Awal Kukenal SEONGHO

88 3 0
                                    

SATURDAY NIGHT!!!!!
Berhubung malming aku gabut gada rencana ngapa-ngapain aku main wepe aja kali ya😁
Tapi semoga ini ga kepanjangan ya
Ya abis gimana mau di potong bingung juga mau ngecut sampe mana🤔
Yaudah lah ya maklum aja Authornya emang moody jadi rada gaje😆
Yaudah sih mangga~

Thank U buat kalian yang udah mampir.
Hope you enjoy reading^^

Paginya ketika aku keluar dari kamar kutemukan Seongho tidur di sofa dengan selimutnya yang sedikit tersingkap. Kenapa dia tidur di sini? Langkah kaki membawaku menghampirinya. Kutarik selimut semakin menyembunyikan tubuh kurusnya. Dia tidak terganggu sama sekali. Mungkin tadi malam dia tidur larut. Beberapa kali kulihat dia sering masih sibuk di depan laptop bahkan ketika malam sudah hampir pagi. Tapi untuk selamam kurasa bukan karena itu alasannya.

Ketika aku membalikkan badan kulihat pria tadi malam berjalan masuk rumah dari balkon. Di tangannya sebuah keranjang pakaian tampak sedikit basah. Mata kami saling bertatapan. Sebentar, karena dia yang memutuskan dengan mengalihkan pandangan pada lantai rumah yang mungkin lebih menarik perhatiannya. Aku tahu, dia pasti masih canggung karena aku juga begitu. Bagaimana tidak canggung, kita tidak pernah bertemu sebelumnya dan kemudian saling berpapasan di pagi hari seolah kita sudah saling kenal. Tidak. Bukan saling kenal. Mungkin lebih seperti berbagi rumah.

"A.. maaf aku memakai mesin cuci tanpa permisi terlebih dulu." Dia memandangiku dan keranjang di tangannya bergantian.

"Tidak masalah lagipula hanya sebuah mesin cuci." Jawabku.

Entah dia akan menggunakan mesin cuci atau menggunakan kamar mandi selama dia tidak menggangguku kenapa tidak? Tapi kembali lagi pada kenyataan dia pria yang sama sekali tidak ku kenal ternyata sangat terasa ke canggungannya. Sangat berbeda dengan Seongho yang sudah seperti pemilik rumah ini.

"Kau sudah sarapan? Kebetulan aku belum." Kataku basa-basi. Aku yakin dia juga menyadarinya.

"Tidak masalah, aku terkadang tidak menyarap." Jawabnya tak kalah menyumbang kecanggungan.

"Hanya sarapan saja tidak usah sungkan. Sekalian aku membuatkan untuk Seongho."

"Oh ya hampir lupa kita belum sempat berkenalan tadi malam." Sambungku karena dia yang hanya diam.

"Ah iya maaf aku lupa karena tadi malam terlalu mendadak-"

"Tidak perlu di bahas kalau tidak ingin." Sahutku.

"Namaku Seungbo mungkin kau sudah mengetahuinya dari Seongho."

"Aku belum pernah mendengarnya. Dia tidak pernah menyebutkan namamu meskipun tentu saja dia sering menyombongkan Hyungnya yang luar biasa."

"Benarkah? Aku jadi malu."

"Kenapa harus malu ketika adikmu dengan bangga menyombongkanmu pada orang lain. Bukankah itu berarti dia sangat menyayangimu?"

"Terimakasih sudah mengatakan itu."

"Tidak masalah." Jawabku sambil tersenyum.

Ku letakkan segelas susu di depannya di susul dengan dua lembar roti berselai diatas piring. Dia menatapku sebentar kemudian berkata terimakasih untuk yang keberapa kali itu aku tidak menghitungnya kemudian mulai memasukkan roti ke mulutnya. Sepertinya dia menyukainya. Syukurlah. Tadi aku sempat bingung antara roti selai atau roti panggang. Aku tidak tahu mana yang lebih dia sukai.

"Tentang Seongho, sudah berapa lama kau mengenalnya?"

Begitu menelan gigitan pertama dia menanyakan itu padaku.

"Cukup lama. Mungkin bisa di katakan setelah kau meninggalkannya." Jawabku jujur yang tidak ku sangka ternyata menyinggungnya.

"Sebenarnya aku tidak berniat meninggalkannya."

I love You, I'm SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang