Part 29-36 + ekstra part tersedia di karyakarsa.
Jumlah part karyakarsa, wattpad, dan Google play book berbeda. Extra part hanya ada di karyakarsa +google play book.
Extra part berisi kisah Adeline dan Darren.
Yang mau baca extra partnya saja bisa baca di karyakarsa dengan harga 5ribu rupiah.
Di wattpad akan post sampai tamat tanpa extra part.
🥰
Tersedia juga di google play (sedang proses tayang)
🥰🥰🥰
Nadlyne dan Liona menemui suami mereka. Lalu, mereka pergi ke restoran yang tak jauh dari sana.
"Bolehkah kami ikut bergabung?" Damian tiba-tiba muncul saat semua sedang memesan makanan.
Liona menoleh ke arah sumber suara. Semuanya mematung saat melihat Damian dan Anne ada di sekitar mereka.
Liona dan Nadlyne bertukar pandang.
"Bukankah kalian masih sibuk berbelanja? Sepertinya masih banyak yang belum Anne beli,"kata Nadlyne yang mulai tidak nyaman dengan kehadiran pria itu. Ia meyakini kalau Damian memang menyukai Liona.
"Jadi, kalian bertemu dengannya tadi?" Leon menatap Liona dan Nadlyne.
Liona menelan ludahnya."Iya."
Leon menarik napas panjang, lalu menatap Emilio."Terserah kau saja menerimanya atau tidak."
Emilio terkekeh, kemudian mengangguk."Baiklah kalau itu hanya makan bersama. Silakan duduk, kami baru akan memesan makanan."
Damian tersenyum senang."Terima kasih."
Anne duduk dengan wajah tak senang. Namun, ia tidak bisa berbuat apa-apa, hanya menerima keadaan dengan pasrah.
"Jadi, kapan pernikahan kalian akan dilaksanakan?"tanya Emilio pada Damian.
"Entahlah, kami belum mendapatkan tanggal pastinya,"balas Damian
"Kami akan memilih tanggal terbaik, tanggal terbaik tercepat,"sambung Anne yang mulai tersenyum karena orang di sana mulai memberi perhatian.
"Semoga berjalan lancar, lebih cepat lebih baik,"sahut Leon.
Damian melihat Leon."Apakah kalian tidak berencana pindah ke Kota ini?"
Sebelah alis Leon terangkat. Ia tersenyum tipis mendengar pertanyaan Damian."Aku sudah punya rumah yang besar dan nyaman. Kebunku juga sangat luas. Aku tidak bisa pindah begitu saja."
"Memangny kau tidak kasihan dengan Liona yang harus tinggal di pedesaan seperti itu?" Damian terkekeh.
Liona menatap Damian kesal. Ia tidak tahu apa maksud di balik ucapan lelaki itu. Ia sama sekali tidak butuh dikasihani. Ia bahagia bersama Leon.
"Aku bahagia tinggal bersama Leon.""Oh begitu, ya."
"Kau tidak perlu mengkhawatirkan kebahagiaan istriku. Itu adalah urusanku, Damian. Kenapa kau tertarik dengan urusan kebahagiaan istriku? Apa kau menyukainya?"tatap Leon tajam.
"Tentu saja aku harus menyukainya. Kita akan menjadi keluarga bukan." Damian tertawa.
Raut wajah mereka semua berubah karena ucapan Damian yang tidak tahu etika."Aku hanya bercanda. Aku menyukai Liona karena dia mirip dengan Ibuku."
"Kalau begitu kita bersulang saja." Emilio mengangkat gelasnya dan bersulang bersama.
Liona melirik ke arah suaminya. Sepertinya Leon sedang tak baik-baik saja karena ucapan Damian. Sepertinya ia tidak perlu hadir di pernikahan Anne dan Damian nanti. Bila perlu tak perlu menghadiri undangan apa pun yang ada mereka di dalamnya.
Untunglah Damian sudah tidak menggoda Liona lagi. Pria itu berhenti dan menikmati makanan sampai mereka semua memisahkan diri untuk pulang ke rumah masing-masing.
