part 39

10.9K 386 43
                                    

Sagara masih mencium bibir Jenggala dengan lembut. Perasaan rindu di antara mereka yang sudah tertahan akhirnya bisa terlepas juga.

Jenggala menikmati ciuman Sagara itu. Selayaknya seorang ibu hamil ia juga merasakan rindu akan sentuhan suaminya. Dan mulai saat ini ia tidak perlu menahan rindunya lagi.

Ekhemm...

Tyas bukan ingin mengganggu kemesraan yang terjadi di hadapannya hanya saja ia rasa mereka perlu waktu berdua saja.

Jenggala mendorong pelan tubuh Sagara dan akhirnya pria itu melepaskan ciumannya. Pipi Jenggala sudah memerah karena ulah Sagara.

"Maaf tapi bunda rasa kalian perlu waktu berdua" ucap Tyas.

"Seharusnya kami yang minta maaf bunda" ucap Sagara.

Tyas hanya tersenyum. Ia berjalan ke arah keduanya dan memeluk mereka dengan hangat.

"Teruslah bersama sayang. Jangan ada lagi kata perpisahan diantara kalian. Saat ini setengah bagian dari kehidupan kalian masing-masing akan segera hadir dalam dunia kalian" ucap Tyas.

"Setiap rumah tangga pasti akan ada masalah. Tapi jangan buat masalah itu sebagai kekurangan di antara kalian. Selesaikan secara baik-baik dan mulailah saling terbuka akan sangat membantu dalam menjaga keharmonisan rumah tangga" Tyas melepaskan pelukannya.

Perempuan itu menatap Jenggala dengan penuh cinta. Ia mencium puncak kepala Jenggala.

"Menjadi seorang ibu adalah kesempatan paling mulia dalam hidup seorang wanita. Dan bunda ucapkan selamat untuk itu" Tyas mengusap rambut Jenggala.

"Dan bunda ucapkan juga terima kasih untuk mu sayang. Kau akan menghadirkan seorang malaikat kecil di keluarga kami ini. Terimakasih banyak untuk itu" ucap Tyas dengan tulus.

Jenggala tersenyum mendengar ucapan Tyas. Ia lalu memeluk tubuh mertuanya itu. Mungkin jika ibunya masih ada ia akan melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan Tyas.

Sagara yang melihat itu akhirnya ikut memeluk tubuh ibunya. Ia sangat beruntung memiliki ibu seperti Tyas. Yang selalu ada kapan pun ia membutuhkannya.

"Apa kalian akan terus berpelukan?" Tanya Jaegar yang berdiri di depan pintu.

Mereka lalu melepaskan pelukannya dan melihat Jaegar di sana. Laki-laki itu lalu masuk ke sana.

"Ayah bagaimana keadaan di bawah?" Tanya Sagara.

"Iya dimana perempuan tidak tau malu itu?" Tanya Tyas.

"Albara membawanya ke rumah sakit. Dan ia sudah memberikan kabar pada orang tua gadis itu" ucap Jaegar.

"Bagaimana jika dia di bawa pergi oleh ibunya?" Tanya Tyas.

"Tidak mungkin. Ayah meminta beberapa pengawal untuk berjaga di sana" ucap Jaegar.

"Aku sangat bersyukur akhirnya ayah menyadari bahwa perempuan itu memang gila" ucap Tyas.

Jaegar lalu mengangguk mendengar ucapan istrinya itu. Jaegar melihat ke arah Jenggala.

"Jenggala " panggil Jaegar.

"Iya ayah" jawab Jenggala.

"Apa kau masih berpikir untuk bercerai dari Sagara?" Tanya Jaegar.

Jenggala terdiam dan menoleh ke arah Sagara.

"Tidak ayah" jawab Jenggala.

"Baguslah jika begitu " ucap Jaegar.

"Tolong jaga cucu ayah baik-baik ya" ucap Jaegar.

Jenggala mengangguk dengan senyumannya.

"Dia juga cucu ku" ucap Tyas tak terima.

JENGGALA & SAGARA (Perjodohan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang