Thank U buat kalian yang udah mampir.
Hope you enjoy reading^^"Seongho!"
Mendengar ada yang memanggil namanya dia menolehkan kepala mencari sumber suara. Dia masih belum pulang. Duduk sendirian dengan sebotol minuman yang belum di buka diatas meja menemaninya. Tadi sebelum aku memanggilnya dia sedang sibuk dengan ponsel entah apa yang dilakukannya.
"Ayo pulang." Kataku lagi.
Seongho menatapku. Tersenyum seolah menemukan seorang penyelamat. Sedetik kemudian senyumannya berganti dengan picingan mata menyebalkan. Dia tidak berkata apapun tapi tatapan matanya seolah mengomeli ku.
Dia berlarian kecil menyusul ku. Mungkin saking bersemangatnya dia sampai melupakan minumannya yang tertinggal. Begitu menyadarinya dia membalik badan dan mengambil minuman itu dengan cepat. Matanya kembali menatapku. Aku tersenyum. Melihat tingkahnya yang kekanakan terasa menyenangkan.
"Kenapa kalian bersama?"
Bersamaan dengan tangan yang menutup pintu dia menanyakan itu. Melihatku yang duduk di depannya dengan tatapan menyelidik. Aku menoleh padanya. Tersenyum sebentar lalu menyahut minuman di tangannya. Dia tidak marah. Tidak biasanya.
"Menyusulnya."
Seungbo menjawab mewakili ku. Melalui kaca spion dia menatap Seongho di belakang. Dari matanya aku bisa melihat ada sesuatu yang dia sembunyikan. Begitu pula dengan tatapan Seongho. Keduanya saling berbicara melalui tatapan mata yang hanya bisa mereka mengerti.
"Nuna memanggilnya?"
Seongho mengalihkan pandangan padaku. Kembali melontarkan pertanyaan yang untuk kedua kalinya di jawab oleh Seungbo.
"Aku yang memanggilnya."
Ini bohong. Aku bahkan tidak tahu kalau Seungbo akan muncul di depan restoran dengan mobilnya. Untung saja aku yang terakhir keluar diantara semua rekan kerjaku. Kalau saja ada yang melihatku di jemput Seungbo pasti mereka akan terus membicarakannya. Dan keesokan harinya mereka akan menjadi wartawan dadakan dengan aku sebagai artis barunya.
"Nuna! Aku bertanya padamu."
"Hyungmu kan sudah menjawabnya. Lagi pula jawabannya juga tidak jauh berbeda."
Tanpa melepas pandangan ke depan Seungbo tersenyum mendengar jawabanku. Hari ini dia banyak tersenyum. Mungkin ada hal baik yang baru saja terjadi padanya.
"Hei Seongho, Hyungmu daritadi banyak tersenyum aku jadi takut." Bisikku pada Seongho.
"Aku juga tidak tahu. Manusia itu memang sedikit aneh."
Seongho memutar telunjuk di samping kepalanya. Melihat itu membuatku tertawa kecil yang juga disusul hal serupa oleh Seongho.
"Aku bisa mendengarnya." Suara Seungbo berhasil membungkam tawa kami.
"Akhm." Aku berdehem. Sedikit melonggarkan tenggorokan.
"Apa ada hal baik yang terjadi hari ini?" Lanjutku kemudian.
"Tentu saja ada. Berkendara bersama kalian seperti ini misalnya."
"Bilang saja kau suka menjemput Nuna pulang kerja." Dengan nada mengejek Seongho menyanggah ucapan Seungbo.
"Itu juga menyenangkan."
"Bukankah kau terlalu jujur?"
"Ada yang salah?"
"Cih harusnya aku tidak ikut kalian tadi. Menyebalkan."
"Kenapa? Tujuan kita kan sama. Atau kau mau ku antarkan ke rumahmu? Oh salah. Lebih tepat kalian yang mengantarkanku pulang? Ya, kurasa itu yang tepat."
Karena aku terlalu sering bertemu dengan mereka berdua aku sampai lupa kalau mereka mempunyai rumah sendiri. Aku selalu berfikiran kalau mereka berdua tinggal serumah denganku.
"Nuna aku sudah bilang kan kalau manusia itu tadi berbohong kalau ada lembur?! Ternyata dia menyusulmu. Menyebalkan."
"Kenapa? Kau juga ingin ku jemput pulang dari akademi?" Seungbo menyahut. Dia mengikutiku mengatakan 'kenapa' di awal kalimat.
"Tidak, terimakasih. Aku lebih suka Nuna yang menjemputku."
"Aku lebih sering lembur."
Jadwalku untuk lembur selalu tidak menentu. Terkadang ketua tim akan memaksaku lembur ketika pagi hari setelahku bangun tidur. Terkadang juga ketika dia menemuiku di pantry. Lebih seringnya dia tiba-tiba menyuruhku lembur beberapa jam sebelum waktu pulang. Dia memang selalu seperti itu. Tidak akan ada gunanya meskipun aku mengeluh.
"Kalian berdua memang menyebalkan. Sangat sangat menyebalkan."Kuharap kalian suka ceritanya.
Kalau suka boleh dong minta bantu dukungan votenya.
Yang mau komen juga silahkan sebisa mungkin bakal aku jawab^^
Love ya.
See ya😘
KAMU SEDANG MEMBACA
I love You, I'm Sorry
Romance"Love you. Kembalilah tidur." Ini masih gelap dan kamu tiba tiba menciumku? Sepertinya ada maksud lain di baliknya.