Liona dan Leon masuk ke mobil dan kembali ke hotel. Raut wajah Leon sedikit muram. Liona menarik napas panjang melihat ekspresi suaminya.
"Apa yang membuatmu seperti itu?"
"Kehadiran Damian cukup menggangguku."
"Maafkan aku, aku selalu tak sengaja bertemu dengannya. Lain kali, kita tidak perlu menghadiri. Kau saja yang datang,"kata Liona sembari mengusap lengan Leon pelan.
"Aku tidak menyalahkanmu. Sikap Damian yang mengganggu. Tetapi, sudahlah, setidaknya kita sudah selesai dan akan segera pulang,"kata Leon menatap istrinya. Ia sedang berusaha tersenyum agar istrinya tidak panik.
"Iya, ya sudah kita langsung pulang setelah mengambil barang-barang kita." Liona berharap setelah ini ia tak bertemu dengan Anne dan Damian lagi. Ia ingin hidup tenang setelah kehidupan kerasnya terlewati.
Sementara itu, masih berada di tempat yang sebelumnya.
"Damian~" panggil Anne yang sedikit tertinggal di belakang. Damian berjalan cepat menyusuri jalanan di depan toko.
Langkah Damian terhenti dan membalikkan badan. "Ada apa?"
"Berhenti melakukan hal seperti ini, Damian,"kata Anne kesal.
"Melakukan apa?"tanya Damian tidak mengerti.
Anne memutar bola matanya."Kau tidak perlu mengajak makan bersama."
Damian menyipitkan matanya. "Kenapa? Ini adalah kegiatan sosialku. Mana mungkin tidak mengajak makan bersama di saat kita berada dalam lokasi yang sama."
"Kita bisa mengabaikannya. Berpura-pura tidak melihat dan segera pergi." Anne geram dengan sikap Damian yang menurutnya sangat berlebihan.
"Aku yang membuat keputusan!"balas Damian tegas,"jika kau tidak berkenan, kau bisa pergi dari sana dan pulang. Aku akan melakukan apa saja yang ingin kulakukan."
Emosi Anne tertahan. Ia sudah muak melihat Liona yang masih berada di Kota ini. Namun, jika ia menolak ajakan Damian, pria itu bisa menjauhinya dan berakibat pada hubungan yang baru saja diresmikan."Kau juga berlebihan saat memberi hadiah pada Liona. Kau tahu dia itu siapa?"
"Siapa? Adikmu, kan?"
"Dia adalah anak haram di keluargaku. Ibunya adalah perusak rumah tangga orang. Dia menjadi orang ketiga di antara Ayah dan Ibuku. Aku tidak menyukainya,"kata Anne dengan nada tinggi.
Rahang Damian mengeras, matanya memerah, dan tangannya mengepal. "Tidak ada anak haram di dunia ini, Anne. Bagaimana perasaanmu jika ternyata kau juga anak haram? Lalu semua orang menghujanimu dengan kata-kata itu?"
Anne melipat kedua tangannya di dada."Tapi, pada kenyataannya aku bukanlah anak haram."
"Cukup, Anne. Aku tidak suka ada kata-kata negatif yang terdengar di telingaku. Aku tidak mau dengar lagi." Mata Damian berkaca-kaca,"sudah cukup, hentikan. Ayo kita pulang."
"Kau ini kenapa? Seharusnya pertengkaran ini tidak terjadi jika kita tidak bertemu dengan mereka." Anne menggerutu sembari mengikuti Damian.
Damian menggelengkan kepalanya. Entah sampai kapan ia bisa bertahan menghadapi sikap Anne.
💋

KAMU SEDANG MEMBACA
EROTIC NIGHT
RomanceLiona Cassandra dibenci Luvia karena merupakan anak simpanan suaminya. Sejak kecil, hidup Liona menderita. Kebencian luvia membuatnya menjodohkan Liona dengan pria yang menurutnya buruk. Namun, kesalah pahaman terjadi. Yang menikahi Liona bukanlah p...