Part 24

1.7K 183 14
                                    

Liona terbatuk, dadanya terasa sakit sekali. Ia membuka mata dan memperhatikan sekitar. Ia melihat Adeline duduk bersandar pada kasurnya dan tertidur. Ia menunggu Liona sadar sampai pagi.

"Adeline~"panggil Liona dengan suara serak.

Adeline terbangun dan matanya langsung terbuka lebar."Nyonya sudah sadar, astaga~syukurlah." Adeline memeriksa kening Liona, sudah tidak demam.

"Kenapa kau tertidur di sini?"

"Aku menunggu Nyonya sadar."

Liona memegang keningnya. Ia teringat dengan kejadian semalam, perampokan mengerikan di rumahnya."Bagaimana dengan perampok itu?"

"Tuan Damian dan anggotanya menangkap dan menginterogasi perampok. Tuan Damian menyelamatkan kita semua dari serangan mengerikan itu."

Potongan kejadian demi kejadian berputar di kepalanya. Liona ingat bahwa Damian melindunginya sampai terluka."Bagaimana keadaannya?"

"Saya kurang tahu, Nyonya. Setelah mengantarkan Nyonya ke kamar, beliau langsung pergi dan menyiksa perampok-perampok itu."

Liona mengangguk mengerti. Sepertinya setelah ini ia harus menemui Damian setelah ini untuk berterima kasih."Kau boleh pergi, Adeline. Istirahatlah, kau sudah bekerja sepanjang malam. Terima kasih sudah menjagaku."

"Baik, Nyonya."

Liona bangkit dengan perasaan yang tak enak. Ia masih kaget dan takut karena kejadiàn semalam. Ia jadi sangat meridukan keberadaan suami di sisinya. Tetapi, di tempat yang jauh di sana Leon juga sedang berjuang. Ia tidak boleh cengeng dan menyerah begitu saja karena kejadian ini.

Liona segera bersiap dan segera menemui Damian.

Damian dan anggotanya sedang makan pagi di paviliun tempat mereka menginap semalam. Saat Liona tiba, mereka baru saja selesai makan.

Damian tersenyum dan menghampiri wanita itu."Selamat pagi, Liona."

"Selamat pagi, Damian."

"Senang melihatmu baik-baik saja." Damian terlihat sangat lega.

"Kau terluka." Liona melihat ada perban di pelipisnya.

Damian memegang lukanya."Hanya luka kecil, Tracy sudah mengobatiku."

"Terima kasih sudah menyelamatkan kami semua. Kami berhutang budi padamu." Liona merasa sungkan karena selama ini ia sering bersikap acuh tak acuh pada pria itu.

"Kau adalah orang yang ingin selalu kulindungi, Liona. Akan kupertaruhkan nyawaku untuk menyelamatkanmu." Meskipun terdengar berlebihan, Damian tampak bersungguh-sungguh.

"Terima kasih. Maaf karena kau harùs mengalami hal tidak menyenangkan, saat menginap di rumah kami."

"Aku sangat bersyukur, karena aku bisa melindungimu." Damian tersenyum. Ini untuk pertama kalinya sikap Damian tak menyebalkan di mata Liona.

Liona melihat sekeliling."Kau bisa istiràhat lebih lama lagi untuk memulihkan kondisimu."

"Sebenarnya aku tidak ingin meninggalkan tempat ini sampai Leon kembali. Aku khawatir akan terjadi sesuatu lagi padamu. Tapi, aku harus pergi dari sini sekarang, Liona." Damian harus pergi dengan berat hati. Namun, ia sudah meninggalkan orang kepercayaannya tanpa sepengetahuan Liona.

"Tidak apa-apa, Damian. Aku akan menjaga diri dengan baik sampai Leon kembali. Sekali lagi, aku sangat berterima kasih." Setelah ini, Liona harus lebih waspada dengan keadaan sekitar.

"Aku akan menemui Leon beberapa hari lagi. Aku akan memberi tahu perihal perampokan ini beserta pelakunya."

"Apa kau sudah tahu pelakunya?"

"Iya, mereka mengakuinya. Itu hanyalah perampok kelas rendahan. Mereka memakai cara yang sangat mudah ketahuan. Lalu, hanya sedikit ancaman sudah bisa membuat mereka membuka mulut." Damian tertawa kecil.

Liona menutup mulutnya."Siapa?"

"Kau akan mengetahuinya nanti. Sekarang, aku harus pergi. Berhati-hatilah karena kau orang yang membuat iri orang lain. Pergilah ke tempat tersembunyi jika kau merasa terancam."

Liona menelan ludahnya."Terdengar mengerikan."

"Semua akan baik-baik saja. Terima kasih atas jamuan dan tempat tinggal yanģ nyaman. Aku harus pergi."Damian pamit undur diri bersama rombongannya.

Liona mematung menatap kepergian Damian. Hati Liona terasa hampa dan sunyi. Ada rasa takut jika perampok itu datang kembali.

"Nyonya~"

Liona membalikkan badan."Tracy, bagaimana keadaan semua pelayan di sini?"

"Beberapa terluka kecil, mereka sudah dirawat. Bagaimana keadaan Nyonya?"

"Aku baik-baik saja. Aku hanya merasa masih takut. Apa keamanan di rumah ini cukup?"

"Kami sudah memanggil beberapa orang dari Perkebunan untuk membantu menjaga rùmah ini sampai Tuan kembali."

Liona tampak sedih. Ia benar-benar merindukan Leon. Ia membutuhkan pelukan dari suaminya. "Tracy, aku~"

Tracy memeluk Liona yang bersedih."Semua sudah berakhir, Nyonya. Perampok itu tidak akan kembali lagi. Tuan Damian sudah mengatasinya. Saya mempercayai beliau."

"Apa yang harus saya lakukan sekarang?" Liona menyeka air matanya.

"Nyonya mengalami trauma. Sepertinya Nyonya harus istirahat. Tapi, sebelum itu Nyonya harus makan pagi."

"Tracy, aku ingin pergi ke rumah hutan."

"Baik, akan saya antar ke sana."

Sepanjang perjalanan Liona terus memikirkan kejadian semalam. Itu membuat tangannya gemetar. Tapi, siapa yang membuat kekacauan semalam terjadi. Mungkinkah orang itu adalah saingan bisnis Lèon atau Darren? Dunia bisnis memang kejam.

Liona memejamkan mata, berharap semua segera berakhir. Ia hanya ingin bisa bertemu dengan Leon kembali.

Begitu sampai di hutan, Liona menatap Tracy,"aku~akan tinggal di ruang bawah tanah. Kalian datanglah ke sini malam nanti. Aku takut terjadi sesuatu pada kalian."

"Kami akan datang untuk melayani Anda malam nanti. Kami akan baik-baik saja,"kata Tracy,"saya akan menemani Anda masuk."

Tracy menyalakan penerangan di ruang bawah tanah. Ia membersihkan ruangan agar ditinggali dengan nyaman lalu menyiapkan makanan.

"Nyonya, makanlah."

"Aku akan makan dan aku ingin menyendiri,"kata Liona.

"Baik, Nyonya. Saya ada di rumah, panggil kapan pun jika Anda membutuhkan."

Liona menghabiskan makanannya, lalu meringkuk di dalam selimutnya. Ia benar-benar merindukan suaminya.

EROTIC NIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang