part 24

10K 264 22
                                    

Jenggala dan Albara baru saja keluar dari ruang meeting. Selama meeting berlangsung Sagara tidak bisa mengalihkan pandangannya dari Jenggala.

Bagaimana tidak istrinya itu terlihat lebih cantik dengan pakaian kerjanya.
Belum lagi Jenggala yang duduk di sebelah Albara membuat Sagara tidak ingin mengalihkan pandangannya sedikit pun.

"Jenggala tolong bantu gue urus berkas-berkas yang tadi" ucap Albara.

"Oh iya kak" jawab Jenggala.

"Nanti gue kirim file nya Lo tinggal periksa aja" ucap Albara.

Jenggala mengangguk semangat.

"Apa ada lagi yang bisa di bantu?" Tanya Jenggala.

"Enggak. Cukup itu aja sisanya biar di urus yang lain" ucap Albara.

"Lo pulang bareng siapa?" Tanya Albara sambil melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya.

"Mau gue anter?" Tanya nya.

"Ah gak usah kak" Jenggala langsung menolak.

"Lo pulang bareng Bang Gara?" Tanya Albara.

"Iya dia pulang bareng gue. Kenapa?" Jawab Sagara dari belakang mereka.

Pria itu sudah sejak tadi berdiri di sana memperhatikan istrinya yang sedang mengobrol dengan adiknya itu.

"Jenggala ayok pulang" Sagara hendak menggandeng tangan Jenggala.

Perempuan itu justru menarik tangannya. Ia masih takut jika ada pegawai lain yang melihat mereka.

Sagara lalu berjalan ke arah Jenggala. Ia menarik pinggang istrinya itu agar mendekat padanya.

"Lo gak mau pulang?" Tanya Sagara pada Jenggala.

"Iya gue pulang. Lo duluan aja ke mobil nanti gue nyusul" ucap Jenggala.

"Bareng gak ada penolakan" ucap Sagara.

Sagara langsung menggandeng tangan Jenggala dan mengajaknya pergi. Sedangkan Albara ia masih berada di sana melihat suami istri itu pergi.

Lagi dan lagi Albara selalu di sadarkan oleh takdir bahwa Jenggala bukan miliknya.

.
.
.
.

Di mobil Sagara terus melirik ke arah Jenggala. Perempuan itu hanya terdiam. Tidak seperti saat ia bersama dengan Albara, ia lebih banyak bicara dan tersenyum.

Tangan Sagara bergerak menggenggam tangan istrinya itu. Jenggala hanya menoleh melihat tangannya yang telah di genggam Sagara.

"Mau makan di luar?" Tanya Sagara.

"Gue enggak laper" jawab Jenggala.

"Lo bahkan gak sarapan? Gak mungkin kalo gak laper" ucap Sagara.

"Gue tadi makan di kantor" ucap Jenggala.

"Bareng Albara?" Tanyanya.

Jenggala hanya terdiam.

"Kenapa gak ngajak gue?" Tanyanya lagi.

"Besok lagi kalo mau makan ajak suami bukan orang lain" ucapnya ketus.

Jenggala hanya terdiam tanpa menjawab ucapan Sagara barusan.

"Ngerti Jenggala?" Tanya Sagara.

"Gue gak mau jadi bahan gosip" jawab Jenggala.

"Maksudnya?" Tanya Sagara.

"Gue karyawan magang, bakal jadi sasaran empuk untuk pegawai lain nyebarin berita miring kalo gue makan bareng CEO perusahaan" ucap Jenggala.

"Kalo gitu kita sebarin status kita yang asli" ucap Sagara enteng.

JENGGALA & SAGARA (Perjodohan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang