Liona baru saja selesai mandi sore dan berpakaian rapi. Ia menuju kamar Darren. Setiap hari ia memeriksa keadaan pria itu. Biasanya, Adeline ada di dalam sedang merawatnya. Liona mengetuk pintu pelan. Adeline tersenýum menyambutnya.
"Kau sudah makan, Adeline?"
"Sudah, Nyonya.
"Kau harus banyak makan agar kuat. Pekerjaan ini tidak mudah, bukan? Jika Kakak sedang tidur, sebaiknya kau juga tidur."
"Saya tidak bisa tidur. Saya takut Tuan demam lagi dan saya melewatkannya." Adeline menatap Darren dengan penuh harap.
"Kau sangat perhatian. Keluarga ini sangat beruntung memilikimu."
Liona dàn Adeline menatap Darren yang semakin hari semakin kurus.
"Semakin hari berat badannya semakin turun. Tapi, dia semakin terlihat mirip Leon,"komentar Liona.
"Tentu saja mirip karena mereka bersaudara." Adeline menahan tawanya."Justru jika berat badaannya turun itu akan bagus untuk kesehatannya. Obesitas juga turut andil dalam kòndisinya saat ini. Gaya hidupnya tidak sehat. Ia memakan apa pun yang ia mau."
"Kau menjelekkan aku, Adeline?" Kata Darren dengan suara serak.
Liona menutup mulutnya seketika."Òh, Kakak terbangun. Maaf suara kami menggangu istirahat Kakak."
"Tidak apa-apa, Liona. Aku senang kau datang. Jadi, ada pemandangan lain yang bisa dilihat Adeline selain aku dan kamar ini."
Adeline tersipu malu.
"Dimana Leon?"
"Leon sedang ada di kebun, Kak. Mungkin sebentar lagi pulang. Apa Kakak ingin bertemu dengannya?"
"Tidak. Biarkan dia fokus pada pekerjaannya. Terima kasih sudah mendampingi Leon, Liona."
"Itu sudah menjadi tugasku sebagai istri, Kak. Kalau begitu saya pamit dulu. Sebentar lagi Leon akan pulang dan saya harus menyambutnya."
"Terima kasih sudah mengunjungiku."
Liona segera pergi ke depan rumah. Biasanya Leon akan datang di jam seperti ini. Tak berapa lama kemudian, mobil masuk ke pekarangan. Liona berdiri dan tersenyum pada suaminya. Ia langsung memeluk seperti biasa.
"Waduh, pemandangan yang tak seharusnya kulihat." Damian membuang pandangannya.
Liona melepaskan pelukannya secara perlahan. Ia bingung kenapa ada orang lain di sana. Liona cukup kaget karena ternyata orang itu adalah Damian. "Kenapa ada Damian di sini?'
"Dia mengunjungiku di kebun. Jadi, kupikir sebaiknya menjamunya makan malam." Leon mencoba tersenyum dan bersikap tenang.
Liona terlihat bingung, tapi, ia tdak ingin banyak bertanya." Oh baiklah, mari masuk."
Damian senang bukan main mendapatkan izin masuk. Selain itu ia bisa berlama-lama bersama Kakaknya.
Makan malam tiba. Mereka makan bertiga. Leon terlihat tenang saja, tetapi, tidak dengan Liona yang merasa aneh dengan sikap Damian. Sedari tadi pria itu menatapnya. Namun, lebih aneh lagi Leon tidak mengetahuinya. Sikap Leon terlihat sangat santai dibandingkan saat bertemu Damian terakhir kali.
"Kenapa Damian menatapku seperti anak kecil"bisik Liona pada suaminya.
Leon melihat Damian sekilas."Tidak apa-apa. Dia memang seperti itu." Dalam hati Leon merutuk, seharusnya Damian tidak menunjukkan perasaannya secara terang-terangan. Padahal dia yang meminta semua ini dirahasiakan.
Liona menatap Leon heran."Kenapa kau berbeda hari ini biasanya kau akan mengutuk Damian. Kau tidak suka dengannya, kan?"
"Kasihan dia sedang kelaparan. Jadi, biarkan saja. Lihat wajahnya bengķak, dia terjatuh tadi."

KAMU SEDANG MEMBACA
EROTIC NIGHT
Любовные романыLiona Cassandra dibenci Luvia karena merupakan anak simpanan suaminya. Sejak kecil, hidup Liona menderita. Kebencian luvia membuatnya menjodohkan Liona dengan pria yang menurutnya buruk. Namun, kesalah pahaman terjadi. Yang menikahi Liona bukanlah p...