Part 29

1.8K 206 23
                                    

Leon melirik Damian yang tengah berjalan ke arahnya. Leon mendecih. Saat ini ia sedang tak ingin diganggu oleh makhluk seperti Damian.

"Wah, ternyata kerusakannya cukup parah." Damian langsung mengomentari kondisi bisnis Leon saat ini.

Leon mendecak."Pergilah, aku sedang tidak ingin bertemu siapa pun. Apa yang kau lakukan di wilayah orang? Ingin mensabotase?"

"Wah, kau langsung menuduhku. Padahal kedatanganku ini bermaksud baik." Damian tidak peduli. Ia justru duduk di hadapan Leon.

"Àku sedang tidak menerima tamu. Sebaiknya kau pergi,"kata Leon malas.

"Kudengar kau menghabiskan tabungan keluarga dan menjual beberapa aset untuk memperbaiki kerusakan?" Damian tidak peduli dengan apa yang dikatakan Leon. Ia memioih bertahan di sana.

"Ya."

"Aku saja yang membeli asetmu."

Leon menatap Damian tajam."Aku sudah berhasil menjualnya. Terima kasih."

"Bagaimana kalau kuberikan pinjaman tanpa bunga? Kau kembalikan saat semuanya sudah membaik. Tidak perlu buru-buru. Aku senang bisa membantumu." Damian tersenyum. Tetapi, di mata Leon, itu adalah senyuman palsu.

"Kau punya banyak uang, ya. Bisnismu sedang baik oleh karena itu kau sedang memamerkannya."

"Tentu saja. Aku kasihan melihat Liona tidak menikmati kehidupannya sebagai seorang istri karena bisnis suaminya sedang buruk."

Leon mulai menunjukkan ekspresi dinginnya."Perihal istriku, itu urusanku. Kau terlalu jauh mencampuri urusanku, Damian."

Damian bersedekap dengan menunjukkan wajah tengil dan menyebalkan. "Kurasa itu menjadi urusanku sekarang."

"Bukankah kau mengundang ribuan orang untuk pernikahanmu? Lebih baik kau simpan untuk itu. Kehidupan rumah tanggamu akan membutuhkan banyak uang. Apa lagi istrimu itu adalah Anne." Leon tertawa mengejek.

"Pesta pernikahan sedanģ disiapkan oleh mertua. Aku tidak akan mengeluarkan uang sepeserpun. Karena pernikahan itu tidak akan pernah terjadi."

Leon tersentak."Jangan bilang kau akan membatalkan pernikahañmu karena menginginkan Liona." Pria itu mendekati Damian dan meremas pundaknya,"jangan harap kau bisa melakukannya. Aku akan memusnahkanmu lebih dulu."

Damian menyingkirkan tangan Leon."Setelah kau tahu siapa aku, apa kau masih berani berkata seperti ini padaku?"

"Aku tidak peduli siapa dirimu. Maaf, aku tidak perlu bantuanmu. Meskipun aku kehabisan uang dan harus menjual beberapa asetku, aku masih bisa mengatasinya. Sèmua akan membaik dalam satu tahun ke depan. Kurasa sampai waktu itu tiba, pakaian, makanan, perhiasan istriku masih bisa kupenuhi. Liona juga bukan wanita yang menghamburkan uang." Leon berjalan meninggalkan Damian. Tidak ada gunanya bicara dengan Damian, itu hanya membuanh waktunya saja.

Damian menoleh ke arah Leon yang ingin pergi. Kemudian ia mengejarnya."Leon!"

"Pergilah, aku muak denganmu. Atau kulaporkan kau karena terus menguntit istriku!" Leon berkata sembari terus berjalan.

"Kau mau pulang, ya? Aku ingin ikut. Aku merindukan Liona,"kata Damian.

Leon berbalik, lalu menonjok wajah Damian dengan keras. Pria itu tersungkur ke tanah."Sekali lagi kau mengatakan itu, kau akan mati."

Damian tetap tersenyum walau hidungnya berdarah dan sakit.

"Dari ekspresimu sepertinya kau akan tetap melakukannya, ya. Aku akan membunuhmu di sini!" Leon meraih kerah baju Damian dan akan menghabisinya saat itu juga.

EROTIC NIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang