Alya (END)

40. Caught You!

[Ay, hasil ujian aku udah keluar. Nilai aku sempurna dan jadi yang pertama di seluruh sekolah😎]

Seulas senyum terbit di wajah tampan Alva tatkala mengabari sang kekasih mengenai pencapaiannya yang beberapa menit lalu diumumkan oleh pak Hamdan.

Baby Girl
[Really Al? Congratulation!🎉🥰]
[I am happy for you!]

Mendapat balasan antusias dari sang kekasih, Alva yang biasanya selalu cuek dengan nilai tiba-tiba menjadi bersemangat.

[Aku boleh minta 2 things as gift?]

Baby Girl
[Boleh. Mau apa?]

Kesempatan! Batin Alva

[Call me babe?]

Beberapa menit kemudian Alya tidak kunjung membalas, membuat Alva merasa ragu apakah permintaannya terlalu banyak. Menahan kekecewaannya, Alva berniat mundur, tidak ingin membuat Alya kesal.

Namun, belum sempat mengetik balasan, sebuah pesan dari Alya terlebih dahulu datang.

Baby Girl

[Kamu dengernya pakai earphone ya]

Melihat instruksi Alya, Alva pun lekas mengambil earphone wireless nya dan memakainya. Saat tombol play diputar, sebuah suara menggetarkan hati terdengar.

Baby~

Ucap Alya lembut dengan akhir yang sengaja dipanjangkan membuatnya terdengar genit.

Mendengar suara sang gadis kesayangan itu, rasa bahagia seakan meledak memenuhi otak dan turun ke jantung, manifestasinya adalah Alva terkikik bahagia hingga seluruh tubuhnya bergetar.

"Al, are you okay? Lo gak gila kan?" Tanya Melvin prihatin.

Ditanyai oleh sahabatnya, alih-alih marah, Alva justru menunjukkan seringai yang seharusnya mustahil muncul di wajah kulkas es batu milik Alva.

Tingkah Alva membuat Melvin bergidik ngeri dan pindah ke bangku depan untuk menghindari Alva yang sangat tidak biasa itu.

Dianggap aneh oleh Melvin, Alva justru tidak peduli dan lanjut berkomunikasi dengan Alya.

[I am really happy babe❤️❤️❤️😍😍🥰🥰🥰🥰🙆🙆🙆🙆😻😻😻💖💖💖]

Baby Girl
[❤️❤️]
[So what's next?]

[Boleh liburan bareng? We have 3 weeks for semester holiday]

Baby Girl
[Boleh. Tapi ajak Alka dan yang lain juga ya? Soalnya aneh aja kalau cuma kita berdua aja yang pergi, nanti yang lain curiga]

Alva merasa frustasi membayangkan liburan romantis yang dibayangkannya berubah menjadi tur dikelilingi bola lampu milik teman-temannya. Namun walau sedih, Alva juga tau kalau saat ini belum saatnya dia menikmati dunia dua orang bersama Alya saja.