dekat saat Darren sedang sakit. Hampir dua puluh empat jam mereka bersama hingga perasaan itu berubah menjadi sebuah rasa.

"Hah?" Ketiganya tampak kaget.

"Wah, selamat Kakak~kau akan menjadi Ayah." Damian berkata dengan takjub,"aku akan menjadi paman."

Leon terbelalak dan menghampiri Darren."Kakak dan Adeline memiliki hubungan yang serius?"

"Tu-tuan, maafkan saya. Saya tidak menyangka jika saya akan hamil,"kata Adeline sedih. Karena ia seorang pelayan, ia merasa tidak pantas.

Leon tersenyum pada Adeline."Kenapa kau harus meminta maaf. Karena kau sudah hamil, Kak Darren harus bertanggung jawab dan menikahimu."

"Tidak harus seperti itu. Saya tidak apa-apa. Saya akan mengurusnya." Adeline terlihat ketakutan.

"Kalian lihat, kan, dia terus menolakku. Aku memaksanya menikah denganku, tapi, dia malah menangis,"kata Darren yang akhirnya memberi tahu penyebab tangisan Adeline.

"Adeline~"Liona memeluk Adeline dengan hangat,"mari kita mulai hidup baru sebagai saudara ipar."

Adeline menggeleng."Saya merasa tidak pantas."

Liona menggenggam tangan Adeline erat. "Kalian saling mencintai. Aku bisa melihat tatapan kalian saat bersama. Lalu, kalian sudah memiliki buah cinta calon penerus keluarga ini. Kalian harus merawat dan membesarkannya bersama dengan penuh cinta."

Darren mengeluarkan cincin dari sakunya. Kemudian ia berlutut."Adeline, menikahlah denganku."

"Tap-tapi, kenapa di pemakaman?"gumam Damian yang kemudian kakinya diinjak oleh Leon.

"Jangan merusak suasana!"bisik Leon geram.

"Setidaknya ia memilih tempat yang bagus,"kata Damian sambil merintih kesakitan.

Adeline kembali menangis. Ia tidak tahu harus menjawab apa. Lamaran ini membahagiakan. Ia hanya merasa tidak pantas karena ia adalah seorang pelayan.

"Ayo terima!"teriak Damian bersemangat.

"Terimalah, Adeline. Kami semua menyayangimu,"kata Liona.

Adeline pun mengangguk dan menerima lamaran Darren. Pria itu memakaikan cincin di jemari Adeline dan berpelukan.

Leon, Liona, dan Damian bertepuk tangan. Mereka turut bahagia karena akhirnya Darren menemukan jodohnya.

"Selamat atas pernikahan kalian dan karena kalian akan menjadi orang tua,"ucap Leon sambil memeluk Liona.

"Bukankah ini harus dirayakan? Ayo kita pulang,"kata Damian yang hanya bisa gigit jari karena ia sendiri yang tidak memiliki pasangan. Tetapi, ia yakin akan menemukan belahan jiwanya dalam waktu dekat. Untuk sementara ini, ia ingin menghabiskan banyak waktunya untuk terus bersama sang Kakak, Liona.
Cita-citanya untuk membawa Liona ke pemakaman ibunya sudah tercapai. Ibunya pasti bisa melihat mereka yang tengah berbahagia saat ini.

Langkah Damian melambat, membiarkan kedua pasangan itu berjalan duluan. Kemudian ia menoleh ke belakang dan tersenyum."Ibu, aku sudah melaksanakan tugasku dengan baik. Aku sudah bertemu dengan Kakak dan akan menjaganya sampai mati. Kakak sudah bersama pria yang sangat mencintainya. Mereka hidup bahagia. Aku juga akan menemukan kebahagiaanku. Jadi, Ibu, istirahatlah dengan tenang bersama Ayah. Aku sangat mencintai kalian."

Damian menyeka sudut matanya yang berair. Ia pun tersenyum, kemudian berbalik arah mengejar ketertinggalannya. Mereka merayakan kebersamaan mereka dengan penuh suka cita.

Tamat

Extra part tentang Adeline dan Darren ada di karyakarsa.
Terima kasih sudah membaca.
Sampai ketemu di novel selanjutnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

EROTIC NIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang