Pagi ini rumah Sagara terlihat lebih sepi dari sebelumnya. Jenggala baru saja keluar dari kamarnya, perempuan itu akan berangkat ke kampus. Keadaan rumah yang menjadi sepi, setelah kejadian semalam Sagara langsung pergi dan meninggalkan Jenggala sendiri.
Jenggala tidak tidur semalaman ia terus memikirkan perkataan suaminya itu. Banyak sekali pertanyaan yang muncul di kepalanya dan akhirnya ia memutuskan untuk menemui seseorang dan berharap mendapatkan jawaban.
Jenggala berjalan ke arah pintu, baru saja dia ingin membuka pintu itu tiba-tiba Sagara sudah lebih dulu muncul di sana. Keadaannya sangat kacau, ia masih memakai kemeja kantornya dan jas yang berada di tangan kirinya. Tubuh laki-laki itu penuh dengan bau alkohol.
Sagara langsung melewati saja Jenggala tanpa mengatakan apapun. Jenggala sedikit khawatir melihat kondisi suaminya itu. Kenapa ia terlihat sekacau ini? Apa ini semua karena Jenggala?
Perempuan itu mengurungkan niatnya untuk berangkat lebih cepat ke kampus. Ia berjalan ke dapur lalu membuat sarapan untuk suaminya itu. Walaupun hatinya masih sedikit sakit dengan tingkah Sagara tapi ia masih sadar akan tanggung jawabnya sebagai seorang istri.
Sagara baru saja keluar dari kamar mandi. Ia masih menggunakan handuk yang terlilit di bawah perutnya dan satu lagi ia gunakan untuk mengeringkan rambutnya. Perhatian Sagara tertuju pada nampan berisi sarapan dan ada beberapa butir pil di samping itu.
Ia tau semua itu pasti Jenggala pelakunya. Jenggala meletakkan sarapan itu saat Sagara sedang berada di kamar mandi. Segaris senyum tergambar di wajahnya. Istrinya itu sekarang pasti sudah berangkat ke kampus.
"Maafin gue Jenggala" ucap Sagara menatap nampan berisi sarapan itu.
.
.
.
.Jenggala sudah berada di kampusnya. Ia sedang menunggu seseorang di sana. Semua pertanyaan itu akan ia tanyakan pada laki-laki itu.
"Jenggala" panggil Albara.
"Ada apa? Kenapa Lo minta gue untuk dateng ke kampus?" Tanya Albara.
"Maaf kak gue terus-terusan ngerepotin" ucap Jenggala.
"Enggak Jenggala. Lo gak ngerepotin sama sekali. Bukannya memang gue yang minta kalo Lo butuh sesuatu langsung bilang ke gue" jawab Albara.
Bagi Jenggala, Albara adalah solusi sekaligus jalan keluar saat dia sedang menghadapi masalah. Bahkan jauh sebelum dia kenal dengan Sagara, Albara sudah menjadi orang pertama yang akan selalu siap di saat Jenggala butuh.
"Kak, apa Lo pernah denger tentang Greshia?" Tanya Jenggala ia sangat ingin tau tentang perempuan ini.
Wajah tenang Albara tiba-tiba berubah menjadi sedikit tegang. Ia tau dimana maksud perempuan ini. Semua hal yang Jenggala ingin tau pasti sangat berhubungan erat dengan Sagara.
"Iya gue tau" jawab Albara.
"Dia itu dulunya mantan kekasih Sagara. Tapi sekarang dia udah gak ada di dunia lagi" ucap Albara.
"Kak banyak banget pertanyaan tentang Greshia yang pengen gue tanyain" Jenggala mulai menceritakan keluh kesahnya.
"Siapa dia? Apa hubungan mereka? Kenapa Sagara nutupin ini semua? Banyak banget pertanyaan yang ada di otak gue" Jenggala berharap laki-laki itu siap menjawab segalanya.
"Sebelum Lo tanya tentang Greshia biar gue ceritain dikit tentang perempuan itu" ucap Albara menenangkan Jenggala.
Jenggala lalu mengangguk.
"Greshia dan bang Gara udah menjalin hubungan bertahun-tahun. Yang gue tau Greshia itu tinggal dengan ibu dan adiknya yang bernama Laras. Dia bekerja di satu kantor hukum. Sagara sering anter jemput dia kerja. Hubungan mereka juga memang sudah masuk fase serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
JENGGALA & SAGARA (Perjodohan)
RomanceJenggala Khaandra Trauma nya akan dunia pernikahan sudah ia rasakan sejak kecil. membuat dirinya sangat membenci kata pernikahan. ia bahkan pernah bersumpah tidak akan menikah atau percaya pada laki-laki manapun. Namun siapa sangka takdir mempertemu...