32. Hello, Pacar!

3.6K 149 6
                                    

Setelah pengakuan yang sukses oleh Alva itu, maka dimulailah masa-masa backstreet mereka. Sebenarnya, Alya bukannya enggan memberitahu publik tentang dia yang pacaran dengan Alva, namun gadis itu hanya ingin menunda hingga hubungan mereka sudah bisa dianggap stabil.

[Alya, kita udah resmi jadian kan?]

Ketik Alva di malam harinya ketika berkirim pesan dengan kekasih barunya itu.

My Baby Girl
[Iya, kenapa? Kamu nyesal?]

Alva yang membaca pesan Alya itupun kaget dan buru-buru membalas.

[Ya nggaklah. Kamu gak nyesal kan terima aku? Pokoknya aku gak bakal izinkan kamu putus dari aku apapun alasannya.]

Alya di ujung telpon yang lain memutar bola matanya. Geli juga dengan perubahan total sifal Alva setelah mereka jadian tadi siang. Siapa sangka Alva yang biasanya dingin dan cuek sekarang berubah manja saat bersamanya.

Alya
[Gak lah. Hari ini adalah hari pertama kita jadian. Aku cuma mau bilang kalau aku gak terima kebohongan apapun dalam hubungan kita. Juga, kalau nanti kedepannya kita muncul masalah, yang utama adalah komunikasi, gak ada istilahnya kita diam-diaman. Udah itu aja dari aku. Apa kamu punya hal-hal yang perlu diperhatikan?]

Alva berpikir sejenak, namun alih-alih membalas Alya, Alva malah menekan panggilan video.

"Aku cuma punya satu permintaan. Jangan tinggalin aku, kalau ada sifat atau kelakuan aku yang gak kamu suka, kasih tau aku secara langsung. Jangan cuekin aku." Ujar Alva kala melihat wajah cantik Alya yang polos tanpa riasan.

"Hello, pacar," sela Alya memanggil Alya nakal sambil menatap Alva dengan pandangan menggoda.

Alva yang digoda Alya sontak tersipu. Telinga, pipi, hingga lehernya pun memerah.

Alya yang melihat tingkah Alva sontak tertawa. Senang karena berhasil menggoda Alva. Rasanya asyik juga menjalin hubungan dengan laki-laki yang lebih muda darinya, sesuatu yang belum pernah Alya lakukan sebelumnya.

"Kamu tenang aja, aku gak akan pergi asalkan kamu gak lakuin hal-hal yang aku benci. Begitupula aku, aku akan berusaha menjadi yang terbaik untuk kamu," ujar Alya serius.

Alva yang mendapat jawaban Alya lekas tersenyum. Asalkan Alya setuju untuk bersamanya hingga nanti, maka dia akan melakukan apa saja yang Alya mau.

"Sayang, besok mau naik gunung gak?" Tanya Alva dengan suara rendah dan sorot mata dalam, ada makna tersembunyi di balik mata tajam itu.

Sekarang giliran Alya yang tersipu kala mendengar nama panggilan Alva untuknya. Semburat merah naik ke pipi gadis cantik itu hingga membuat Alva terkekeh dan Alya seketika menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangan kecilnya.

"Udah ah Al. Aku mau tidur. Sampai jumpa besok. Jam 4 kamu udah jemput aku, aku mau liat sunrise. Good night," ucap Alya dan buru-buru mematikan sambungan video mereka tanpa menunggu jawaban Alva.

"Yang.." Alva tidak sempat mengucapkan selamat malam karena layar ponselnya sudah berubah hitam. Cowok itu sontak tertawa terbahak-bahak hingga berguling-guling di atas kasur king size nya. Dia merasa sangat puas setelah berhasil membuat sang kekasih tersipu karenanya.

Rasa bahagia membuncah di hati kedua sejoli yang dimabuk asmara itu. Rasa yang diisi kasih sayang dan cinta untuk sang kekasih. Malam itu, bulan dan bintang menjadi saksi dua kekasih yang sama-sama merasa bahagia karena telah menemukan tambatan hati.

(Don't forget to vote and comment guys🖤🖤)







Alya (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang