[Qaizz_ POV]
Pukul 06.56
Director of Product Operations Office
🔖Fey berjalan mendahului Gerald menuju kantor, meninggalkan atasannya sendirian jauh di belakang, tak menyapa siapapun sepanjang jalan seperti biasanya.
Kalau saja hari ini ia tak menguping pembicaraan Gerald dengan ayahnya, sampai berapa lama Gerald akan menyembunyikan berita penting ini untuk Fey.
Hatinya tak terima, bisa-bisanya Gerald tak memberi tahu masalah mutasi ini padanya. Backstreet saja sudah sulit, dengan menambah jarak diantara keduanya, akan membuat Fey makin merasa kehilangan waktu bersama.
Hambatan mereka memang tak besar, tapi sedikit demi sedikit, kurangnya waktu untuk bercumbu membuat Fey tak bisa menahan emosi. Tak ada yang Fey tuntut dari Gerald selain waktu. Dan selama ini Gerald sudah berusaha semaksimal mungkin untuk memenuhi hal itu.
Bahasa cinta Fey adalah sentuhan, tak memeluk Geraldnya sehari saja membuat dia kelabakan. Ia ingat bagaimana mereka harus berpisah selama 7 hari di hari libur besar karena Fey harus pulang ke rumah kakek dan neneknya di luar pulau. Terus mengeluh melalui video call bagaimana Fey tak kuat menahan rindu untuk segera bertemu.
Bagaimana ia harus bertahan jauh menjalani hubungan dengan Gerry-nya jika ia benar-benar dimutasi. Fey tak terima. Setidaknya sekarang sebelum Gerald memberi kejelasan.
****
Marko duduk santai dikursinya. Sambil menyiapkan ipad untuk mencatat briefingan. Hingga suara hentakan pintu mengagetkan kondisinya yang tenang dan damai pagi ini.
.
."Anjing..!!!!"
"Kalem Feyyy.."Marko kaget akan kedatangan Fey yang tak seperti biasanya, dia membuka pintu dengan kasar, masuk ke dalam kantor Gerald dengan wajah yang merah.
Fey menaruh tas di atas meja kekasihnya dengan cepat, dan kembali pada meja Marko.
"Lo tau dari kapan ? Hah ?" Fey bertanya pada Marko seperti Polisi yang bertanya pada seorang tersangka. Menggebrak meja dengan posisi yang menghakimi.
"A-apaan ? Tau apaan ?" Tanya Marko bingung. Mengangkat kedua tangannya seperti ditodong oleh sebuah pistol.
Gerald baru saja tiba, masuk melihat kekasihnya sedang marah, ia memegang bahunya meminta Fey untuk tenang.
"Sayang. Shhh. Tenang" bisiknya.
"Soal mutasi..!!!" Ujar Fey lagi. Tak menggubris Gerald sama sekali.
Marko sontak kaget, menggigit bibir atasnya, bungkam. Menatap ke arah Gerald dan Fey secara bergantian.
"Eeuuu— Ger." Marko terlihat takut untuk menjawab.
"Udah sayang. Nanti kita obrolin abis apel ya..." Gerald berbisik kembali takut jika ada orang di depan pintu kantor mereka mendengar. Ataupun melihat dari balik jendela luar.
"Lepas..." Fey menangkis tangan Gerald dikedua bahunya. Berbalik menuju meja kerja. Bersiap mengambil catatan dan menyalakan PC.
Gerald yang tak bisa berbuat apa-apa hanya bisa pasrah. Masuk ke dalam kantor bersiap untuk apel pagi. Fey sering merajuk. Namun tidak sampai emosi seperti kali ini. Hampir tak pernah ada yang mereka ributkan selain soal waktu. Ia hanya bisa memberi ruang pada kekasihnya untuk tenang terlebih dahulu.
Lagipula, benar ini salahnya. Tak seharusnya Gerald menunda kabar mutasi ini pada Fey.
"Fey.. gue..." Marko mencoba menjelaskan. Ia menghampiri meja Fey dengan tatapan bersalah.
![](https://img.wattpad.com/cover/348728061-288-k504310.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MY ASSISTANT
FanfictionSequel MYBOSS Fernand seorang assisten manja yang senang membuat Gerald kewalahan menjalani hari-harinya sebagai seorang Direktur Main Cast Gemini Norawit as Geraldy Fourth Nattawat as Fernanda Disclaimer 🗝️ BxB AU 🗝️ fanFiksi 100% 🗝️ Drama, Rom...