Sagara dan Jenggala langsung berangkat ke rumah sakit saat mendengar kondisi Serena. Pikiran Sagara benar-benar kacau saat Tyas memberi kabar bahwa neneknya tiba-tiba saja di larikan ke rumah sakit karena kondisinya yang memburuk.
Sesampainya di rumah sakit, Sagara dan Jenggala langsung mencari Tyas dan Jaegar.
"Ayah bunda" panggil Sagara.
Laki-laki itu bahkan belum bisa bernafas dengan benar. Tapi tangannya masih terus setia menggenggam tangan istrinya.
Jenggala melepaskan tangannya dari genggaman Sagara. Ia lalu memeluk tubuh Tyas. Wajah mertuanya itu sudah di basahi oleh air mata.
Albara yang terus berdiri dan melihat ke dalam ruangan tempat Serena di berikan penanganan.
Jaegar yang berdiri di samping istrinya takut jika perempuan itu tiba-tiba kehilangan seluruh kekuatannya. Padahal sebagai anak laki-laki pertama Jaegar juga berusaha menguatkan dirinya melihat kondisi Serena.
Sedangkan Marcel laki-laki itu duduk di kursi sambil terus menunduk ke bawah. Berusaha menyembunyikan beberapa butir air mata yang lolos keluar begitu saja.
"Kenapa nenek bisa tiba-tiba seperti ini ayah?" Tanya Sagara.
"Kami juga belum tau pasti penyebabnya" jawab Jaegar.
"Ayah sedang berada di kantor dan tiba-tiba saja mendapatkan kabar bahwa nenek sudah berada di rumah sakit" jawab Jaegar.
"Lalu kakek? Apa dia tau apa yang terjadi?" Tanya Sagara.
Jaegar hanya menggeleng pelan.
"Kakek mu sedang tidak ada di rumah. Dan nenekmu memintanya untuk pulang. Namun saat sampai di rumah nenek sudah tidak sadarkan diri" terang Tyas yang akhirnya ikut bersuara.
Sagara yang mendengar penjelasan ibunya itu lalu berjalan menghampiri Marcel. Ia memeluk tubuh pria tua itu dan mencoba menyalurkan semua kekuatan yang masih tersisa.
"Nenek pasti akan baik-baik saja" ucap Sagara.
Jenggala yang melihat itu lalu mengalihkan pandangannya pada Albara. Laki-laki itu berdiri sambil terus menggenggam sebuah kalung bertanda salib.
Ia terlihat paling tenang namun hati dan pikirannya tidak berhenti meminta dan memohon pada-Nya.
Tak lama kemudian seorang dokter keluar dari ruangan Serena.
"Bagaimana kondisi ibu saya?" Tanya Jaegar.
"Kondisi pasien masih memburuk. Namun untuk saat ini ia sudah bisa di jenguk secara bergantian. Sedari tadi ia selalu memanggil nama keluarganya. Kami akan memberikan kesempatan untuk anggota keluarga menemui Pasien secara bergantian" ucap dokter.
"Terima kasih dok" ucap Jaegar.
Semua orang ingin sekali masuk saat itu juga tapi ia tau bahwa orang yang paling berhak masuk pertama adalah Marcel.
Laki-laki itu lalu masuk ke dalam ruangan itu. Seluruh tubuhnya terasa mengambang saat melihat istrinya terbaring tak berdaya di sana.
Marcel duduk di samping Serena. ia menggenggam tangan istrinya itu dan menciumnya.
"Maafkan aku..." Ucap Marcel.
"Maaf Serena" ucapnya dengan air mata.
"Seharusnya ini tidak terjadi. Kenapa kau harus pergi menemui nya.." ucapan Marcel tertahan saat ia tak bisa lagi membendung air matanya.
Namun sayangnya semua ucapan itu tidak terbalas oleh Serena. Perempuan itu bahkan tidak membuka matanya.
Hal itu membuat Marcel menangis tersedu-sedu. Entah hal apa yang ia begitu sesali sampai terasa sesak di dadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JENGGALA & SAGARA (Perjodohan)
RomanceJenggala Khaandra Trauma nya akan dunia pernikahan sudah ia rasakan sejak kecil. membuat dirinya sangat membenci kata pernikahan. ia bahkan pernah bersumpah tidak akan menikah atau percaya pada laki-laki manapun. Namun siapa sangka takdir mempertemu...