Tadinya Ivan tidak tahu alasan H. Rahmat menolak keluarganya memiliki hubungan romantis dengan pegawai atau mantan pegawainya.
Tapi sejak berpacaran dengan Rindang, Ivan jadi tahu, ternyata dulu salah satu anak H. Rahmat ada yang menikah dengan pegawainya. Dan bukan anak biasa, tapi anak kesayangan. Dari 11 anak H. Rahmat, ini anak perempuan yang paling dia sayang.
Yang menikahinya pun bukan dengan pegawai sembarangan, tapi orang kepercayaan H. Rahmat. Pekerja yang paling beliau percaya. Tangan kanannya.
Rindang tidak menjelaskan lebih lanjut, dia langsung ke akhir cerita; bahwa pernikahan itu berakhir jadi bencana.
Sejak saat itu, H. Rahmat bersikukuh, kalau orang kepercayaannya saja tidak bisa menjadi amanahnya untuk menjaga dan menyayangi anaknya, maka tak ada yang lain yang bisa.
Lebih baik menikah dengan orang di luar pekerja perusahaannya, tak mengapa kalau kawin cerai, yang jelas jangan sama pegawainya sendiri.
Yang jadi masalah, tentu saja, cinta itu jorok, jatuh tak tahu tempat.
Ivan dan Rindang bertemu dikenalkan temannya delapan bulan lalu. Rindang lumayan tertutup. Selama proses pendekatan, setahu Ivan, Rindang merupakan pegawai sebuah perusahaan kecil di bidang logistik.
Tidak ada tanda-tanda aneh dari Rindang, kecuali saat Rindang dan Ivan menjenguk ke salah satu teman Rindang yang sakit dan sepulang dari sana Rindang bertanya pada Ivan dengan wajah bingung.
"Itu tadi ada bunyi alarm kebakaran ya di rumah Mbak Tyas? Kecil banget ya suaranya..."
Suara yang dimaksud Rindang adalah suara token listrik yang hampir habis.
Kesimpulan Ivan; di rumah tinggal Rindang terpasang alarm kebakaran dan Rindang tidak pernah mendengar suara token nyaris habis sebelumnya.
Setelah pacaran satu bulan, Ivan diterima bekerja di Ramada Energy. Dia mendapatkan pekerjaan itu dengan susah payah, karena saingannya tidak main main mengingat gajinya yang tinggi.
Sepanjang melaksanakan tes masuk ke Ramada Energy, Ivan menutupinya dari Rindang meskipun Rindang tahu kalau Ivan sedang mencari pekerjaan baru.
Selama ini Ivan bekerja sebagai pegawai tidak tetap di salah satu sekolah internasional, yang meski gajinya lumayan tapi jenjang kariernya tidak terlalu menjanjikan. Belum lagi, adik bungsu Ivan tahun ini mulai masuk SMA dan Ivan harus bersiap membantu keluarganya membiayai adiknya kuliah.
Siangnya dapat pengumuman diterima, malamnya Ivan mengajak Rindang makan malam.
Aku punya kejutan untukmu, kata Ivan.
Betapa dia merasa dungu kalau mengingat-ingat lagi hari itu.
Setelah mereka selesai makan malam dan Rindang bertanya apa kejutannya, Ivan mengatakannya dengan senyum lebar.
Aku diterima jadi pegawai Ramada Energy. Aku mulai bekerja di sana hari Senin pekan depan.
Ivan tidak pernah melihat wajah orang berubah jadi kelabu secepat Rindang kala itu.
Rindang menatap Ivan dan dengan senyum lemas mengucapkan selamat, lalu minta diantar pulang ke kosnya.
Selama diperjalanan, Rindang memeluknya erat dari boncengan motornya dan Ivan sampai harus menepuk-nepuk tangan Rindang. Ivan masih berpikir, Rindang pasti terlalu terkejut dan terlalu bahagia... siapa yang tidak bahagia punya pacar bekerja di perusahaan bonafid seperti Ramada Energy, ya kan? Habis ini, masa depan mereka akan lebih terjamin... kalau mereka menikah nanti, terserah Rindang apakah dia mau tetap bekerja. Kalau pun tidak, penghasilan Ivan akan cukup untuk masa depan mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Sick
RomanceNina tahu betapa keras kakeknya, H. Rahmat Rasyidin. Pria tua itu hampir bisa menoleransi semua kebrengsekan anak dan cucunya, tapi ada satu pantangan yang tidak bisa ditawar; pasangan mereka--sekadar pacar apalagi calon suami dan istri--harus mele...